36 masing-masing 98, 95, ketika dibandingkan dengan temuan histologi
pada saat dilakukan histerektomi.
3,4
2.3.7 Penatalaksanaan
Banyak studi telah dilakukan untuk melihat efikasi penanganan konservatif dengan progestin dan agonis GnRH dalam menangani wanita
dengan hiperplasia endometrium. Dalam memilih penanganan konservatif pada wanita dengan hiperplasia endometrium bergantung pada beberapa
factor meliputi usia pasien, keinginan untuk hamil lagi, resiko operasi dan adanya gambaran sitologi endometrium.
4
Progestin telah
digunakan untuk
menangani hiperplasia
endometrium selama lebih dari 40 tahun. Pada kelompok wanita pascamenopause berjumlah 52 orang yang didiagnosis dengan
hiperplasia atipik atau hiperplasia non atipik, 90 pasien mengalami remisi sempurna setelah diterapi dengan 40 mg megestrol acetate perhari
selama rata-rata 42 bulan. Megestrol acetate memiliki efek samping yang rendah dan aman pada dosis yang tinggi. Dengan dosis 160 sampai 320
mg perhari selama 3 bulan, tidak terdapat perubahan bermakna pada kadar glukosa darah atau profil lipid serum, walaupun wanita tersebut
menunjukkan sedikit penambahan berat badan.
4
Medroxyprogesterone acetate siklik telah digunakan secara efektif untuk menangani wanita menopause dengan hiperplasia endometrium
tanpa gambaran atipik. Pada 65 pasien dengan hiperplasia endometrium
Universitas Sumatera Utara
37 tanpa gambaran atipik, 10 mg medroxyprogesterone acetate per hari
selama 14 hari mulai diberikan kepada pasien. Regresi hiperplasia tampak pada 80 pasien, dan 92 dari pasien ini kembali memiliki endometrium
normal pada saat 12 bulan terapi
4,48,49
. Studi pada 42 wanita dengan hiperplasia non atipik n=30 dan
hiperplasia atipik n=12, terapi selama 6 bulan menggunakan leuprolide acetate atau triptorelin menunjukkan hasil regresi pada semua pasien,
kecuali 7 orang pasien. Ketujuh pasien ini merupakan pasien hiperplasia non atipik. Norethisterone acetate dengan dosis 500 mg perminggu
selama 3 bulan dengan 3,75 mg triptorelin setiap bulan selama 6 bulan menunjukkan hasil regresi pada 16 pasien dari 19 pasien setelah follow up
5 tahun. Dari 3 pasien yang diperkirakan gagal pengobatan, 1 orang mengalami rekurensi, 1 menetap, dan 1 mengalami progesivitas.
4,48,49
Universitas Sumatera Utara
38
2.4 Kerangka Teori