Definisi Pengampunan Subjek dan Objek Pengampunan Pajak Tarif

210 Baru 5.1. Program Pengampunan Pajak dalam UU Nomor 11 Tahun 2016 Pemerintah Indonesia saat ini sedang memberlakukan Program Pengampunan Pajak melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Secara ringkas UU ini mengatur sebagai berikut.

1. Definisi Pengampunan

Di dalam Pasal 1 angka 1 UU Pengampunan Pajak, disebutkan bahwa “Pengampunan Pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini UU Pengampunan Pajak”

2. Subjek dan Objek Pengampunan Pajak

Berdasarkan Pasal 3 ayat 1 “Semua Wajib Pajak berhak mendapatkan Pengampunan Pajak”, dalam pengertian “semua wajib pajak”, meliputi : a. Orang Pribadi OP; b. Badan; c. Pengusaha Omzet Tertentu; d. OPBadan Belum ber-NPWP. Namun terdapat pengecualian dari subjek Pengampunan pajak, yang tercantum di dalam Pasal 3 ayat 3, yaitu wajib pajak yang sedang: a. dilakukan penyidikan dan berkas penyidikannya telah dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan P21; b. dalam proses peradilan; atau c. menjalani hukuman pidana ----------------------- atas Tindak Pidana di Bidang Perpajakan --------------------

3. Tarif

1 Tarif uang tebusan atas harta yang berada di dalam wilayah NKRI atau harta yang berada di luar wilayah NKRI yang dialihkan ke dalam wilayah NKRI dan diinvestasikan di dalam wilayah NKRI, berdasarkan Pasal 4 ayat 1 adalah sebesar : 1 2 dua persen untuk periode penyampaian surat pernyataan pada periode bulan pertama sampai pada akhir bulan ketiga 1 Juli 2016 – Untuk mendapatkan salinan resmi, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id 211 30 September 2016 2 3 tiga persen untuk periode penyampaian surat pernyataan pada bulan keempat 1Oktober 2016 – 31 Desember 2016 3 5 lima persen untuk periode penyampaian surat pernyataan terhidung sejak tanggal 1 Januari 2017 – 31 Maret 2017. 2 Tarif Uang Tebusan atas Harta yang berada di luar wilayah NKRI dan tidak dialihkan ke dalam wilayah NKRI adalah sebesar: 1 4 empat persen untuk periode penyampaian surat pernyataan pada bulan pertama sampai dengan akhir bulan ketiga 1 Juli 2016 – 30 September 2016; 2 6 tiga persen untuk periode penyampaian surat pernyataan pada bulan keempat 1 Oktober 2016 – 31 Desember 2016 3 10 lima persen untuk periode penyampaian surat pernyataan terhidung sejak tanggal 1 Januari 2017 – 31 Maret 2017. 3 Tarif Uang Tebusan bagi Wajib Pajak yang peredaran usahanya sampai dengan Rp4.800.000.000,00 empat miliar delapan ratus juta rupiah sampai pada 31 Maret 2017 pada Tahun Pajak Terakhir adalah sebesar: a. 0,5 nol koma lima persen bagi Wajib Pajak yang mengungkapkan nilai Harta sampai dengan Rp10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah dalam Surat Pernyataan; atau b. 2 dua persen bagi Wajib Pajak yang mengungkapkan nilai Harta lebih dari Rp10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah dalam Surat Pernyataan.

4. Fasilitas

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN BEBAS TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA KESUSILAAN DENGAN KORBAN ANAK (Putusan Nomor 24/Pid.Sus/A/2012/PN.Pso)

7 78 16

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENGHAPUSAN ATAS MEREK DAGANG "SINKO" DARI DAFTAR UMUM MEREK OLEH DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Studi Putusan Pengadilan Niaga No. 03/Merek/2001/PN.Jkt.Pst)

0 23 75

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA MEREK AIR MINUM MINERAL "AQUA-versus-INDOQUALITY" (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 04.PK/N/HaKI/2004)

2 65 91

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PEMBATALAN PERKAWINAN AKIBAT ADANYA HUBUNGAN NASAB (Studi Putusan No. 1136/Pdt.G/2006/PA.Lmj) STUDY JURIDICAL TO MARRIAGE ANNUALMENT CONSEQUENCE OF EXISTENCE LINEAGE (Study of Decision No. 1136/Pdt.G/2006/PA.Lmj)

1 45 18

KEABSAHAN PERMOHONAN POLIGAMI KARENA ISTRI TIDAK MAU BERTEMPAT TINGGAL BERSAMA DENGAN SUAMI (Studi Putusan Nomor :36 / Pdt.G / 2010 / PA. Bdg)

1 29 17

PERSEKONGKOLAN DALAM TENDER PENGADAAN BARANG SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HUKUM PERSAINGAN USAHA (Studi pada Putusan KPPU No. 15/KPPU-L/2008 dan No. 01/KPPU-L/2008)

2 62 11

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP KASUS TINDAK PIDANA GRATIFIKASI OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL TULANG BAWANG (Studi Putusan Nomor:02/Pid./TPK/2012/PT.TK.)

0 40 59

KARAKTERISTIK SENGKETA PEMILUKADA Studi Putusan Mahkamah Konstitusi 2008-2013

0 35 59

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PEGAWAI PDAM WAY RILAU BANDAR LAMPUNG YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN SOLAR (Studi Putusan Nomor: 21/PID/TPK/2012.PN.TK)

4 34 65

Politik Hukum Pembaharuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Kajian Pasal 74 beserta Penjelasannya)

0 1 22