31 kelas-ruang kelas, proporsi guru berwenang mengajar, proporsi guru semi
berwenang mengajar, proporsi guru tidak berwenang mengajar, proporsi guru tepat guna, proporsi guru tepat didik, prosentase sekolah dengan
perpustakaan, prosentase sekolah dengan laboratorium dan sebagainya. 2. Indikator proses, mencakup: angka naik tingkat, angka mengulang kelas,
angka putus sekolah, jumlah lulusan per kohort, jumlah putus sekolah per kohort, murid tahun terbuang, lama belajar rata-rata, lama belajar per
kohort, angka masukan-keluaran dan sebagainya. 3. Indikator output, mencakup: angka kelulusan per tahun, angka kelulusan per
kohort, dan prestasi rata-rata murid. Dalam menghitung jumlah kebutuhan sekolah di suatu daerah, perlu
diketahui tentang Angka Partisipasi Kasar, Angka Partisipasi Murni, Angka pertumbuhan siswa dan proyeksi penduduk usia sekolah.
1. Angka Partisipasi Kasar
Menurut Sutiman Setya Raharja 2002: 51 Angka Partisipasi Kasar APK adalah jumlah murid per jenjang pendidikan tertentu dibagi dengan
jumlah penduduk menurut kelompok umur pada jenjang pendidikan bersesuaian. Untuk menghitung APK digunakan rumus sebagai berikut:
Semakin tinggi APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang sekolah pada jenjang pendidikan tertentu. Nilai APK dapat 100 karena
32 adanya siswa yang berusia di luar usia resmi sekolah Husaini Usman, 2008:
115.
2. Angka Partisipasi Murni
Menurut Sutiman Setya Raharja 2002: 51 Angka Partisipasi Murni APM adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya penduduk usia sekolah
yang bersekolah pada kelompok usia yang bersesuaian. Untuk menghitung Angka Partisipasi Murni digunakan rumus sebagai berikut:
Semakin tinggi APM berarti semakin banyak anak usia sekolah yang sekolah di suatu daerah tertentu. Nilai ideal APM adalah 100, jika APM
100 karena adanya siswa dari luar daerah yang berada pada sekolah di daerat tersebut Husaini Usman, 2008: 115.
3. Angka Pertumbuhan Siswa
Angka pertumbuhan siswa adalah kenaikan jumlah siswa tiap tahunnya. Angka pertumbuhan siswa ini bisa dicari dengan menggunakan rumus: Husaini
Usman, 2008: 92
Keterangan :
33 APn = Angka pertumbuhan siswa tahun ke - n
Sn-1 = Siswa tahun ke n - 1 Sn-2 = Siswa tahun ke n
– 2 Angka pertumbuhan siswa dapat dihitung minimal untuk dua tahun
berurutan. Angka pertumbuhan siswa dapat menghasilkan nilai positif ataupun negatif. Jika hasilnya negatif artinya proyeksi pertumbuhan siswa menurun,
tetapi sebaliknya jika hasilnya positif artinya proyeksi pertumbuhan siswa meningkat.
4. Rasio Siswa Per Guru
Rasio murid per guru didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah guru pada jenjang pendidikan tertentu. Untuk mengetahui
rata-rata jumlah guru yang dapat melayani siswa di suatu sekolah atau daerah tertentu.
Menurut Husaini Usman 2008: 114 rumus yang digunakan dalam menghitung rasio siswa per kelas yaitu:
Semakin tinggi rasio berarti semakin banyak siswa yang dilayani guru atau jumlah guru semakin berkurang.
5. Rasio Siswa Per Kelas