Metabolit sekunder tanaman sawo Flavonoida

Ordo Famili Genus Spesies : Ericates : Sapotaceae : Manilkara atau Achras : Manilkara zapota atau Achras zapota Dalimartha, S, 2006

2.1.1 Metabolit sekunder tanaman sawo

Pada saat sekarang kimia bahan alam terutama tertuju pada pembentukan struktur dan sifat- sifat metabolit sekunder. Pada hakekatnya tidak ada perbedaan yang tajam antara metabolit biokimia primer dengan metabolit sekunder. Karakteristik utama fungsi metabolit sekunder pada dasarnya tidak diketahui. Ia didefenisikan tidak hanya sekedar sebagai hasil yang tak berguna waste product; tetapi juga sangat sedikit diketahui sifat-sifat metabolit sekunder. Produksi metabolit sekunder berkaitan dengan beberapa faktor luar, seperti replikasi pertumbuhan, pembungaan, musim, suhu, habitat, panjangnya siang hari, dan sebagainya. Sebagai contoh daun tumbuhan oak muda mengandung sedikit tanin namun konsentrasi naik selama musim panas dan mencapai maksimum pada musim gugur. Hal ini memeberi kesan bahwa tanaman seperti oak, membentuk tanin dalam jumlah yang besar untuk menahan serangan terhadap berbagai jenis binatang. Kita dapat mendifinisikan metabolit sekunder sebagai bahan kimia non-nutrisi yang mengontrol spesies biologi dalam lingkungan, atau dengan perkataan lain metabolit sekunder memainkan peranan penting dalam koeksistensi dan koevolusi spesies. Sastrohamidjojo, 1996 Menurut Dalimartha 2006bBerdasarkan penelitian, daun dan batang sawo ternyata mengandung flavonoida. Disamping itu daunnya juga mengandung saponin dan batangnya juga mengandung tanin. Dalimartha, S, 2006

2.1.2 Flavonoida

Tidak ada benda yang begitu menyolok seperti flavonoid yang memberikan kontribusi keindahan dan kesemarakan pada bunga dan buah-buahan di alam. Flavin memberikan warna kuning atau jingga, antosianin memberikan warna merah, ungu, atau biru, yaitu semua warna yang terdapat pada pelangi kecuali warna hijau. Secara biologis flavonoid memainkan peranan penting dalam kaitan penyerbukan pada tanaman oleh serangga. Universitas Sumatera Utara Sejumlah flavonoid mempunyai rasa pahit hingga dapat bersifat menolak sejenis ulat tertentu. Senyawa flavonoid adalah senyawa yang mengandung C 15 terdiri atas dua inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Sastrohamidjojo, 1996 Gambar 2.2 Struktur Flavonoida

2.1.3 Saponin

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Gendong Dari Beberapa Penjual Jamu Gendong

4 120 85

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Fraksi Kulit Buah Sawo Manila (Manilkara Zapota (L.) P. Royen) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

24 77 88

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Fraksi Kulit Buah Sawo Manila (Manilkara Zapota (L.) P. Royen) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

0 1 15

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Fraksi Kulit Buah Sawo Manila (Manilkara Zapota (L.) P. Royen) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

0 0 2

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Fraksi Kulit Buah Sawo Manila (Manilkara Zapota (L.) P. Royen) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

0 0 6

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Fraksi Kulit Buah Sawo Manila (Manilkara Zapota (L.) P. Royen) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

1 9 12

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Fraksi Kulit Buah Sawo Manila (Manilkara Zapota (L.) P. Royen) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

0 3 3

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Fraksi Kulit Buah Sawo Manila (Manilkara Zapota (L.) P. Royen) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

0 0 27

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sawo ( Manilkara zapota) - Uji Antibakteri Daun Sawo (Manilkara zapota) Terhadap Bakteri Eschericia Coli, dan Staphylococcus Aureus

0 0 15

Uji Antibakteri Daun Sawo (Manilkara zapota) Terhadap Bakteri Eschericia Coli, dan Staphylococcus Aureus

1 1 10