2.1.5 Komplikasi Infeksi Menular Seksual
Infeksi menular seksual yang tidak ditangani dapat menyebabkan kemandulan, merusak penglihatan, otak dan hati, menyebabkan kanker leher
rahim, menular pada bayi, rentan terhadap HIV, dan beberapa infeksi menular seksual dapat menyebabkan kematian Dinkes Surabaya, 2009.
Suatu studi epidemologi menggambarkan bahwa pasien dengan infeksi menular seksual lebih rentan terhadap HIV, infeksi menular seksual
diimplikasikan sebagai faktor yang memfasilitasi penyebaran HIV WHO, 2004.
2.1.6 Pencegahan Infeksi Menular Seksual
Pencegahan termasuk pengenalan diagnosis yang cepat dan pengobatan yang efektif terhadap infeksi menular seksual, akan mengurangi kemungkinan
komplikasi pada masing-masing individu dan mencegah infeksi baru di masyarakat Depkes RI, 2006: Dinkes Surabaya, 2009.
Langkah terbaik untuk mencegah infeksi menular seksual Depkes RI, 2006 adalah menghindari kontak langsung dengan cara berikut :
a. Menunda kegiatan seksbagi remaja absttinensia.
b. Menghindari gonta ganti Pasangan dalam berhubungan seksual.
c. Memakai kondom dengan benar dan konsisten.
Selain pencegahan diatas, pencegahan infeksi menular seksual juga dapat dengan mencegah masuknya transfusi darah yang belum diperiksa
kebersihannya dari mikroorganisme penyebab infeksi menular seksual, berhati- hati dalam menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan darah segar,
Universitas Sumatera Utara
mencegah pemakaian alat-alat yang menembus kulit jarum suntik, alat tindik yang tidak steril, dan menjaga kebersihan alat reproduksi sehingga
meminimalisir penularan ICA, 2009: Dinkes Surabaya, 2009.
2.1.7 Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
Penanganan infeksi menular seksual Daili, 2007 secara komprehensif mencakup diagnosa yang tepat, pengobatan yang efektif, pemberian konseling
kepada pasien dalam rangka memberikan K.I.E Komunikasi, informasi, dan edukasi, dan penanganan pasangan seksualnya, konseling adalah suatu proses
yang dapat membantu seseorang untuk mengetahui dan menyelesaikan masalah dengan baik, serta mampu memotivasi individu tersebut untuk merubah
prilakunya. Dalam praktiknya, konseling perlu dibedakan dengan bimbingan , oleh karena itu infeksi menular seksual terdiri dari bermacam-macam penyakit
dengan derajat kesakitan yang berbeda, maka konseling untuk setiap penyakitnya tidak akan sama.
Menurut WHO penanganan pasien infeksi menular seksual terdiri dari dua cara, bisa dengan penanganan berdasarkan kasus case management atau
penanganan berdasarkan sindrom syndrome menegement. Penanganan berdasarkan kasus yang efektif tidak hanya berupa pemberian terapi
antimikroba untuk menyembuhkan dan mengurangi infektifitas mikroba, tetapi juga diberikan perawatan kesehatan reproduksi yang komprehensif. Sedangkan
penanganan berdasarkan sindrom didasarkan pada identifikasi dari sekelompok tanda dan gejala yang konsisten, dan penyediaan pengobatan untuk mikroba
tertentu yang menimbulkan sindrom.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Pengetahuan dan Sikap 2.2.1 Pengetahuan