3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah: 1. Daun sawo
2. Biakan Escherichia coli 3. Biakan Staphylococcus aureus
4. Media Muller Hinton Agar MHA 5. Media Nutrient Agar NA
6. Etanol 7. Metanol
8. Aquades 9. Larutan NaCl 0,9 steril
Oxoid Merck
p.a merck p.a merck
p.a widatra
3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Pembuatan media dan larutan pereaksi
3.3.1.1 Media Muller Hinton Agar MHA
Sebanyak 7,6 g MHA dilarutkan dengan 200 ml aquades, dipanaskan sampai mendidih sambil
diaduk, ditutup dengan kapas dan disterilisasikan di dalam autoklaf pada suhu 121
C dan 15 psi selama 15 menit.
3.3.1.2 Suspensi standar
Mc. Farland
Sebanyak 0,5 ml BaCl
2
1,175 dicampurkan dengan 99,5 ml H
2
SO
4
1 di dalam tabung reaksi , ditutup dengan kapas dan disterilisasikan di dalam autoklaf pada suhu 121
C dan 15 psi selama 15 menit. Setelah ini divortex untuk menghomogenkan larutan.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Sterilisasi alat
Dicuci alat yang akan digunakan sampai bersih, kemudian dikeringkan dan ditutup rapat dengan kapas kemudian dengan kertas. Setelah itu dimasukkan kedalam autoklaf dan ditutup
rapat. Disterilisasikan sampai suhu 121 C tekanan 15 psi selama 15 menit.
3.3.3 Penyediaan sampel
Sampel yang diteliti adalah daun sawo yang segar yang diperoleh dari Tarutung. Daun sawo segar dikering anginkan selama 5-6 hari setelah itu dihaluskan dan dimaserasi menggunakan
pelarut metanol selama 3x24 jam kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator. Dan demikian pada daun sawo juga dimaserasi dengan cara yang sama menggunakan pelarut
etanol dan air.
3.3.4 Pembuatan media padat Nutrient Agar NA
Sebanyak 2 g NA dilarutkan dalam 100 ml aquades. Dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk menggunakan batang pengaduk atau magnetic stirrer kemudian didinginkan. Dibagi
dalam beberapa tabung reaksi sebanyak 5 ml. Ditutup rapat dengan kapas. Disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121
C tekanan 15 psi selama 15 menit. Dibiarkan sampai memadat dalam keadaan miring.
3.3.5 Penyediaan stok bakteri E.coli dan S.aureus
Satu ose biakan E.coli dan S.aureus masing-masing digoreskan dalam media pertumbuhan NA secara aseptis. Diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 35
C selama 1 hari.
Universitas Sumatera Utara
3.3.6 Pengenceran bakteri E.coli dan S.aureus
Disediakan 10 ml NaCl 0,9 steril masing-masing dalam tabung reaksi. Disuspensikan masing-masing bakteri dengan menggunakan jarum ose dari biakan bakteri ke dalam NaCl
0,9 steril sampai kekeruhannya sama dengan suspensi Mc. Farland, maka konsentrasi bakteri adalah 10
8
koloniml.
3.3.7 Pengujian aktivitas antibakteri
Uji aktivitas bakteri dilakukan secara aseptik dengan metode difusi cakram. Biakan bakteri, masing-masing Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus yang telah diencerkan
diinokulasi diatas media MHA. Kemudian dimasukkan blank dish yang telah direndam masing-masing dengan ekstrak metanol, daun sawo dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan
50. Sebagai kontrol pada cawan petri diletakkan blank dish yang telah dibasahi dengan metanol. Kultur bakteri diinkubasi dalam inkubator dengan cara terbalik pada suhu 35
C selama 24 jam. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali pada masing-masing bakteri. Diukur
besarnya aktivitas antibakteri berdasarkan diameter zona bening yang terbentuk disekitar blank dish. Hal yang sama dilakukan pula untuk ekstrak daun sawo yang menggunakan
pelarut air dan etanol
3.3.8 Pengujian aktivitas antibiotik Chloramfenicol 30µg
Pengujian aktivitas antibakteri adalah teknik untuk mengukur berapa besar potensi atau konsentrasi suatu senyawa dapat memberikan efek bagi mikroorganisme.
Uji aktivitas antibiotik dilakukan secara aseptik dengan metode difusi cakram. Biakan bakteri masing-masing Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang telah diencerkan
diinokulasi diatas media MHA. Kemudian dimasukkan blank dish yang telah direndam antibiotik Chloramfenicol 30µg diatas permukaan kultur bakteri di dalam cawan petri
tersebut. Kultur bakteri diinkubasi dalam inkubator dengan cara terbalik pada suhu 35 C
selama 24 jam. Diukur besarnya aktivitas antibiotik dari besar diameter zona bening yang terbentuk disekitar blank dish.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Skema Penelitian 3.4.1 Pembuatan media padat Nutrien Agar NA
2 g Nutrien Agar Dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer
Dilarutkan dengan 100 ml aquades Dipanaskan diatas hot plate sampai mendidih sambil diaduk
Didinginkan Media Nutrien Agar
Dimasukkan sebanyak 5 ml kedalam beberapa tabung reaksi Ditutup dengan kapas
Disterilisasi di dalam autoklaf pada suhu 121 C tekanan 15 psi selama 15
menit Dibiarkan hingga memadat dalam keadaan miring
Hasil
3.4.2. Penyediaan biakan stok bakteri E.coli dan S.aureus
Media Nutrien Agar Digoreskan satu ose bakteri E.coli dan S.aureus
Diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 C selama 1x24 jam
Hasil
Universitas Sumatera Utara
3.4.3 Pengenceran bakteri E.coli dan S.aureus
10 ml NaCl 0,9 steril Dimasukkan bakteri dari stok bakteri secara aseptis dengan menggunakan
jarum ose Disamakan kekeruhannya dengan suspensi standar Mc. Farland
Suspensi bakteri 10
8
koloniml
Universitas Sumatera Utara
3.4.4 Pengujian aktivitas antibakteri dengan ekstrak air daun sawo
Suspensi bakteri E.coli S. aureus Blank dish
Dibasahi dengan ekstrak air daun sawo 10, 20, 30, 40, 50 dan
air sebagai kontrol
Blank dish basah 10
8
koloniml Di inokulasikan
diatas media MHA dalam cawan petri
Media MHA+suspensi bakteri E.coli S aureu
Diletakkan blank dish yang telah dibasahi
ekstrak air daun sawo Diinkubasi secara terbalik pada suhu
35 C selama 24 jam
Diukur diameter zona bening yang terbentuk disekitar blank dish
Hasil
Dengan catatan dilakukan prosedur yang sama untuk pengujian antibakteri ekstrak metanol dan etanol daun sawo.
Universitas Sumatera Utara
Konsentrasi ekstrak vv
Diameter zona bening mm Escherichia coli
Staphylococcus aureus Kontrol
10 1,33
1,00 20
2,16 1,16
30 3,16
2,66 40
4,33 3,00
50 6,33
5,66
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Dari hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak kasar daun Sawo Manilcara zapota, terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus menunjukkan adanya aktivitas
penghambatan pertumbuhan, hal dapat kita lihat dari hasil pengukuran zona bening yang terbentuk yaitu berupa wilayah jernih disekeliling kertas cakram yang mengandung ekstrak
daun sawo. Hasil pengukuran diameter zona bening aktivitas antibakteri ekstrak air daun Sawo terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dapat dilihat pada tabel
4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Rataan diameter zona bening ekstrak air daun Sawo terhadap bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Universitas Sumatera Utara
1
Gambar 4.1
2
Hasil uji aktivitas antibakteri air daun Sawo terhadap bakteri Escherichia
1
coli pada konsentrasi 1. A 10,B 20,C 30,
2. A 40, B 50.
2
Gambar 4.2 Hasil uji aktivitas antibakteri air daun Sawo terhadap bakteri Staphylococcus aureus
pada konsentrasi : 1. a 10,b 20,c 30, 2. A 40, B 50.
Universitas Sumatera Utara
Konsentrasi ekstrak vv
Diameter zona bening mm Escherichia coli
Staphylococcus aureus Kontrol
10 2,00
1,33 20
4,33 3,33
30 5,33
4,66 40
6,66 5,66
50 7,33
7,00
Hasil pengukuran diameter zona bening aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun Sawo terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut ini:
Tabel 4.2 Rataan diameter zona bening ekstrak metanol daun Sawo terhadap
bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
1 2
Gambar 4.3 Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun Sawo terhadap bakteri
Escherichia coli pada konsentrasi:1. A 10, B 20, C 30, 2. A 40, B 50.
Universitas Sumatera Utara
Konsentrasi ekstrak vv
Diameter zona bening mm Escherichia coli
Staphylococcus aureus Kontrol
10 2,16
1,66 20
5,33 3,66
30 5,66
5,00 40
8,00 7,33
50 13,00
10,33
Gambar 4.4
1 2
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun Sawo terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi:1. A 10, B 20, C 30
2. A 40, B 50.
Hasil pengukuran diameter zona bening aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun Sawo terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut ini:
Tabel 4.3 Rataan diameter zona bening ekstrak etanol daun Sawo terhadap
bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Universitas Sumatera Utara
1 2
Gambar 4.5
Gambar 4.6
1
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun Sawo terhadap bakteri Escherichia coli pada konsentrasi: 1. A 10, B 20, C 30
2. A 40, B 50.
2
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun Sawo terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi: 1. A 10,B 20,C 30,
2. A 40, B 50
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pembahasan