26 tetap terhadap kemampuan servis panjang signifikan, terbukti dari hasil
perhitungan diperoleh t observasi = 3,722 t tabel = 2,132.
2. Penelitian yang Dilakukan oleh Fajar Kurniawan 2013
Dengan judul
Ù
fektivitas, kemampuan smash, menggunakan 20 kali pukulan dan 2 kali 10 pukulan siswa peserta ekstrakulikuler SMP
Negeri 01 Prambanan Tahun 2013 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas peningkatan kemampuan smash melalui 20 kali
pukulan dan 2 kali 10 pukulan siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 1 Prambanan Klaten Tahun 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian semi eksperimen, dengan desain yang digunakan adalah two group pretest-posttest design. Subyek
dari penelitian ini adalah peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 1 Prambanan Klaten, sebanyak 32 peserta baik saat pretest maupun
posttest. Pengambilan data menggunakan tes, dengan instrumen yang digunakan tes ketepatan smash. Teknik analisis data menggunakan
analisis uji t, melalui uji prasyarat uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil penelitian pada kelompok 20 kali pukulan diperoleh t
hitung
sebesar -9,562 dan nilai t
tabel
sebesar 1,753. Oleh karena t
hitung
t
tabel
maka dapat disimpulkan terdapat efektivitas peningkatan kemampuan
smash. Kemudian untuk kelompok 2 kali 10 pukulan diperoleh sebesar -10,703
dan nilai t
tabel
sebesar 1,753. Oleh karena t
hitung
t
tabel
maka dapat disimpulkan terdapat efektivitas peningkatan kemampuan smash. Dari
hasil penghitungan tersebut dapat diketahui terdapat efektivitas
27 peningkatan kemampuan
Ú ÛÜÚ Ý
melalui latihan 20 kali pukulan maupun 2 kali 10 pukulan dan hasil
Þß Ú à
à á Ú à
2 kali10 hasilnya lebih
Ú áâãä
fikan dari pada hasil post test 20 kali pukulan.
C. Kerangka Pikir
Kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengisi waktu luang dan mencari siswa berbakat dalam bidang
olahraga khususnya bulutangkis. Akan tetapi pelatih belum pernah
mengadakan tes kemampuan pukulan servis. Pelatih hanya mengajarkan tentang teknik pergerakan, teknik serangan dan bertahan. Pelatih lebih
menitik beratkan pada bagaimana cara mendapatkan kemenangan. Padahal pukulan servis merupakan salah satu modal awal untuk mendapatkan angka
dan memenangkan permainan. Ada beberapa cara melatih pukulan servis, diantaranya dengan cara
melakukan drill pukulan servis, namun pada latihan tersebut tidak ada batasan waktu maupun batasan banyaknya pukulan, sehingga sulit untuk
menyamakan program latihan pada setiap individu. Pada peraturan permainan bulutangkis yang ditetapkan oleh WBF World Badminton Federation aturan
reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin, jika kedua pemain mencapai poin 20-20, maka terjadilah deuce yus. Pemenang dapat ditentukan jika telah
muncul selisih 2 poin misalnya 22-20. Bila selisih masih 1 poin 21-20, pemenang belum dapat ditentukan. Angka maksimal tiap game adalah 30.
Dengan demikian, jika terjadi poin 29-29, maka pemenangnya pemain yang
28 terlebih dulu mencapai angka 30. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti
tertarik untuk meneliti tentang pengaruh 30 kali pukulan dan 2 kali 15 pukulan terhadap ketepatan pukulan
å æç
v
èå
pendek menggunakan
éêë ìí ê
îï
. Kedua latihan tersebut belum pernah diajarkan dimanapun khususnya pada
siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 1 Salam. Dalam pelaksanaanya siswa kelompok A mendapat perlakuan
melakukan pukulan
å æç
v
è å
pendek menggunakan
éêëìí ê îï
yang dilakukan secara terus menerus sebanyak 30 kali pengulangan tanpa istirahat. Kemudian
dilanjutkan dengan perlakuan terhadap siswa kelompok B melakukan pukulan
å æç
ð è å
pendek menggunakan
éêë ìí
ê îï
sebanyak 15 kali pukulan, kemudian istirahat selama 30 detik dan dilanjutkan kembali melakukan 15
kali pukulan
å æç ð
è å
. Sebagian besar siswa peserta ekstrakulikuler badminton di SMP N 1 Salam belum terlalu pandai dengan
å æç
ð è å
, padahal kemampuan mereka cukup bagus dalam bermain badminton. Sehingga peneliti ingin
melatih siswa agar dapat melakukan servis dengan lebih baik. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui latihan manakah yang akan lebih
berpengaruh, latihan dengan pola 30 kali pukulan atau dengan 2 kali 15 pukulan terhadap ketepatan pukulan servis pendekmengunakan backhand.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan kenyataannya, Sutrisno Hadi, 1987: 257. Sedangkan
Suharsimi Arikunto 2002: 71 mengatakan, Hipotesis adalah suatu jawaban yang besifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai tebukti
29 melalui data yang terkumpul . Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di
atas, dirumuskan hipotesis peneliltian sebagai berikut: Ho
1
: Latihan 30 kali pukulan tidak dapat meningkatkan ketepatan pukulan
ñ òó ôõñ
pendek menggunakan
ö÷øùú ÷ ûü
dalam permainan bulutangkis siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 1 Salam.
Ho
2
: Latihan 2 kali 15 pukulan tidak dapat meningkatkan ketepatan pukulan
ñ òó
ô õ ñ
pendek menggunakan
ö÷ø ùú ÷ ûü
dalam permainan bulutangkis siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 1 Salam.
Ho
3
: tidak ada perbedaan pengaruh antara 30 kali pukulan dan 2 kali 15 pukulan terhadap ketepatan pukulan
ñ ò
ó ôõñ
pendek menggunakan
ö÷ø ù ú
÷ ûü
dalam permainan bulutangkis siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 1 Salam.
Ha
1
: Latihan 30 kali pukulan dapat meningkatkan ketepatan pukulan
ñ òó ôõñ
pendek menggunakan
ö ÷øù ú ÷ ûü
dalam permainan bulutangkis siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 1 Salam.
Ha
2
: Latihan 2 kali 15 pukulan dapat meningkatkan ketepatan pukulan
ñ òó
ô õ ñ
pendek menggunakan
ö÷ø ùú ÷ ûü
dalam permainan bulutangkis siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 1 Salam.
Ha
3
: Ada perbedaan pengaruh antara 30 kali pukulan dan 2 kali 15 pukulan terhadap ketepatan pukulan
ñ òó ôõñ
pendek menggunakan
ö÷ø ù ú ÷ ûü
dalam permainan
bulutangkis siswa
peserta ekstrakurikuler
bulutangkis SMP Negeri 1 Salam