DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PERNYATAAN
PENGHARGAAN ABSTRAK
ABSTRACT DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
ii iii
iv v
vi vii
ix
x
BAB 1 PENDAHULUAN1 1.1
Latar Belakang
1 1.2
Permasalahan 2
1.3 Pembatasan
Masalah 2
1.4 Tujuan
Penelitian 2
1.5 Manfaat
Penelitian 3
1.6 Lokasi
Penelitian 3
1.7 Metodologi
Penelitian 3
BAB 2
Tinjauan Pustaka
5 2.1 Tanaman sawo
Manilkara zapota 5 2.1.1. Metabolit sekunder tanaman sawo
6 2.1.2
Flavonoida 6
2.1.3 Saponin
7 2.1.4
Tanin 8 2.1.5
Manfaat sawo 8
2.2 Bakteri 10
2.2.1 Bakteri gram negatif dan gram positif 11
2.2.2 Bakteri Escherichia coli 12
2.2.3 Bakteri Staphylococcus aureus 13
2.3 Antibakteri 14
2.4 Media 14
2.5 Sterilisasi
15 2.6 Pengujian aktivitas antibakteri
18 BAB 3 Bahan dan Metode Penelitian
20 3.1
Alat-alat 20
3.2 Bahan 21
3.3 Prosedur
Penelitian 21 3.3.1 Pembuatan media dan larutan pereaksi
21 3.3.1.1 Media Muller Hinton Agar MHA
21 3.3.1.2. Suspensi standar mc. Farland
21 3.3.2
Sterilisasi 22
3.3.3 Penyediaan
sampel 22
3.3.4 Pembuatan media padat Nutrien Agar NA 22
3.3.5 Penyediaan stok bakteri E.coli dan S. aureus 22
3.3.6 Pengenceran bakteri E.coli dan S.aureus 23
3.3.7 Pengujian aktivitas antibakteri 23
3.4 Skema
Penelitian 24
Universitas Sumatera Utara
3.4.1 Pembuatan media padat Nutrien Agar NA 24
3.4.2 Penyediaan biakan stok bakteri E.coli dan S.aureus 24
3.4.3 Pengenceran bakteri E.coli dan S.aureus 25
3.4.4 Pengujian aktivitas antibakteri dengan ekstrak air daun sawo 26
BAB 4
Hasil dan
Pembahasan 27
4.1 Hasil
Penelitian 27
4.2 Pembahasan 32
4.2.1 Ekstrak
air daun
sawo 32 4.2.2
Ekstrak metanol
daun sawo
33 4.2.3
Ekstrak etanol
daun sawo
33 BAB
5 Kesimpulan
dan Saran
37 5.1
Kesimpulan 37 5.2 Saran
37 Daftar Pustaka
38 Lampiran
39
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6 Perbedaan Penyusun Dinding Sel antara Bakteri Gram
11 Positif dan Gram Negatif
Rataan Diameter Zona Bening Ekstrak Air Daun Sawo 25
Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Rataan Diameter Zona Bening Ekstrak Metanol Daun Sawo 27
Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Rataan Diameter Zona Bening Ekstrak Etanol Daun Sawo 28
Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Data Pengamatan Diameter Zona Hambat mm Ekstrak Air 40
Daun Sawo Manilkara zapota terhadap Bakteri Escherichia coli
Data Pengamatan Diameter Zona Hambat mm Ekstrak Air 40
Daun Sawo Manilkara zapota terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
Data Pengamatan Diameter Zona Hambat mm Ekstrak 40
Metanol Daun Sawo Manilkara zapota terhadap Bakteri Escherichia coli
Data Pengamatan Diameter Zona Hambat mm Ekstrak 40
Metanol Daun Sawo Manilkara zapota terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
Data Pengamatan Diameter Zona Hambat mm Ekstrak 41
Etanol Daun Sawo Manilkara zapota terhadap Bakteri Escherichia coli
Data Pengamatan Diameter Zona Hambat mm Ekstrak 41
Etanol Daun Sawo Manilkara zapota terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 2.2
Gambar 2.3 Gambar 2.4
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7 Gambar 4.8
Tanaman Sawo
Manilkara zapota
5 Bentuk-bentuk
Bakteri 7 Sel bakteri
Escherichia coli
7 Sel
Bakteri Staphylococcus
aureus 8
Hasil uji aktivitas antibakteri air daun sawo 10
Terhadap bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 12
10, 20, 30, 40, 50. Hasil uji aktivitas antibakteri air daun sawo
13 Terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi
10, 20, 30, 40, 50. Hasil uji aktivitas antibakteri metanol daun sawo
28 Terhadap bakteri Escherichia coli pada konsentrasi
10, 20, 30, 40, 50. Hasil uji aktivitas antibakteri metanol daun sawo
28 Terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi
10, 20, 30, 40, 50. Hasil uji aktivitas antibakteri etanol daun sawo
29 Terhadap bakteri Escherichia coli pada konsentrasi
10, 20, 30, 40, 50. Hasil uji aktivitas antibakteri etanol daun sawo
30 Terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi
10, 20, 30, 40, 50. Sketsa dinding sel awal bakteri dan setelah terdenaturasi
31 Hasil Uji Antibakteri Pelarut Etanol, Air, dan Etanol
31
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Telah dilakukan uji antibakteri ekstrak daun sawo Manilkara zapota terhadap bakteri Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus dengan menggunakan metode difusi
cakram. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak daun sawo memiliki aktivitas sebagai anti bakteri. Ekstrak air, metanol danl etanol, daun sawo menunjukkan aktivitas pada
konsentrasi 10 terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dengan diameter hambatan masing-masing sebesar 1,33 mm dan 1,00 mm untuk esktrak air; 2,00
mm dan 1,33 mm untuk ekstrak metanol, serta; 2,16 dan 1,66 mm untuk ekstrak etanol. Hal ini disebabkan karena adanya zat antibakteri di dalam daun sawo yaitu senyawa tanin.
Kata kunci: Daun sawo,antibakteri, Escherichia coli, Staphylococcus aureus.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Antibacterial activity of extract sapota leaf Manilkara zapota to Escherichia coli, and Staphylococcus aureus with difussion method has been done. Result showed extract sapota
leaf Manilkara zapota has activity as antibacterial, for water extract, methanol extract, and ethanol extract at concentration of 10 to Escherichia coli and Staphylococcus aureus with
resistance diameter of 1,33 mm, and 1,00 mm each in water extract sapota leaf. For methanol solvent resistance diameter for bacteria Escherichia coli 2,00 mm and 1,33 mm for
bacteria Staphylococcus aureus. While in the ethanol solvent resistance diameter for bacteria Escherichia coli 2,16 mm and 1,66 mm for bacteria Staphylococcus aureus.This is caused
due to antibacterial substance contained in the leaves of the sapota leaf tannin compounds.
Keyword: Sapota leaf, antibacterial, Escherichia coli, Staphylococcus aureus.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki ribuan tumbuhan yang tersebar di berbagai daerah, dimana keaneka ragaman hayati yang ada tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat
modern dan tradisional. Masyarakat Indonesia telah mengenal dan memakai obat tradisional sejak dahulu kala untuk mengobati berbagai macam penyakit. Sekarang ini dengan semakin
mahalnya harga obat modern dipasaran merupakan salah satu alasan untuk menggali kembali penggunaan obat tradisional. Noor, M Susan, dkk, 2006
Sesungguhnya banyak kegiatan ibu-ibu petani di pedesaan dan ibu-ibu rumah tangga dimana pun mereka berada terutama yang halaman atau pekarangan rumahnya masih belum
dimanfaatkan untuk dijadikan sarana peningkatan kesehatan dan pendapatannya. Karena nilai-nilai tanaman yang dibudidayakan dilahan-lahan pekarangan atau kebun khusus yang
dikelola para ibu rumah tangga adalah demikian besar
bagi pengobatan, sehingga merupakan produk yang banyak diperlukan baik oleh apotik, industri obat-obat tradisional
dan lain-lain dan juga memiliki nilai ekspor. Kartasapoetra, 1992
Banyak jenis tanaman yang dapat tumbuh di Indonesia yang sebagian besar dapat digunakan sebagai sumber bahan obat alam dan telah banyak digunakan oleh masyarakat
secara turun temurun untuk keperluan pengobatan guna mengatasi masalah kesehatan. Obat tradisional tersebut perlu diteliti dan dikembangkan sehingga dapat bermanfaat secara
optimal untuk peningkatan kesehatan masyarakat. Tjokronegoro dan Baziad, 1992
Berdasarkan penelitian daun, dan batang sawo ternyata mengandung flavonoida. Disamping itu daun juga mengandung saponin dan batangnya juga mengandung tanin, zat
inilah yang mengambil peranan penting dalam menyembuhkan berbagai penyakit tersebut diare, radang mulut, batu ginjal. Getah buah dan daun A.zapota berkasiat sebagai obat
mencret disamping itu getahnya dapat digunakan untuk campuran gula-gula. Air seduhan daun sawo yang sudah agak tua atau semacam teh
demam, diare dan disentri. Anonim, 2011. diminum untuk mengobati batuk,
Universitas Sumatera Utara
Polifenol alami merupakan metabolit sekunder tanaman tertentu, termasuk dalam atau menyusun golongan tanin. Tanin adalah senyawa fenolik kompleks yang memiliki berat
molekul 500-3000. Tanin dibagi menjadi dua kelompok atas dasar tipe struktur dan aktivitasnya terhadap senyawa hidrolitik terutama asam, tanin terkondensasi condensed
tannin dan tanin yang dapat dihidrolisis hyrolyzable tannin Polifenol memiliki spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu pelarut yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh
gugus hidroksil pada senyawa tersebut yang dimiliki berbeda jumlah dan posisinya. Dengan demikian, ekstraksi menggunakan berbagai pelarut akan menghasilkan komponen polifenol
yang berbeda pula. Sifat antibakteri yang dimiliki oleh setiap senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tersebut juga berbeda. Pambayun, Rindit, dkk, 2007
Sesuai dengan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar sifat antibakteri daun sawo terhadap bakteri Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus .
Agar peranan tumbuhan berkhasiat obat dapat ditingkatkan dan dipertanggungjawabkan maka perlu diteliti dengan menggunakan mikroorganisme penyebab penyakit.
1.2 Permasalahan