Sinetron Pashmina Aisha Episode 22 23

Universitas Sumatera Utara Setelah peneliti melakukan identifikasi terhadap jenis kekerasan yang terdapat dalam sinetron tersebut, selanjutnya peneliti mencoba untuk memaparkan gambaran posisi perempuan dalam episode sinetron tersebut. Posisi perempuan yang terdapat pada sinetron TBNH episode 1127 adalah perempuan sebagai korban dengan laki-laki sebagai pelaku. Korban dari kekerasan dalam episode ini adalah Neneng, Eti, dan dua anak perempuan Kardun dari perkawinannya dengan Eti. Mereka mendapatkan perilaku kasar dan tidak pantas dari Kardun yang melakukan kekerasan fisik dan psikologis kepada mereka.

4.1.2 Sinetron Pashmina Aisha Episode 22 23

Sinetron Pashmina Aisha episode 22 23 ditayangkan secara sekaligus pada 26 Maret 2014 di stasiun televisi swasta RCTI. Dalam penayangannya, tidak ada dipisahkan antara episode 22 dan episode 23. Oleh sebab itu, peneliti mengambil dua episode sekaligus sinetron Pashmina Aisha untuk dianalisis. Episode kali ini mengawali cerita dari Reyhan yang curiga dengan Aisha karena berperilaku tidak seperti Aisha yang ia kenal. Ia meragukan Aisha yang saat ini bukanlah Aisha yang sebenarnya, melainkan Pashmina saudara kembar Aisha yang menyamar menjadi Aisha. Namun kecurigaannya tidak berlanjut karena dialihkan oleh Pasmina yang saat itu menyamar sebagai Aisha yang menceritakan bahwa penyebab kejadian sebelumnya saat ia jatuh dari tangga adalah karena ibu Reyhan sendiri. Disisi lain, Rajasa mengusulkan untuk segera mengadakan pesta pertunangan anaknya Juna dengan Aisha. Saat Juna mengatakan mengenai pertunangan tersebut kepada Aisha, Pashmina yang saat itu menyamar sebagai Aisha kurang setuju karena ia tahu bahwa Juna menyukai Aisha, dan bukan dirinya. Hanya saja Juna tidak tahu bahwa Aisha saat ini bukanlah Aisha yang sebenarnya, melainkan Pashmina yang menyamar sebagai Aisha. Pashmina menyukai Juna, namun ia khawatir jika Juna tahu kalau ia bukanlah Aisha yang sebenarnya, Juna akan meninggalkannya. Ternyata seiring Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara berjalannya waktu, Juna pun semakin curiga dan bingung melihat perubahan sifat Aisha. Menurutnya, Aisha yang saat ini sangat berbeda dengan Aisha yang dulu ia kenal. Ia pernah merasa bahwa Aisha itu kembar, namun kecurigaannya tidak terbukti. Episode ini juga menceritakan bagaimana Dinar berusaha untuk membunuh Sony yang saat itu sedang dirawat dirumah sakit. Dinar tidak ingin hubungan Sony dan Juwita terbongkar dan diketahui oleh Rajasa karena ia khawatir jika terbongkar, ia dan anaknya Reyhan tidak mendapatkan warisan keluarga Rajasa. Saat Sony bertemu dengan Juwita di rumah sakit, ibu Sony Risma mendengar percakapan mereka mengenai anak yang saat ini dikandung Juwita yang kemungkinan merupakan anak Sony. Sejak saat itu sikap Risma berubah menjadi sangat perhatian terhadap Juwita yang membuat semua orang curiga. Saat Reyhan dirumah, ia mendapatkan informasi dimana Aisha yang asli berada dari Dinda anaknya. Reyhan pun pergi ke apartemen yang diberitahu oleh Dinda. Ternyata semua kecurigaan Reyhan terbukti saat ia melihat kedua saudara kembar yang saling menyamar tersebut di parkiran apartemen Aisha. Acara pertunangan Juna dan Aisha pun digelar. Saat Aisha akan keluar dari ruang rias, ia mendapat kiriman paket CD berupa rekaman antara percakapan antara Aisha yang sebenarnya dengan Juna. Dalam rekaman tersebut Juna mengatakan bahwa ia sangat menyukai Aisha yang lemah lembut seperti yang saat itu Juna lihat. Sifat itu sangat berbeda dengan sifat Pashmina. Rekaman tersebut semakin membuat Pashmina yang saat ini sedang menyamar menjadi Aisha meragukan pertunangannya. Aisha pun membatalkan pertunangannya dengan Juna dan pergi ke taman yang berada di sekitar rumah. Di taman ia bertemu dengan Sony. Sony pun memenangkan pikiran Pashmina yang saat itu sedang kacau. Namun pada saat itu Juna dan Reyhan melihat Aisha merupakan Pashmina yang menyamar sebagai Aisha berpelukan dengan Sony, dan membuat Juna sangat marah. Sama halnya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dengan Juna Reyhan, Juwita juga melihat mereka berdua bersama di taman, saat itu Juwita sangat marah dan menampar pipi Pashmina. Episode ini diceritakan juga bagaimana Pashmina pindah dari rumah keluarga Rajasa setelah pertunangan dibatalkan, selain itu juga ditunjukkan mengenai perasaan Wira yang selama ini menyukai Pashmina secara diam- diam, bagaimana Dinar yang menghalalkan segala cara agar anaknya masuk dalam daftar warisan harta Rajasa, bagaimana Risma terus-menerus mendatangi rumah Rajasa setelah ia mengetahui hubungan antara anaknya dengan Juwita, dan Reyhan yang berusaha mengajak Pashmina agar kembali tinggal ke rumah Rajasa. Sinetron Pashmina Aisha episode 22 23 memiliki durasi 1 jam 29 menit. Dalam episode ini peneliti menemukan beberapa adegan kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan tersebut berupa kekerasan fisik dan psikologis. Kekerasan seksual, finansial dan spiritual tidak ditemukan dalam episode ini. Kekerasan fisik adalah kekerasan yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban dengan cara memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh korban, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau alat senjata, membunuh, serta perbuatan lain yang relevan. Kekerasan fisik terhadap perempuan yang ada di dalam sinetron Pashmina Aisha episode 22 23 berbentuk menampar korban dan menarik korban secara paksa. “Kekerasan fisik berupa menampar korban terdapat pada adegan saat Juwita menampar Pashmina yang saat itu menyamar sebagai Aisha karena Pashmina membatalkan pertunangannya dengan Juna. Selain itu, Juwita juga mendapati Pashmina sedang berduaan dengan Sony. Kekerasan fisik berupa menarik korban dengan paksa terdapat dalam adegan Reyhan yang masuk ke apartemen Pashmina dan menarik tangan Pashmina dengan paksa agar Pashmina mau kembali kepada Juna dan tinggal di rumah Rajasa”. Kekerasan psikologis adalah kekerasan yang dilakukan oleh pelaku terhadap mental korban dengan cara berteriak-teriak, menyumpah, mengancam, merendahkan, mengatur, melecehkan, menguntit dan memata- Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara matai, tindakan-tindakan lain yang menimbulkan rasa takut termasuk yang diarahkan kepada orang-orang dekat korban, misalnya keluarga, anak, suami, teman dekat, dll. Kekerasan psikologis terhadap perempuan yang terdapat dalam sinetron Pashmina Aisha episode 22 23 berbentuk mengancam dan memata-matai mencari tahu. Adegannya adalah sebagai berikut: - “Pashmina yang mengancam dan mencoba untuk memata-matai mencari tahu siapa Ayah sebenarnya dari bayi yang dikandung Juwita”. Pashmina: ”Dari dulu aku sudah curiga kalau bayi yang kamu kandung itu adalah bayi Sony... Aku akan mencari tahu sendiri siapa ayah dari bayi itu...” - “Saat Dinar memata-matai dan mendengarkan perbincangan antara Juwita dan ayahnya Rajasa mengenai daftar warisan Rajasa”. Setelah peneliti melakukan identifikasi terhadap jenis kekerasan terhadap perempuan dalam sinetron tersebut, selanjutnya peneliti akan menggambarkan posisi perempuan dalam episode ini. Posisi perempuan yang terdapat dalam episode 22 23 sinetron Pashmina Aisha adalah sebagai korban dan pelaku. Perempuan ditunjukkan sebagai pelaku yang melakukan kekerasan terhadap tokoh lain, dan perempuan juga sebagai korban yang mengalami penderitaan karena tindak kekerasan. Episode ini juga menemukan bahwa selain laki-laki yang melakukan kekerasan fisik terhadap perempuan yang ditemui dalam adegan Reyhan yang menarik tangan Pashmina dengan paksa, perempuan juga ditunjukkan sebagai pelaku kekerasan yang melakukan kekerasan terhadap tokoh perempuan lain berupa kekerasan fisik menampar dan psikologis mengancam dan memata- matai, yaitu dalam adegan Juwita yang menampar Pashmina, Pashmina yang mengancam Juwita, dan Dinar yang memata-matai perbincangan antara Juwita Rajasa. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 4.1.3 Sinetron Ayah Mengapa Aku Berbeda? Episode 5