43
Tabel 5. Hasil Uji DMRT Duncan’s Multiple Range Test
Ketebalan Lapisan Endometrium µm pada PreparatIrisan Melintang Utuh Uterus Tikus Putih Betina sesudah
Pemberian Ekstrak.
Dosis N
Subset for alpha = .05 1
2 3
1 400.00
4 315.6250
.00 4
360.1250 360.1250
200.00 4
561.2500 561.2500
300.00 4
720.0000 Sig.
.665 .068
.139 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.
Hasil Uji DMRT Duncan’s Multiple Range Test
Ketebalan Lapisan Endometrium µm pada preparat irisan melintang utuh uterus tikus putih betina sesudah pemberian ekstrakmenunjukkan
bahwa perlakuan kontrol memiliki beda nyata terhadap kelompok P1dosis 200grekorhari dan P2dosis 300grekorhari, akan tetapi
tidak terdapat beda nyata dengan kelompok P3dosis 400grekorhari. Perlakuan P1 dosis 200grekorhari berbeda nyata dengan kelompok
P2 dosis 300grekorhari dan P3dosis 400grekorhari, akan tetapi tidak terdapat beda nyata terhadap kelompok kontrol. Perlakuan P2
dosis 300 grekorhari terdapat beda nyata terhadap kelompok kontrol dan P3dosis 400grekorhari, akan tetapi tidak ada ada nyata terhadap
P2dosis 300grekorhari. Perlakuan P3 dosis 400 grekorhari terdapat beda nyata terhadap kelompok P1dosis 200grekorhari dan
44
P2dosis 300grekorhari, akan tetapi tidak ada ada nyata terhadap kelompok kontrol.
3. Gambaran struktur histologik uterus tikus putih betina
Hasil dari gambaran histologik penampang melintang uterus tikus putih betina dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x. Berikut
ini merupakan gambar histologik uterus tikus putih :
Gambar7. Mikrofotograf Penampang Melintang Uterus Tikus
PutihKelompok Kontrol H-E, 100x a.Perimetrium
b.Miometrium c.KelenjarEndometrium
d.Endometrium e.Lumen
a
b
c e
d
45
Gambar 8. Mikrograf penampang melintang uterus tikus putih sesudah pemberian Ekstrak Daun Tanaman Kenari
dengan dosis 200 mgekorhari H-E, 100x: a.Endometrium
b. Lumen c. Kelenjar Endometrium
d. Miometrium e. Perimetrium
Gambar 9. Mikrograf penampang melintang uterus tikus putih sesudah pemberian Ekstrak Daun Tanaman Kenari
dengan dosis 300 mgekorhari H-E, 100x: a. KelenjarEndometrium
b.Endometrium c.Miometrium
d. Perimetrium
a
c b
d
a
b
c
d e
46
Gambar 10. Mikrofotograf Penampang Melintang Uterus Tikus Putih sesudah Pemberian Ektrak Daun tanaman
Kenaridengan dosis 400 mgekorhari H-E, 100x: a.
Kelenjar endometrium b.
Lumen c.
Endometrium d.
Miometrium e.
Perimetrium Berdasarkan dari foto hasil pengamatan menunjukkan struktur
histologik dari uterus tersusun atas tiga lapisan. Lapisan paling luar adalah perimetrium atau tunikaserosa, terdiri dari jaringan ikat longgar
yang dibalut dengan mesotel atau peritoneum, kemudian lapisan tengah adalah miometrium terdiri dari lapis otot yang tebal umumnya
tersusun secara melingkar, dan lapis luar memanjang terdiri dari sel-sel otot polos. lapisan paling dalam adalah lapisan endometrium, lapisan
ini terdiri atas lapisan epitel kolumner yang bersinggungan langsung dengan lumen uterus.
a
d c
b
e
47
B. Pembahasan
Dasar dilakukannya penelitian ini dikarenakan adanya kandungan flavonoid didalam daun kenari, dimana golongan flavonoid merupakan
salah satu dari fitoestrogen, sudah diketahui bahwa estrogen alami tidak hanya di temukan pada hewan ataupun manusia, akan tetapi senyawa yang
mirip dengan estrogen juga di temukan pada beberapa tanaman yang biasanya disebut fitoestrogen. Menurut Biben 2012:3 gugus OH
merupakan salah satu faktor pendukung adanya aktifitas fitoestrogen seperti yang terdapat pada estradinol sehingga memiliki aktifitas
estrogenik. Fitoestrogen mampu berikatan dengan reseptor estrogen yang menghasilkan efek etrogenik yang mirip estrogen endogen Zhang et al.,
2009 dalam Nidaul, 2015 :1 Secara hormonal, pemberian ekstrak daun kenari pada dosis
300mg200 gr BB tikushari memicu produksi FSH Follicle Stimulating Hormone
oleh hipotalamus, sehingga menstimulasi perkembangan sel-sel granulosa folikel yang akhirnya memproduksi estrogen. Kadar estrogen
yang meningkat akan memicu pertumbuhan jaringan endometrium dan jumlah kelenjar endometrium oleh adanya poliferasi sel-sel endometrial
dan pertumbuhan kelenjar endometrium. Namun jika dosis yang diberikan terlalu banyak atau kurang dari 300mg200 gr BB tikushari, fitoestrogen
akan bersifat antagonis terhadap reaksi estrogenik. Fitoestrogen dapat berperan sebagai antagonis maupun agonis
dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya adalah jumlah estrogen