Berdasarkan Gambar 5.6. di atas dapat dilihat bahwa proporsi kejadian diare tertinggi pada anak dengan jenis kelamin perempuan yaitu 66,0 dan terendah pada
anak laki-laki yaitu 56,9 . Sedangkan proporsi tidak diare tertinggi pada anak laki- laki yaitu 43,1 dan terendah pada anak perempuan yaitu 34,0.
Berdasarkan hasil analisis statistik uji Chi Square diperoleh nilai p=0,344 p0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
kejadian diare pada anak usia 12-24 bulan. Hal ini sejalan dengan penelitian Asni olyfta 2010
32
tentang Analisis kejadian diare di pada anak balita di kelurahan tanjung sari medan selayang. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan p=0,085 antara jenis kelamin dengan kejadian diare pada anak balita.
5.2.6. Hubungan PMT dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 12-24 Bulan.
Gambar 5.7. Diagram Batang Hubungan PMT dengan Kejadian Diare Pada Anak
Usia 12-24 Bulan di Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 5.7. di atas dapat dilihat bahwa proporsi kejadian diare tertinggi pada kelompok pemberian PMT
≤6 bulan yaitu 80,5 dan terendah pada kelompok PMT 6 bulan yaitu 7,1 . Sedangkan proporsi tidak diare tertinggi pada
kelompok PMT 6 bulan yaitu 92,9 dan terendah pada kelompok PMT ≤6 bulan
yaitu 19,5. Berdasarkan hasil analisis statistik uji Chi Square diperoleh nilai p=0,001
p0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna pemberian PMT dengan kejadian diare pada anak usia 12-24 bulan. Ratio prevalence diare pada kategori pemberian
PMT ≤6 bulan dan 6 bulan adalah 11,273 95 CI=2,952–43,051.
Artinya anak yang diberi PMT
≤6 bulan memiliki kemungkinan resiko 11,273 kali lebih besar mengalami diare dibandingkan dengan anak yang diberi PMT 6 bulan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Asmaini
33
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-12 bulan
kejadian diare di wilayah kerja puskesmas Kopelma Banda Aceh dengan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara usia pemberian MP-
ASI p=0,005 dengan kejadian diare pada bayi usia 6-12 bulan. Makanan pendamping ASI MP-ASI saat ini kebanyakan diberikan pada saat
usia dini. Selain adanya faktor pengetahuan ibu yang rendah, hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan pada masyarakat sehingga pemberian makanan tambahan
dilakukan pada terlalu dini. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia penyebab utama kematian pada balita adalah diare, yaitu sebesar 25,2. Salah satu
faktor risikonya adalah pemberian MP-ASI dini.
1
Universitas Sumatera Utara
Pemberian susu formula makanan pendamping ASI cair dan yang diberikan pada bayi kurang dari 6 bulan cenderung dengan intensitas atau frekuensi yang sangat
tinggi sehingga dapat membahayakan dan berakibat kurang baik pada anak, yang dampaknya adalah kerusakan pada usus bayi. Karena pada umur demikian usus
belum siap mencerna dengan baik sehingga pertumbuhan berat badan bayi terganggu. Pemberian makanan tambahan terlalu dini dapat mengakibatkan bayi lebih sering
menderita diare, mudah alergi terhadap zat makanan tertentu, terjadi malnutrisi atau gangguan pertumbuhan anak, dan produksi ASI Ibu menurun.
34
Pemberian makanan pendamping selain ASI MP-ASI dapat mulai di lakukan setelah bayi berusia 6 bulan. MP-ASI dapat berupa bubur tim, sari buah, maupun
biskuit. Pemberian MP-ASI baik jenis, porsi, dan frekuensinya tergantung dari usia dan kemampuan bayi.
5.2.7. Hubungan Kelengkapan Imunisasi dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 12-24 Bulan.