21
2.2.5 Pemeriksaan Ekspresi Bcl-2 a. Penandaan In Situ 3’-end dari DNA Apoptosis
Penandaan in situ 3’-end dari DNA apoptosis merupakan yang pertma kali dicetuskan, dengan menggunakan ApopTag in situ yaitu suatu
alat untuk mendeteksi terjadinya apoptosis Oncor, Gaithesburg, MD.
5,21
b. Hibridisasi In Situ
Analisis hibridisasi in situ dibuat dengan menggunakan penandaan biotin untuk Bcl-2 dan Bax.
5,21
c. Imunohistokimia
Potongan paraffin di deparafinisasi dengan xylene dan di hidrasi bertingkat dengan serial alkohol. Bcl-2 dideteksi dengan menggunakan
anti monoclonal dari tikus antibodi Bcl-2, Bax menggunakan antibodi Bax anti-manusia dari poliklonal kelinci, TNF-α menggunakan antibodi anti-
manusia dari monoclonal tikus, dan NF-ĸB menggunakan antibodi anti- manusia dari poliklonal kelinci.
5,29
Pewarnaan immunohistokimia dievaluasi dengan memakai indeks pewarnaan yang didasarkan pada test pendahuluan. Intensitas
pewarnaan ditentukan berdasarkan : •
0 = tidak dijumpai sel yang mengikat antibodi • 1 = lemah atau tidak dapat dibedakan.
• 2 = sedang, dijumpai pada beberapa sel. • 3 = kuat dijumpai pada sebagian besar atau semua sel.
5
Universitas Sumatera Utara
22
Gambar 2.8 Kelenjar endometrium yang menunjukkan positif adanya Bcl-2
12
Suatu studi di Cina juga menyebutkan terdapat hubungan antara ekspresi gen Bcl-2 dengan resiko terjadinya kanker endometrium p
0,05.
30
Penjagaan homeostasis dari jaringan tubuh sangat erat hubungannya dengan proses pengaturan proliferasi sel dan apoptosis
pada integritas jaringan. Terdapat penelitian yang mengevaluasi ekspresi apoptosis dengan protein regulasi apoptosis yaitu Bcl-2 pada hiperplasia
endometrium.
31
Apoptosis merupakan proses morfologi dan biokimia dari nekrosis yang menyebabkan disfungsi sel. Deregulasi proses apoptosis dapat
disebabkan banyak faktor yaitu penyakit autoimun, defek perkembangan, dan kanker. Endometrium manusia merupakan jaringan tubuh yang
sangat bergantung pada proses apoptosis, proliferasi, dan diferensiasi. Sistem ini dipengaruhi keadaan hormonal seperti estradiol dan
progesteron. Apoptosis dilaporkan terdeteksi pada fase sekresi akhir atau pada fase sekresi awal.
31,32
Universitas Sumatera Utara
23 Apoptosis diatur oleh gen pro dan anti apoptosis. Protein Bcl-2
merupakan protein kompleks yang berperan dalam apoptosis. Rasio Bcl-
2Bax ,merupakan kunci proses apoptosis dimana nilai yang kecil akan menyebabkan kematian sel. Ekspresi Bcl-2 tidak hanya dideteksi pada
hiperplasia endometrium, akan tetapi juga ditemukan pada payudara, paru-paru, prostat, dan kanker tiroid atau melanoma.
31,33
Caspase terjadi pada inisiator apoptosis. Caspase inisiator apoptosis terdiri dari kaspase 2, 8, 9, dan 10. Juga terdapat Caspase
efektor apoptosis yaitu 3, 6, 7. Protein diaktifkan oleh caspase misalnya poli ADP ribose polimerase PARP. PARP merupakan enzim nuklear
yang berperan dalam perbaikan DNA dan stabilisasi genom. Enzim ini juga terdeteksi pada hiperplasia endometrium.
31
Terdapat penelitian yang mengukur kadar Bcl-2 pada hiperplasia endometrium. Penelitian ini dilakukan pada 25 pasien dengan usia rata-
rata 58 tahun. Hasil penelitian menunjukkan ekspresi Bcl-2 yang menurun sehingga menyebabkan terhambatnya proses apoptosis dan terjadi
perkembangan sel kanker.
31
Penelitian Vaskivuo et al pada tahun 2002 membahas tentang peranan apoptosis dan faktor apoptosis Bcl-2 pada hiperplasia
endometrium. Penelitian ini dilakukan pada 85 kasus spesimen histerektomi dengan usia 25-77 tahun. Hasil penelitian menunjukkan
apoptosis berperan pada hiperplasia simpleks, kompleks, dan atipikal. Proses apoptosis menurun pada hiperplasia endometrium. Bcl-2
Universitas Sumatera Utara
24 terdeteksi pada hiperplasia endometrium dan endometrium normal. Laju
apoptosis pada tipe simpleks adalah 0,49 dan kompleks adalah 0,52.
5
Penelitian lain oleh Boise et al pada tahun 1993 meneliti tentang gen Bcl-2 yang berperan dalam regulasi apoptosis. Jumlah sel dikontrol
melalui keseimbangan proliferasi sel dan kematian sel. Apoptosis merupakan proses aktif dimana sel dapat mati selama perkembangan
pada eukariosit kompleks. Kematian sel diinduksi program baik ekstrinsik maupun intrinsik. Kematian sel ditandai dengan kurangnya volume sel,
pecahnya membran sel, kondensasi nuklear, dan degenerasi DNA.
34
Salah satu faktor yang berperan penting adalah Bcl-2 yang berasal dari translokasi 14;18 pada sel B limfoma. Translokasi ini menghasilkan
ekspresi deregulasi gen Bcl-2. Hal ini akan menyebabkan apoptosis.
34
Penelitian lain oleh Sarmadi menilai reseptor estrogen dan progesteron pada hiperplasia endometrium. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat kelebihan reseptor progesteron pada 100 kasus hiperplasia endometrium sehingga diperlukan terapi hormonal.
35
Bcl-2 juga dapat digunakan sebagai pertanda dalam menilai terapi progestin pada hiperplasia non atipik kompleks seperti penelitian yang
dilakukan Upson et al pada tahun 2012.
36
Pada sel mamalia, apoptosis dipicu melalui dua faktor yaitu jalur ekstrinsik atau reseptor kematian dan jalur intrinsik yaitu mitokondrial.
Kekurangan dari Bcl-2 dapat menjadi karsinogenik seperti pada kasus kanker payudara, kolon, tiroid, dan endometrium. Ekspresi Blc-2 yang
Universitas Sumatera Utara
25 tinggi akan memperlambat pertumbuhan sel hingga kematian sel,
sedangkan ekspresi Bcl-2 yang rendah akan memicu inhibisi apoptosis sel.
37
Penelitian Cahyanti pada tahun 2008 tentang Bcl-2 dan indeks apoptosis pada hiperplasia endometrium non atipik simpleks dan
kompleks. Pada pemeriksaan imunohistokimia Bcl-2 didapatkan gambaran immunostaining spesifik berwarna coklat pada sitoplasma sel.
Ekspresi Bcl-2 terdapat pada semua kasus hiperplasia endometrium non- atipik simpleks dan kompleks. Intensitas staining pada epitel kelenjar
positif kuat pada hiperplasia simpleks sebanyak 85,7 dan terdapat peningkatan intensitas staining kuat pada hiperplasia kompleks 96,4 bila
dibandingkan dengan hiperplasia simpleks, tetapi perbedaan intensitas staining tersebut tidak bermakna.
38
Pada hasil penelitian Bcl-2 juga didapatkan ekspresi Bcl-2 pada hiperplasia endometrium non-atipik simpleks dan kompleks didapatkan
adanya perbedaan yang bermakna dengan nilai ekspresi Bcl-2 pada hiperplasia endometrium kompleks lebih tinggi dibandingkan yang
simpleks. Endometrium dengan Bcl-2 ≥ 0,92 mempunyai resiko 2,6 kali untuk terjadinya hiperplasia non-atipik kompleks dibandingkan Bcl-2
0,92.
38
Pada hasil pemeriksaan sel apoptosis pada kelenjar endometrium dari hiperplasia endometrium non-atipik dijumpai nilai median indeks
Universitas Sumatera Utara
26 apoptosis pada hiperplasia non-atipik simpleks 10 5-40 dan yang
kompleks 8 1-30.
38
Dapat disimpulkan bahwa pada hiperplasia endometrium non-atipik dengan adanya aktivitas proliferasi sel kelenjar yang meningkat
dibandingkan stroma, disebabkan ekspresi Bcl-2 sebagai anti-apoptosis yang meningkat. Ekspresi Bcl-2 tersebut akan menyebabkan penurunan
kemampuan apoptosis dengan nilai indeks apoptosis yang rendah. Pada hiperplasia endometrium non-atipik kompleks.
38
Penelitian Barhoom tentang Bcl-2 tidak hanya dilakukan pada manusia akan tetapi pada jamur gloeosporoides, dimana jamur ini juga
memerlukan Bcl-2 sebagai regulator apoptosis.
39
Terdapat peneltian oleh Santoso D pada tahun 2013 yang membedakan indeks apoptosis berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan pada pasien yang menjalani hemodialisa. Indeks apoptosis perempuan lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan laki-laki
0,7325 vs 0,55175. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di kelompok perempuan non-diabetes yang menjalani hemodialisis, indeks
apoptosis lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok laki-laki dan pembandingnya.
40
Penelitian Teguh M tentang perbedaan indeks apoptosis antara pasien pre-eklamsia dengan normal. Hasil penelitian didapatkan terdapat
perbedaan bermakna indeks apoptosis dimana indeks meningkat pada pasien pre-ekalmsia.
41
Universitas Sumatera Utara
27 Penelitian Gao et al pada tahun 2000 meneliti tentang mRNA Bcl-2
yang berkorelasi dengan kemoresistensi pada sel kanker manusia. Ekspresi Bcl-2 didapatkan paling tinggi berada pada fase G1 saat
pembelahan sel.
42
Penelitian Bcl-2 juga dilakukan pada kasus glioblastoma serta kanker paru dan didapatkan hasil Bcl- 2 berperan pada penyakit ini dalam
mengontrol apoptosis. Bcl-2 juga dijadikan pertanda dalam menilai prognosis pasien.
43,44,45
Penelitian oleh Hardian et al meneliti tentang indeks apoptosis dan Bcl-2 pada hiperplasia endometrium yang rekuren. Hasil peneltiian
didapatkan hiperplasia endometrium berkorelasi dengan indeks apoptosis namun tidak berkorelasi dengan ekspresi Bcl-2.
46
Sel apoptosis dapat dikenali melalui perubahan morfologi stereotipikal. Sel akan mengerut, menunjukkan deformasi, dan tidak
lengket dengan sel di sekitarnya. Kromatin akan memendek, plasma akan mencair atau bengkak.
10
Sel yang mengalami apoptosis akan dimakan makrofag dan dibuang dari jaringan tanpa mengakibatkan respon inflamasi. Proses ini
mengaktifkan enzim proteolitik terutama untuk mencerna DNA menjadi fragmen oligonukleosal. Apoptosis berbeda dengan nekrosis sel dimana
nekrosis sel akan terjadi tanpa terkontrol sehingga menyebabkan kerusakan jaringan sekitarnya dan memancing respon inflamasi.
10
Universitas Sumatera Utara
28 Apoptosis dapat dipicu dari berbagai stimuli baik dalam maupun
luar sel seperti adanya ligasi pada reseptor permukaan sel oleh DNA perbaikan untuk memperbaiki struktur DNA yang cacat, ataupun sel yang
mengalami iradiasi atau obat sitotoksik.
10
2.3 Hiperplasia Endometrium 2.3.1 Definisi