Kesimpulan PENGEMBANGAN MODEL BUKU TEKS PELAJARAN BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI.

Laila Fitriah, 2013 Pengembagan Model Buku Teks Pelajaran Berbasis Intertekstual Pada Materi Hidrolisis Garam Kelas XI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dalam pengembangan model buku teks pelajaran berbasis intertekstual pada materi hidrolisis garam kelas XI , didapatkan kesimpulan hasil penelitian yaitu: 1. Indikator yang dikembangkan sebanyak 3 indikator yaitu mendeskripsikan proses hidrolisis garam, menentukan garam-garam yang mengalami hidrolisis, menghitung pH larutan garam yang mengalami hidrolisis. Untuk konsepnya diperoleh 4 konsep yang terdiri dari hidrolisis garam, garam- garam yang mengalami hidrolisis, tetapan hidrolisis garam dan pH larutan garam. 2. Representasi kimia yang dikembangkan didasarkan pada konsep yang telah divalidasi. Representasi materi hidrolisis garam meliputi level makroskopik, level sub-mikroskopik dan simbolik dari keempat konsep. Level makroskopik berupa fenomena riil mengenai percobaan sifat asam-basa larutan garam; percobaan penentuan nilai K a asam dan K b basa dari garam serta percobaan pengukuran pH larutan garam menggunakan pH meter. Level sub-mikroskopik yang dikembangkan menjelaskan mengenai proses reaksi hidrolisis yang terjadi pada anion danatau kation dari garam; reaksi kesetimbangan yang terjadi pada reaksi hidrolisis garam dan hubungannya dengan nilai K a danatau K b , K h dan K w ; dihasilkannya ion H + dan ion OH - Laila Fitriah, 2013 Pengembagan Model Buku Teks Pelajaran Berbasis Intertekstual Pada Materi Hidrolisis Garam Kelas XI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu yang menyebabkan pH larutan garam dapat dihitung. Level simbolik yang dikembangkan berupa persamaan reaksi hidrolisis yang terjadi pada berbagai jenis garam, gambar molekuler reaksi hidrolisis garam, penurunan rumus penentuan tetapan hidrolisis garam dan penurunan rumus penentuan pH larutan garam. 3. Tingkat keterbacaan model buku teks pelajaran yang dikembangkan berdasarkan hasil uji tes rumpang diperoleh rata-rata keterbacaan untuk sampel A siswa SMA kelas XII sebesar 86,48 . Sementara itu, untuk sampel B siswa SMA kelas XI diperoleh rata-rata keterbacaan sebesar 71,85. Berdasarkan nilai tersebut, model buku teks pelajaran materi hidrolisis garam memiliki tingkat keterbacaan mudah baik untuk kelas XI ataupun kelas XII. Berdasarkan uji menggunakan grafik Fry, tingkat keterbacaan untuk model buku teks pelajaran hidrolisis garam berbasis intertekstual yang dikembangkan adalah mudah. 4. Model buku teks pelajaran hidrolisis garam berbasis intertekstual yang dikembangkan menghasilkan tanggapan positif dari guru kimia maupun siswa SMA.

B. Saran