organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah Kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida dan fosfat.
e. Air Sekitar 88 ASI terdiri dari air. Air ini berguna untuk melarutkan zat zat yang
terdapat didalamnya. Air Susu Ibu ASI
merupakan sumber air yang secara metabolis aman. Air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan
haus bayi. f. Vitamin
Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Vitamin A, D, dan C cukup, sedangkan golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan asam panthothenik kurang.
2.1.4. Volume ASI
1
Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan apabila bayi mulai mengisap payudara, maka
produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi normal, ASI diproduksi sebanyak 10- ± 100 cc pada hari-hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah
hari ke 10 sampai ke 14. Bayi yang sehat selanjutnya mengkonsumsi sebanyak 700- 800 cc ASI per hari. Namun kadang-kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600
cc atau bahkan hampir 1 liter per hari dan tetap menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat yang berat, baik pada waktu
hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI. Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500-700 cc pada 6 bulan pertama usia bayi,
400-600 cc pada bulan kedua dan 300-500 cc pada tahun kedua usia anak.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5. Manfaat Pemberian ASI
13
Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif yang dapat dirasakan bagi bayi, ibu maupun keluarga. Berikut adalah manfaat pemberian ASI:
2.1.5.1 Manfaat ASI bagi bayi
Air Susu Ibu merupakan makanan pertama dan utama pada bayi. Berbagai keunggulan yang terdapat pada ASI memberikan banyak manfaat pada bayi, yaitu:
1. Nutrient zat gizi dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain: lemak, karbohidrat,
protein, garam dan mineral, serta vitamin. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6
bulan kedua dalam tahun pertama, dan 13 nutrisi atau lebih selama tahun kedua.
2. Air Susu Ibu mengandung zat protektif Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang
mengalami sakit. Zat-zat protektif tersebut antara lain: - Laktobasilus bifidus mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat,
yang membantu memberikan keasaman pada pencernaan sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
- Laktoferin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat pertumbuhan bakteri
- Lisozim, merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan anti inflamatori bekerjasama dengan peroksida dan askorbat untuk menyerang e-coli dan
salmonella
Universitas Sumatera Utara
- Komplemen C3 dan C4 - Faktor anti streptococcus, melindungi bayi dari bakteri streptococcus
- Antibodi - Imunitas seluler, ASI mengandung sel sel yang berfungsi membunuh dan
memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4, lisozim dan laktoferin
- Tidak menimbulkan alergi 3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi
Pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting untuk menimbulkan rasa percaya
basic sense of trust. 4. Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik
Bayi yang mendapat ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik. Hal ini dapat di lihat dari kenaikan berat badan bayi dan kecerdasan otaknya.
2.1.5.2. Manfaat ASI bagi ibu
Selain ASI bermanfaat bagi bayi, ASI juga sangat bermanfaat untuk Ibu, yaitu:
1. Aspek kesehatan Ibu Hisapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin yang membantu
involusi uteri dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan., mengurangi prevalensi anemia dan mengurangi terjadinya karsinoma mammae, dan menurunkan
kejadian obesitas karena kehamilan. 2. Aspek Keluarga Berencana
Universitas Sumatera Utara
Menyusui secara eksklusif dapat menjarangkan kehamilan. Hormon yang mempertahankan laktasi menekan ovulasi sehingga dapat menunda terjadinya
ovulasi. Menyusui secara eksklusif dapat digunkana sebagai kontrasepsi alamiah yang sering disebut Metode Amenorrhea Laktasi MAL.
3. Aspek Psikologis Perasaan bangga dan dibutuhkan membuat Ibu senantiasa memperhatikan
bayinya sehingga tercipta hubungan atau ikatan batin antara ibu dan bayi.
2.1.5.3. Manfaat ASI bagi Keluarga
Manfaat ASI dilihat dari aspek ekonomi adalah: ASI tidak perlu dibeli, mudah dan praktis, mengurangi biaya berobat bayi yang diberi susu formula sering
mengalami diare. Sedangkan manfaat ASI ditinjau dari aspek psikologis adalah dengan memberikan ASI maka kebahagiaan keluarga menjadi bertambah, kelahiran
jarang, kejiwaan ibu baik, dan tercipta kedekatan antara ibu bayi dan anggota keluarganya.
2.1.5.4. Manfaat ASI bagi Negara
Air Susu Ibu juga bermanfaat bagi Negara. Adapun manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Bayi sehat, membuat Negara lebih sehat - Memperbaiki kelangsungan hidup anak denngan menurunkan angka
kematian.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6. Syarat Pemberian ASI Eksklusif
15
Kesadaran, bahkan kemauan saja tak cukup bagi ibu yang ingin memberikan ASI Eksklusif. Ternyata ada persyaratan yang harus dipenuhi agar keinginan
menciptakan anak cerdas dengan ASI terpenuhi. Syarat tersebut meliputi: a. Hanya memberikan ASI saja sampai 6 bulan
b. Menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir c. Tidak memberikan cairan atau makanan lain selain ASI, kepada bayi yang
baru lahir d. Menyusui sesuai kebutuhan bayi
e. Berikan kolostrum ASI yang keluar pada hari pertama yang mempunyai nilai gizi tinggi
f. Cairan lain yang boleh diberikan hanya vitamin, mineral obat dalam bentuk drop atau sirup.
2.1.7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif
a. Dukungan Keluarga Keluarga dalam melaksanakan perannya, tentu harus mengetahui terlebih
dahulu mengenai ASI Eksklusif, manfaatnya untuk bayi maupun Ibu serta cara mengatasi ASI jika tidak lancar. hal terpenting yang harus dimiliki keluarga adalah
pemahaman yang baik mengenai manfaat ASI Eksklusif yang tidak didapatkan dari susu formula termahal sekalipun. Selain pengetahuan yang memadai yang harus
dimiliki oleh keluarga mengenai ASI Eksklusif, maka keluarga juga harus senantiasa memperhatikan kondisi ketenangan psikologis seorang ibu. Karena sebagaimana yang
kita ketahui bahwa ketenangan batin psikologis seorang ibu akan mewarnai diri ibu
Universitas Sumatera Utara
yang kemudian mampu memproduksi ASI dengan lancar untuk bayinya Sebagaimana hasil penelitian oleh yang dilakukan oleh Amal Saleh di Kabupaten Konawe Selatan
Tahun 2011,
16
menyimpulkan bahwa diantara penyebab rendahnya pemberian ASI Eksklusif di daerah tersebut adalah dukungan suami yang rendah sehingga ibu
terdorong untuk memberikan susu formula dan makanan tambahan pada bayinya yang berusia 0-6 bulan.
b. Umur ibu Produksi ASI berubah seiring dengan perubahan usia. Ibu yang berusia 19-23
tahun umumnya memiliki produksi ASI yang lebih cukup dibanding ibu yang berusia lebih tua. Hal ini terjadi karena adanya pembesaran payudara setiap siklus ovulasi
mulai awal terjadinya menstruasi sampai usia 30 tahun., namun terjadi degenerasi payudara dan kelenjar penghasil ASI alveoli secara keseluruhan setelah usia 30
tahun. c. Pendidikan Ibu
Novita 2008
17
dalam penelitiannya menyebutkan ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif, semakin tinggi tingkat
pendidikan ibu, semakin tinggi pula jumlah ibu yang tidak memberikan ASI pada bayinya. Hal ini dikarenakan ibu yang berpendidikan tinggi umumnya memiliki
kesibukan diluar rumah sehingga cenderung meninggalkan bayinya, sedangkan ibu yang berpendidikan rendah, lebih banyak menghabiskan waktu dirumah bersama
dengan bayinya.
Universitas Sumatera Utara
d. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
18
Informasi maupun pengalaman yang didapat seseorang yang berhungan dengan pemberian ASI
Eksklusif dapat mempengaruhi tindakan seseorang tersebut dalam memberikan ASI Eksklusif.
e. Budaya Terdapat berbagai macam faktor budaya yang berhubungan dengan pemberian
ASI eksklusif di masyarakat seperti kebiasaan masyarakat yang memberikan makanan tambahan kepada bayi sebelum berusia 6 bulan. Perilaku yang dilakukan
oleh para ibu tersebut merupakan pola perilaku turun temurun yang didasari oleh nilai nilai kemasyarakatan. Perilaku seperti pemberian madu, air putih, air gula, pisang ,
bubur dan biskuit pada bayi sebelum berusia 6 bulan merupakan perilaku yang harus dilakukan karena merupakan faktor sosial kebudayaan masyarakat setempat. Padahal
perilaku kebiasaan tersebut telah menghambat dalam pemberian ASI eksklusif. f. Pekerjaan
Seorang ibu yang bekerja relatif lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah dibandingkan menyusui anaknya. Bagi Ibu yang bekerja, upaya pemberian
ASI Eksklusif sering kali mengalami hambatan karena singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan. Sebelum pemberian ASI Eksklusif berakhir secara sempurna, ibu
harus kembali bekerja. Kegiatan atau pekerjaan ibu sering kali dijadikan alasan untuk tidak memberikan ASI Eksklusif, terutama yang tinggal di daerah perkotaan.
19
Universitas Sumatera Utara
2.2. Diare
2.2.1. Defenisi Diare
Diare menurut Depkes adalah suatu keadaan yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari disertai dengan
konsistensi tinja yang lembek-cair dengan atau tanpa lendir dan darah selama 1 minggu. WHOUNICEF 1987 mendefinisikan diare akut sebagai kejadian akut dari
diare yang biasanya berlangsung selama 3 – 7 hari tetapi dapat pula berlangsung sampai 14 hari. Diare persisten adalah episode diare yang diperkirakan penyebabnya
adalah infeksi dan mulainya sebagai diare akut tetapi berakhir lebih dari 14 hari, serta kondisi ini menyebabkan malnutrisi dan berisiko tinggi menyebabkan kematian.
20
Anak yang menderita kurang gizi mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk menderita penyakit infeksi, terutama penyakit diare. Diare dapat dengan cepat
menurunkan tingkat gizi anak, karena kebiasaan ibu-ibu sewaktu anak diare menghentikan pemberian air susu ibu ASI ataupun makanan lain semasa anak
masih diare hal ini akan memperburuk gizi anak. Pada usia 6 bulan sampai 12 bulan, anak mulai mendapat makanan tambahan
seperti makanan pendamping air susu ibu, sehingga kemungkinan termakan makanan yang sudah terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit diare menjadi lebih
besar. Selain itu anak juga sudah mampu bergerak kesana kemari sehingga pada usia ini anak senang sekali memasukkan sesuatu kedalam mulutnya.
Pencernaan memiliki mekanisme metabolisme dan cara yang ampuh untuk menghancurkan makanan, sekaligus menangkal bakteri yang menyerang lambung.
Dalam kondisi normal, segala macam bakteri dapat dibunuh atau dikeluarkan oleh
Universitas Sumatera Utara