Perbaikan SDM Kendala Dalam Management Of Change

Sebagai sumber informasi terpercaya sesuai dengan prinsip Lembaga Penyiaran Publik, dalam menyelenggaran siaran RRI berpedoman pada nilai-nilai standar penyiaran : 1. Siaran bersifat independent dan netral 2. Siaran harus memihak pada kebenaran 3. Siaran memberi pemahaman 4. Siaran mengurangi ketidak pastian 5. Siaran berpedoman pada pancasila, UUD 1945 dan kebenaran, serta peraturan yang lainnya. 6. Siaran harus memihak hanya kepada kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia, siaran harus menjaga persatuan, kesatuan dan Kedaulatan NKRI.

e. Perbaikan SDM

Perubahan yang dilakukan RRI merupaka perubahan yang sangat besar, dimana perubahan internal juga sangat diperlukan. Dalam menyesuaikan dengan perubahan RRI melakukan peningkatan Sumber Daya Manusia dari internal RRI sendiri dengan cara internasional, yaitu bekerjasama dengan radio swedia utuk mengadakan pelatihan. Pelatiahan terhadap internal RRI dimaksudkan untuk merubah pola pikir dan memaksimalkan kinerja SDM dalam menyesuaikan diri dengan perubahan yang mereka alami. Pelatihan ini sangat efektif jika meranah kebelakan , ketika RRI menjadi corong pemerintah. Corong pemerintah dengan kata lain RRI dituntut untuk menuruti kenginan pemerintah, hal ini yang meyebabkan banyak internal RRI yang terbiasa untuk disuapi, sedangkan perubahan status menjadi LPP berarti menuntut internal RRI untuk lebih kreatif. upaya yang dilakukan dan tak pernah berhenti secara terus menerus dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan penyiaran, pemasaran, pemberitaan dan ketatausahaan baik di dalam maupun di luar negeri.

f. Kendala Dalam Management Of Change

a Kendala Internal Melakukan sebuah perubahan merupakan tantangan terbesar yang harus dilalui oleh RRI, mengingat RRI telah melalui berbagai masa sebagai radio yang dimanjakan oleh pemerintah. Perubahan yang ingin dilakukan RRI dari radio sebagai corong pemerintah menjadi radio yang melayani kepentingan publik tentunya membutuhkan kerja keras, karena perubahan ini tidak hanya bersifat merubah lembaga tetapi juga merubah kultur kerja. Perubahan pada kultur kerja ini lebih mengarah pada perubahan kultur orang-orang yang bekerja dibawah RRI, jika selama menjadi corong pemerintah para pegawai RRI dimanjakan oleh pemerintah maka perubahan menuntut para pegawai di RRI menjadi lebih kritis sebagai Lembaga Penyiaran Publik dengan mengutamakan kepentingan publik. Masalah yang kemudian timbul adalah dibagian Sumber Daya Manusia dari internal RRI sendiri dimana perubahan secara iternal dianggap belum mampu menggerakan semua orang RRI untuk punya mindset atau pikiran yang sama tentang perubahan itu, hal ini juga agak sulit dikarena bertahun-tahun RRI sudah terbiasa dengan aturan dan dikte dari pemerintah, hal ini membuat RRI tidak perlu untuk kritis. Dengan perubahan yang terjadi mebuat pergolakan dimana tuntutan untuk kritis dan memahami kebutuhan Negara. Direktur Program dan Produksi menyatakan sebagai berikut : “Waktu awal berubah RRI belum mampu menggerakan semua orang RRI untuk punya pikiran yang sama tentang perubahan itu, karena lama dan bertahun-tahun sudah enak, ga pernah kritis, dibimbing, tinggal nurutin pemerintah, nah sekarang di tuntut untuk kritis dan aktif hasil wawancara tanggal 24 desember 2013”. Disinilah kendala internal mulai muncul yaitu bagaimana merubah kultur kerja para pegawai RRI, sehingga RRI dapat menjadi lembaga yang mengedepankan kepentingan publik. Selain itu dari sisi manajemen RRI mengalami beberapa masalah dengan terjadinya pembengkakan biaya operasional, hal ini terlihat pada tahun 2002 RRI memiliki karyawan mencapai 8335 yang tersebar di 56 Cabang, yang tentunya menjadi beban bagi APBN, padahal dengan karyawan yang sebanyak itu belum tentu efektif, ditambah lagi pemeliharaan aset, sedangkan pada era reformasi yang melahirkan konsep desentralisasi dan otonomi daerah menjadi masalah baru bagi RRI dengan tidak mampu bersinergisnya RRI ditingkat pusat dan daerah karena berbeda kepentingan dan orientasi. Menurut Kepala sub.Bagian SDM RRI stasiun Yogyakarta, mengatakan : “Dalam tubuh RRI sudah terjadi pembengkakan, banyak sekali bagian yang kurang efektif dalam mengembangkan RRI. Selain itu pula, pembayaran gaji pegawai yang sangat besar, serta kultur kerja pegawai RRI rata-rata masih membawa warisan masa Soeharto, dimana bekerja hanya mengikuti job desk yang sudah ada dan tidak mengembangkan lebih luas lagi” hasil wawancara tanggal 17 desember 2013. Sebagai stasiun radio nasional milik negara RRI tentunya diharapkan mampu memberikan pendidikan politik yang lebih bagi rakyat dalam era demokrasi saat ini, karena wacana yang muncul dipublik akan semakin cepat dengan adanya komunikasi publik radio. Hal ini merupakan medium yang paling ideal dalam kondisi kritis dengan fleksibilitasnya yang mampu mengudara dengan biaya relatif murah, komunikasi yang dialogis, imajinatif dan memiliki mobilitas yang cukup tinggi. b Eksternal Secara eksternal persaingan dengan media komersil, yang saat ini menjadi konsumsi terlaris yang menjangkau seluruh kalangan masyarakat, membuat RRI harus bekerja ekstra untuk tetap mengibarkan semangat “sekali mengudara tetap mengudara“. Kepala sub bagian SDM RRI stasiun Yogyakarta menyatakan : “Radio Swasta merupakan mitra RRI, bukan pesaing, RRI dan Swasta harus saling melengkapi, Sampai saat ini Pemerintah masih mengharapakn RRI berada dibawah naungan pemerintah, wacana pada tahun 2014 RRI berada di bawah naungan keminfo, UU yang baru RRI bukan LPP tapi di bawah Keminfo, ini merupakan ancaman juga bagi RRI”. hasil wawancara tanggal 17 desember 2013. Media swasta memalui sudut pandangan dari RRI bukanlah saingan dan bukan juga sebagai musuh, melaikan sebagai patner dalam memberikan informasi, pedidikan maupun hiburan kepada masyarakat, hal ini dikarenakan RRI tidak begitu memperdulikan ratting. Akan tetapi mengingat bahwa pendanaan RRI adalah berasal dari APBN dan APBD maka hal ini menjadi masalah, meskipun tidak terlalu berpengaruh dalam jalannya perubahan. Kekhawatiran akan kembalinya RRI ini membawa dampak bagi semangat perubahan RRI menjadi LPP, dengan perubahan RRI dibawah naungan keminfo tentu saja RRI akan balik menjadi corong pemerintah lagi, dengan menyiarkan berita-berita yang di kontrol oleh pemerintah. Dengan dilandasi semangat TRI Prasetya RRI maka seluruh angkasawanangkasawati RRI siap beradaptasi dengan berbagai perubahan. Secara Operasional Siaran perubahan ini tidak menjadi hambatan karena semua kegiatan penyiarannya dan pelayanannya kepada publik merujuk pada Rencana Induk yang telah ditetapkan oleh Dewan Pengawas RRI dan diterjemahkan landasan Operasionalnya melalui Peraturan Direksi.

B. Pembahasan

Dalam tahapan Management of Change digambarkan bahwa pada awalnya organisasi harus mempu mengidentifikasikan perubahan yang terjadi, setelah itu membuat perencanaan strategis dalam menghadapi perubahan perencanaan strategis yang dianalisis menggunakan analisa SWOT yang kemudian perencanaan strategis yang ada dimplementasikan oleh organisasi , setelah itu organisasi harus melakukan evaluasi yang dapat digunakan untuk melakukan