27 kecepatan terbentuknya humus secara alami .Oleh karena itulah,kompos selalu
tersedia sewaktu-waktu diperlukan tanpa harus menunggu bertahun -tahun lamanya. Habibi, 2008.
2.12. Prinsip Dasar Pembuatan Kompos
Pada dasarnya, membuat kompos adalah untuk meniru proses terjadinya humus di alam dengan bantuan mikroorganisme.Ada dua jenis mikroorganisme yang
berperan dalam proses pengomposan,yaitu mikroorganisme yang mebutuhkan kadar oksigen tinggi aerob dan mikroorganisme yang bekerja pada kadar oksigen rendah
anaerob.Meskipun menghasilkan produk akhir yang sama kompos,perbedaan proses pembuatan kompos akan memengaruhi proses pembuatan kompos.Suryati,
2014.
2.12.1. Pembuatan Kompos Aerob
Pengomposan secara aerob harus berlangsung dalam keadaan di udara terbuka karena membutuhkan oksigen.Dalam hal ini, udara bebas harus bersentuhan langsung
dengan bahan baku kompos berupa sampah organik. Pengontrolan terhadap kadar air,suhu,pH, Kelembaban , ukuran bahan , volume tumpukan bahan, dan pemilihan
bhan perlu dilakukan secara intesif untuk mempertahankan proses pengomposan agar stabil sehingga diperoleh proses pengomposan yang optimal, kualitas maupun
kecepatannya.Selain itu untuk memperlancar udara masuk kedalam bahan kompos .pengontrolan secara intensif ini merupakan ciri khas proses pengomposan secara
aerob.Oleh karena itu, kegiatan operasional pengomposan secra aerob relatif lebih sibuk dibandingkan anaerob. Habibi, 2008.
Universitas Sumatera Utara
28 Pengomposan dengan metode aerob tanpa bantuan aktivator dapat
berlangsung selama 40-55 hari.Hasil akhir pengomposan aerob berupa bahan yang menyerupai tanah berwarna hitam kecoklatan, remah, dan gembur, suhunya normal
dan cenderung konstan tetap .Apabila bentuknya sudah seperti ini maka kompos aerob siap digunakan pada tanaman atau dikemas dalam wadah.
Dalam Pembuatan kompos secara aerob agar berkualitas baik dan beberap hal yang perlu diperhatikan antara lain akan dijelaskan berikut ini:
1. Rasio CN bahan pada pengomposan secara aerob
Yang dimaksud dengan rasio CN adalah perbandingan antara kadar karbon C dan kadar nitrogen N pada suatu bahan.Semua mahluk hidup tersusun dari
sejumlah besar bahan karbon C serta Nitrogen N dalam jumlah kecil.Pembuatan kompos yang optimal membutuhkan rasio CN 25:1 sampai
30:1.Sebagai contoh ,limbah rumah tangga padat sampah organik yang tercampur mempunyai rata-rata kandungan rasio CN sekitar 15:1 sehingga perlu
adanya penambahan unsur C agar mencapai atau mendekati perbandingan rasio CN 25:1 hingga 30:1.Kisaran nilai rasio CN 25:1 hingga 30:1 merupakan nilai
perbandingan unsur C dan N yang terbaik agar bakteri dapat bekerja sangat cepat. Pada tabel berikut 2.1 berikut diperlihatkan perbandingan rasio CN
beberapa bahan organik.
Universitas Sumatera Utara
29
Tabel 2.1. Perbandingan Rasio CN Beberapa Bahan Organik No
Nama Bahan Organik Rasio CN
1 Urin
0,8:1 2
Darah 3:1
3 Buangan pemotongan hewan
2:1 4
Tinja 6:1 hingga 10:1
5 Lumpur aktif
6:1 6
Sampah sayur-sayuran 12:1 hingga 20:1
7 Sampah dapur campur
15:1 8
Pupuk hijau 14:1
9 Ganggang laut
19:1 10
Kentang 25:1
11 Jerami gandum
40:1 hingga 125:1 12
Jerami padi 50:1 hingga 70:1
13 Jerami jagung
100:1 14
Serbuk gergaji 500:1
15 Kertas koran
50:1 hingga 200:1 16
Kayu 200:1 hingga 400:1
17 Kertas
150:1 hingga 200:1 18
Daun-daunan segar 10:1 hingga 40:1
19 Daun-daunan kering
50:1 hingga 60:1 20
Daun-daunan dadap muda 11:1
21 Daun thephrosia
11:1 22
Kulit kopi 15:1 hingga 20 :1
23 Batang pohon pangkasan cabang
15:1 hingga 60:1 24
Pangkasan teh 15:1 hingga 17:1
25 Bungki biji kapuk
10:1 hingga 12:1 26
Bungkil Kacang tanah 7:1
27 Nama bahan organik
28 Kotoran Sapi
20:1 29
Kotoran ayam 10:1
30 Kotoran Kuda
25:1 31
Cemara buahJarum 60:1 hingga 110:1
32 Kopi bubuk, endapan
20:1 33
Apel ,buah 21:1
34 Kulit kayu
100:1 hingga 130:1 35
Sampah buah-buahan 35:1
36 Kacang
–kacangan 15:1
Sumber: Diolah dari berbagai sumber oleh penulis Habibi, 2008
Nilai dari rasio CN merupakan faktor penting yang memengaruhi kegiatan bakteri.Unsur Karbon C dimanfaatkan oleh bakteri sebagai sumber energi dalam
Universitas Sumatera Utara
30 proses metabolisme dan perbanyakan sel.Sedangkan unsur nitrogen N digunakan
untuk membentuk protein atau pembentukan protoplasma.Pemanfaatan unsur C sebagai sumber energi bagi bakteri akan menghasilkan bahan buangan berupa asam
organik ,alkohol dan lain-lain.Namun ,pada proses pengomposan secara anaerob ,hasil buangan ini akan dimanfaatkan kembali untuk keduakalinya sebagai sumber
energi maupun pembentukan sel baru oleh bakteri.Pada proses yang kedua inilah karbondioksida CO
2
dan gas methan akan terbentuk. Jika bahan organik memiliki kandungan C terlalu tinggi maka proses
penguraian akan berlangsung terlalu lama.Sebaliknya, jika C terlalu rendah maka sisa nitrogen akan berlebih sehingga akan terbentuk gas amoniak NH
3
.Kadar amoniak yang terlalu banyak dapat meracuni bakteri.Oleh sebab itu, Jumlah CN ratio perlu
dihitung dan direncanakan secara tepat.habibi,2008. 2.
Volume Bahan Baik banyaknya bahan baku maupun cara menumpuk bahan baku sangat
menentukan proses pengomposan.Tumpukan bahan yang lebih banyak dapat mempercepat
proses pengomposan
dibandingkan tumpukan
bahan yang
sedikit.Namun demikian, semakin besar tumpukan bahan baku,semakin sulit untuk mengatur atau mengontrol suhu dan kelembabannya.Volume tumpukan yang ideal
minimal 1m x 1m x 1m atau maksimal 2 m x 2m x2m. Namun pada penelitian ini untuk mengatur volume digunaka ukuran 50 cm untuk setiap lobang galian.
Sisi-sisi tumpukan sebaiknya dibuat rata.Bentuknya dapat berupa kubus balok atau silinder, Tumpukan yang terlalu tipis,meruncing berbentuk piramida atau
segitiga dan sempit kemungkinan tidak dapat mempertahankan suhu dan kelembaban
Universitas Sumatera Utara
31 yang diinginkan sehingga proses terbentuknya kompos akan membutuhkan waktu
yang sangat lama. 3.
Ukuran bahan Berlangsungnya proses pengomposan akan lebih cepat dan lebih baik jika
ukuran bahan baku yang kan dikomposkan diperkecil,karena mikroorganisme akan lebih mudah beraktivitas mengolah dan membentuk koloni pada bahan yang sudah
lembut substrat dibandingkan bahan dengan ukuran besar.Ukuran bahan yang dianjurkan pada pengomposan secara aerob yaitu antara 1-7,5cm.Oleh karena itu,
sebaiknya bahan dicacah dengan parang atau digiling dengan mesin agar mikroorganisme lebih mudah mencernanya.Pencacahan sebaiknya tidak terlalu
lembut seperti bubur, karena pada saat berlangsung pengomposan akan mengeluarkan kadar air.
Pada pengomposan secara aerob, penghancuran bahan sampai lumat tidak dianjurkan,karena dikhawatirkan akan meningkatkan kadar air bahan melebihi 60
sehingga dapat mengganggu proses pengomposan.Namun, masalah tersebut dapat diatasi dengan cara menambahkan bahan organik kering atau dengan tanah
kering.Ukuran yang kecil akan meningkatkan porositas tumpukan bahan dan memperlancar masuknya oksigen kedalam tumpukan bahan.
4. Kadar air pada pengomposan secara aerob
Pada proses pengomposan secara aerob,kadar air bahan sebaiknya antara 40- 50. Kondisi kadar air seperti itu harus dipertahankan saat berlangsungnya
pengomposan agar mikroorganisme aerob dalam kompos dapat bekerja dengan baik dan tidak mati.Kadar air yang sesuai sangat membantu pergerakan mikroba dalam
Universitas Sumatera Utara
32 bahan.Apabila kadar air terlalu banyak dapat menyebabkan bahan semakin
padat,melumerkan sumber makanan yang dibutuhkan mikroba dan menghalangi masuknya oksigen kedalam bahan.Namun, jika air terlalu sedikit maka bahan baku
akan menjadi kering dan tidak mendukung kehidupan mikroba. Kondisi kadar air yang terbaik yaitu sedang, tidak terlalu kering dan tidak
terlalu basah.Cara sederhana untuk mengetahui kadar air yaitu dengan mengambil bahan dan meremasnya dalam genggaman tangan.Apabila bahan kompos
pecahhancur dan tidak keluar air sama sekali dari genggaman maka perlu diberi tambahan air.Apabila bagian kompos keluar dari sela-sela jari dengan air dengan air
berlebih berarti terlalu basah sehingga kompos perlu dibalik-balik dan dibuat drainase yang bagus.Jika kompos terlalu basah maka udara akan sulit masuk ke sela-sela
kompos.Hal ini dapat menyebabkan bakteri anaerob masuk kedalamnya dan berkembang sehingga proses pengomposan tidak berjalan lancar .kondisi bahan
dengan kandungan air yang tepat yaitu,dapat dikepal dengan tangan meskipun hancur lagi.untuk menjaga kadar air,sebaiknya kompos terlindung dari air hujan dan sinar
matahari langsung.Hujan dapat menyebabkan kadar air berlebihan sedangkan sinar matahari dapat menyebabkan penguapan,sehingga kadar air terlalu sedikit.
Pada saat bahan baku kompos ditumpuk maka titik panas yang tertinggi akan berada dibagian tengah tumpukan.Hal ini dapat mengakibatkan mikroorganisme
dibagian tengah bahan lebih aktif sehingga penguapan yang terhebat yang terjadi pada bagian ini.Sering dijumpai,tumpukan kompos yang terlihat lembab serta hangat,
tetapi setelah dibuka ternyata bagian dalamnya kering dan dingin dapat dikatakan bahwa tumpukan terlalu panas dapat menyebabkan kadar air bahan menguap dan
Universitas Sumatera Utara
33 akhirnya bahan menjadi kering.Apabila bahan menjadi kering, mikroorganisme
enggan melakukan aktivitasnya maka proses pembusukan pada bagian ini terhenti dan suhu biasanya akan turun.Cara untuk mengetahui basah atau tidaknya bagian
tengah, dibutuhkan alat pengontrol berupa tongkat bambu atau kayu.Dengan menusukkan alat ini ke dalam tumpukan kompos samoai ke tengah maka dapat
diketahui tiga hal penting, yaitu basah atau tidak, hangat atau tidak, dan berbau busuk atau tidak.Jika tongkat tersebut hangat dan basah berarti pengomposan masih
berlangsung dengan baik namun apabila tongkat tersebut kering dan dingin maka perlu disiram airdisamping itu, untuk menjaga kadar air bahan diperlukan tempat
yang terlindung dari air hujan dan sinar matahari langsung.Tempat yang teduh sangat dianjurkan agar proses pengomposan secara aerobik dapat berlangsung baik.
5. Suhu Temperatur pengomposan secara aerob
Suhu ideal untuk pengomposan secara aerob yaitu diantara 45-65 C.Untuk
mengetahui keadaan suhu bahan dapat digunakan termometer alkohol,agar kalau pecah di lapangan maka cairan alkohol tidak membahayakan kompos.Suhu kompos
organik dapat dijaga agar tetap stabil dengan cara mengatur kadar air.Suhu yang terlalu rendah dapat disebabkan bahan yang kurang lembab sehingga aktivitas
mikroorganisme menurun .Masalah ini dapat diatasi dengan cara bahan kompos disiram dengan air hingga mencapai kadar air yang optimal.Demikian pula, jika
kondisi suhu bahan terlanggu tinggi, tidak baik bagi proses pengomposan secara aerob.Kondisi suhu yang tertinggi dapat mencapai 80
C . Suhu yang terlalu tinggi dapat diatasi dengan cara membalikkan
bahan.Bakteri yang bekerja pada suhu ini biasanya hanyalah bakteri termofilik, yaitu
Universitas Sumatera Utara
34 bakteri yang tahan terhadap suhu tinggi.Apabila hal ini terjadi maka mikroorganisme
lainnya akan mati.Penggunaan temperatur tinggi, yaitu 80 C, biasanya untuk
pengomposan skala besar karena diperlukan kecepatan tinggi untuk mengomposkan berton-ton bahan organik.Jadi pengomposan skala industri kecil atau untuk kebun
sendiri di rumah tidak terlalu berisiko apabila suhu dipertahankan pada kisaran antara 45-65
C saja. 6.
Derajat Keasaman pH Untuk berlangsungnya pengomposan secara aerob dengan baik dibutuhkan pH
netral yaitu diantara 6-8.Jika kondisi asam biasanya dapat diatasi dengan pemberian kapur.Namun,Sebenarnya dengan cara memantau suhu dan membolak-balikkan
bahan kompos secara tepat dan benar sudah dapat mempertahankan kondisi pH tetap pada titik netral, tanpa pemberian kapur.Dengan demikian,proses pemeriksaan pH
setiap waktu tidak perlu dilakukan.Tetapi untuk lebih meyakinkan lagi, pemeriksaan pH dapat dilakukan dengan cara menggunakan kertas lakmus yang tersedia di apotik
atau mempergunakan pH meter elektronik. 7.
Aerasi Pada pengomposan secara aerob harus dikondisikan sedemikian rupa agar
setiap bagian bahan kompos memperoleh suplai oksigen yang cukup.Suhu kompos yang meningkat akan membuat bahan hancur dengan cepat dan akhirnya memadat
.Kurangnya oksigen dapat disebabkan oleh kelembaban bahan terlalu tinggi sehingga bahan melekat satu sama lain.Terjadinya pemadatan pada bahan akan menghambat
suplai oksigen yang dibutuhkan mikroba aerob.Akibatnya mikroba tidak dapat bertahan hidup.Agar aerasi lancar,Pengomposan dapat dilakukan di tempat terbuka
Universitas Sumatera Utara
35 sehingga udara dapat masuk dari berbagai sisi dan secara berkala dilakukan
pembalikan kompos.Pada pembuatan kompos secara aerobskala kecil, jumlah oksigen tidak harus diketahui.Namun, untuk skala industri,penghitungan kebutuhan oksigen
harus dikuasai agar seorang teknisi dapat merancang alat yang mampu menyuplai kebutuhan oksigen pada bahan.Habibi,2008
2.4.2. Pengomposan Dasar Pengomposan Secara Anaerob