Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas maka dapat ditarik rumusan masalah antara lain: 1. Apakah latihan 30 kali pukulan dapat meningkatkan ketepatan pukulan pada siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 1 Salam? 2. Apakah latihan 2 kali 15 pukulan dapat meningkatkan ketepatan pukulan pada siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 1 Salam? 3. Latihan manakah yang lebih berpengaruh antara latihan 30 kali pukulan dan 2 kali 15 pukulan terhadap ketepatan pukulan pendek menggunakan siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 1 Salam?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1. Ketepatan pukulan v pendek menggunakan siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis yang diajar menggunakan latihan 30 kali pukulan. 2. Ketepatan pukulan v pendek menggunakan siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis yang diajar menggunakan latihan 2 kali 15 pukulan. 6 3. Pengaruh 30 kali pukulan dan 2 kali 15 pukulan terhadap ketepatan pukulan pendek menggunakan siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 1 Salam Kabupaten Magelang.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini akan memperkaya dan menambah pengetahuan penulis khususnya dan pembaca umumnya tentang teknik dasar bermain bulutangkis. 2. Manfaat Praktis a. Dapat Memberikan masukan kepada pelatih Ekstrakurikuler Bulutangkis di SMP Negeri 1 Salam sehingga dapat dijadikan acuan untuk dapat meningkatkan prestasi. b. Mendorong guru untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan kepada siswa atau peserta didiknya khususnya keterampilan bermain bulutangkis dalam pembelajaran bulutangkis. c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk lebih mengembangkan kegiatan olahraga. 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori 1. Sejarah Bulutangkis

Kata bulutangkis merupakan terjemahan dari kata dalam bahasa Inggris yaitu Badminton . Badminton berasal dari nama sebuah kota, yaitu kota Badminton di Gloucestershire, tidak jauh dari kota Bristol atau sebelah barat kota London, Inggris. Tempat tersebut merupakan kediaman Dike of Beaufort aktivis olahraga. Badminton hanya menjadi nama karena dari situlah permainan ini mulai dikenal dikalangan atas atau golongan ningrat, kemudian menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Badminton menjadi satu-satunya cabang olahraga yang namanya berasal dari nama sebuah tempat. Asal mula olahraga bulutangkis sampai saat ini diragukan keasliannya. Ada bukti-bukti yang menyatakan bahwa permainan ini terdapat di beberapa negara yang berbeda sejak berpuluh tahun yang lalu. Salah satu permainan yang mirip bulutangkis dimainkan di Cina yang menggunakan alat pemukulnya berbentuk dayung dari kayu dengan bola sebagai sasaran pukulnya. Permainan ini juga sudah ada sekitar abad ke 12 di lapangan olahraga kerajaan Inggris. Terdapat pula bukti-bukti yang menyatakan bahwa anggota-anggota kerajaan di Polandia memainkan olahraga bulutangkis pada akhir abad 17. Di India, olahraga ini dimainkan 8 di Poona sampai tahun 1890. Permainan bulutangkis di sana dikenal dengan nama Poona Poole, 1986: 1 Di Indonesia, +, -.0 1 di kenal sebagai bulutangkis. Perkembangan bulutangkis di Indonesia terkai dengan adanya kesadaran bahwa olahraga dapat membawa nama harub bangsa Indonesia di dunia. Oleh karena itu, mulai didirikan berbagai perkumpulan. Di Jakarta, berdiri perkumpulan bulutangkis yakni Persatuan Olahraga Republik Indonesia PORI pada tanggal 20 januari 1947. PORI Pusat pada saat itu berkedudukan di Yogyakarta. Ketua PORI adalah Tri Tjondokusumo. Pada zaman Belanda, persatuan bulutangkis tersebut dinamakan BBL Bataviasche Badminton Leaque yang kemudian dilebur menjadi BBU Bataviasche Badminton Unie. BBU secara umum diikuti oleh orang- orang keturunan Tionghoa yang mempunyai kesadaran nasional yang tinggi. Lalu mereka mengubah BBU menjadi PERBAD Persatuan Badminton Djakarta yang diikutioleh Tjoang Seng Tiang. Pada tahun 1949, PERBAD bertukar pikiran dengan para tokoh bulutangkis Indonesia, antara lain Sudirman, Liem Soei Liong, E. Sumantri, Ramlin Rakin, Ang Bok Sun, dan Khow Dji Hoe. Mengharapkan agar organisai ini menjangkau seluruh Indonesia, Sudirman dan rekan-rekannya menghubungi teman-temannya diseluruh Indonesia untukmendirikan perkumpulan bulutangkis. Pada 5 Mei 1951 barulah dapat dibentuk Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia PBSI dengan susunan yang pertama yaitu:

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERPASANGAN DAN PERORANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN LOB PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG

3 29 74

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KETEPATAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND PADA CABANG OLAHRAGA TENIS.

0 9 38

PENGARUH PERMAINAN TARGET TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN PUKULAN SMASH SISWA DI SEKOLAH BULUTANGKIS MANUNGGAL BANTUL YOGYAKARTA.

6 75 119

KETEPATAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND TENIS MEJA PESERTA EKSTRAKURIKULER TAHUN 2016 DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SE KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 10 82

PENGARUH PERMAINAN TARGET TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN PUKULAN SERVIS PENDEK PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DI SMP NEGERI 1 WATES, KULONPROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

3 9 102

PENGARUH PERMAINAN TARGET TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN PUKULAN SERVIS PENDEK PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DI SMP NEGERI 1 WATES, KULONPROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 0 102

KEMAMPUAN DASAR PUKULAN SERVIS PANJANG DAN LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA PUTRA SMP NEGERI 3 GOMBONG KEBUMEN YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS.

0 2 65

PENGARUH PERMAINAN TARGET TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN PUKULAN SERVIS PENDEK PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA.

0 4 112

PENGARUH LATIHAN PUKULAN LOB METODE DRILL 30 PUKULAN LANGSUNG DAN 2 KALI 15 PUKULAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN.

0 0 92

KETEPATAN PUKULAN SMASH BULUTANGKIS PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS PUTRA DI SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA.

0 0 65