Langkah penelitian METODE PENELITIAN

31 b. Perlakuan 300mgekorhari 0,3 gr X 4 Tikus X 21 hari = 25,2 gr c. Perlakuan 400 mgekorhari 0,4 gr X 4 Tikus X 21 hari = 33,6 gr 5. Tahap pelaksanaan a. Pemberian ekstrak daun tanaman kenari Ekstrak daun tanaman kenari diberikan secara oral pada tikus perlakuan sesuai dosisnya masing-masing dan diberikan setiap 1 hari 2 kali selama 3 kali estrus 21 hari. b. Pemeliharaan dengan pemberian pakan pellet AD 2 secara rutin. c. Pengambilan apus vagina dilakukan pada awal sebelum pemberian ekstrak dan setelah selesai pemberian ekstrak pada hari ke-22 untuk mengetahui tikus estrusnya. Salah satu cara untuk mengetahui siklus estrus tikus putih betina dengan cara apus vagina, adapun prosedur pembuatan apus vagina adalah gelas benda dibersihkan dengan alkohol 70. Kapas dililitkan pada kayu lidi lalu dicelupkan ke dalam 1 cc NaCl fisiologis, kemudian dimasukkan ke dalam vagina tikus sedalam 1 cm kemudian diputar secara merata dan perlahan-lahan sehingga diperoleh jaringan mukosa vagina. Kapas yang mengandung mukosa vagina selanjutnya dioleskan gelas obyek kemudian dikeringkan di udara kemudian difiksasi dengan methanol 70 32 selama 15 menit. Kemudian ditetesi dengan pewarna gimsa selama 20 menit. Kemudian sediaan dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan pada suhu kamar. Sediaan apus vagina kemudian diamati dibawah mikroskop. d. Organ di bedah dan di buat preparat organ uterus yang didalamnya mencakup kelenjar endometrium dan lapisan endomerium uterus. e. Pembuatan preparat histologi Pembedahan dilakukan terhadap tikus pada hari ke 21 pada saat fase estrus kemudian dilakukan pembedahan dan pengambilan organ uterus.Pembuatan preparat dilakukan di Laboratorium Patologi FKH UGM dengan cara kerja sebagai berikut : 1 Melakukan pembiusan terhadap tikus dengan menggunakan kloroform. 2 Section Pembedahan Pembedahan bertujuan untuk mengambil organ tikus putih yang akan dibuat preparat dan diamati jumlah kelenjar dan ketebalan lapisan endomeriumnya. 3 Labelling Pemberian label Uterus dimasukkan kedalam botol flakon dan ditempeli label. 33 4 Fixation Uterus yang telah dilabeli dimasukkan ke dalam botol flakon yang berisi cairan fixative, yaitu formalin 10. 5 Dehydration Pengeringan Dehidrasi jaringan dimaksudkan untuk mengeluarkan air yang terkandung dalam jaringan, dengan menggunakan cairan dehidran yaitu alkohol secara bertingkat dengan waktu yang tertentu yaitu a Alkohol 70,3xperendamanselama 30menit b Alkohol 80, 3x perendamanselama 30 menit c Alkohol 90, 3x perendamanselama 30menit d Akohol absolute, direndam selama 30 menit 6 Clearing Penjernihan Proses ini bertujuan untuk menghilangkan alkohol, agar parafin dapat masuk ke dalam jaringan. Reagen penjernihan yang dipakai dalam pembuatan preparat uterus adalah toluol, reagen pembersih ini akan diganti dengan cara penetreasi ke dalam jaringan. 7 Paraffination Proses infiltrasi dilakukan didalam oven incubator dengan perbandingan toluol : paraffin = 1 : 1 paraffin murni 1,2 dan 3 masing-masing selama selama 30 menit pada suhu 70-80ºC suhu tersebut bertujuan supaya 34 temperaturnya sesuai untuk penetrasi paraffin selama proses berlangsung agar jaringan tidak rusak. Paraffin yang dipilih untuk membuat preparat adalah paraffin dengan titik leleh yang tidak merubah keadaan sitologik dan sitokimia organ. Penetrasi paraffin tergantung dari tebal tipisnya pemotongan preparat yang dipakai. Paraffin kemudian dibiarkan memadat dan diberi petunjuk arah pemotongan dan nama dari jaringan tersebut. 8 Sectioning Pemotongan menggunakan mikrotom a Blok paraffin yang telah berisi jaringan, diiris menggunakan scalpel yang sudah dipanasi dengan api bunsen sehingga pemotongan lebih mudah dan bagian yang akan diiris dengan pisau mikrotomberbentuk segiempat teratur. Preparat diletakan ditengah, kira-kira 3-5 mm dari tepinya. b Meletakkan blok paraffin pada holder kayu c Kemudian memasang holder dengan blok paraffin pada rotary mikrotom yang direkatkan. d Selanjutnya menyiapkan tempat coupes atau pita dan kuas kecil untuk mengambil coupes dari pisau mikrotom. e Mengatur tebal tipisnya coupes dengan mengatur pada pengaturan di mikrotom setebal 4 µm. 35 f Setelah diiris segera memasukkan preparat kedalam nampan yang berisi air hangat. Hal tersebut dilakukan agar coupes dapat merentang dan jaringan tidak melipat. g Menempelkan coupes pada gelas benda pada proses affixing yang sebelumnya telah diolesi olehputih telur atau albumin. 9 Affixing a Meletakkan sejumlah coupes irisan tengah pada preparat pada kaca benda yang telah diberi perekat dengan gliserin dan albumin. b Memindahkann kaca-kaca gelas benda yang berisi coupes tersebut keatas hotplate dengan suhu 40-45̊C, adanya kelebihan air dihisap dengan menggunakan pipetkeras saring dan mengatur letak coupes dengan paraffinnya direntangkan. 10Pewarnaan menggunakan Hematoxylin-Eosin a Mencelupkan kaca benda yang telah ditempeli coupes ke dalam Xylolselama 30 menit. bKemudian melakukan dehidrasi berulang dengan mencelupkan ke dalam alkohol absolut, alkohol 96, 90, 80, 70 kemudian memasukkan Eosin selama 2 menit, mencelupkan ke dalam alkohol 60, 50, 40, 30, 20 36 kemudian dicelupkan ke dalam hematoxylyn selama 10 menit dan mencucinya menggunakan air mengalir. c Melakukan rehidrasi dengan mencelupkan berurutan mulai alkohol 2, 30,4 0, 50, 60, 70, 80, 90, 96 dan alkohol absolut beberapa kali celupan kemudian mengeringkannya dengan kertas filter atau tissue. d Menetesi slide dengan Canada balsam 10 Penutup Setelah ditetesi menggunkan Canada Balsam kemudian objek gelas ditutup dengan gelas penutup dan diusahakan tidak muncul gelembung, karena adanya gelembung akan mengganggu pengamatan. 11 Pengamatan sruktur histologis Preparat yang sudah jadi diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100X. Melakukan perbandingan antara preparat perlakuan dan preparat kontrol. Preparat diamati secara sampling dan diamati seluruh bidang pandangnya. a Cara menghitung jumlah kelenjar endometrium adalah dengan menghitung seluruh kelenjar yang tampak melalui cara sampling, yaitu kelenjar dihitung per satuan lapang pandang dengan perbesaran 100X. 37 b Cara mengukur ketebalan lapisan endometrium diukur dimulai lapisan yang berbatasan langsung dengan lumen uterus sampai batas antara lapisan endometrium dengan lapisan miometrium menggunakan bantuan mikrometer okuler yang telah dikalibrasi dengan mikrometer obyektif. Ketebalan diukur menggunakan skala pada mikrometer okuler, kemudian hasil yang diperoleh dikalikan dengan nilai kalibrasi 10, sehingga diperoleh nilai ketebalan lapisan. Ketebalan lapisan endometrium diperoleh dari rerata empat kali pengukuran sampling yaitu bagian atas, bawah, kanann dan kiri endometrium.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data melalui pengamatan preparat uterus dan diambil gambarnya.Dilakukan perhitungan jumlah kelenjar buah serta diukur ketebalan lapisan endometrium uterus pada preparat irisan melintang utuh uterus dengan mikrometer okuler.Kelompok yang diamati adalah kelompok kontrol dan kelompok perlakuan ekstrak daun kenari.Setelah perhitungan masing-masing jumlah kelenjar dan tebal lapisan endometrium kemudian dilakukan analisis terhadap hasil perhitungan tersebut. 38

H. Analisis Data

Data jumlah kelenjar endometrium pada tikus putih pada kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan, kemudian dianalisis dengan analisis non parametrik kruskal-Wallis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian ekstrak daun kenari terhadap jumlah kelenjar tikus putih padakelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan. Data ketebalam lapisan endometruim pada tikus putih dianalisis menggunakan analisis kontrol One Way Anova.Analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh ekstrak daun kenari terhadap ketebalan lapisan endometrium tikus putihkelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan. Apabila terdapat pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test DMRT untuk membandingkan antara kelompok kontrol dengan masing-masing perlakuan. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengaruh pemberian ekstrak daun kenari terhadap jumlah

kelenjar endometrium Pengamatan jumlah kelenjar endometrium dilakukan di Laboratorium Mikroskopi FMIPA UNY. Data ini diambil dengan cara mengamati preparat uterus di mikroskopdengan menghitung seluruh kelenjar yang tampak melalui cara sampling, yaitu kelenjar dihitung per satuan lapang pandang dengan perbesaran 100X. menggunakan alat hitung counter. Hasil perhitungan jumlah kelenjar endometrium dapat dilihat pada tabel 1, sebagai berikut : Tabel 1.Data Rata-Rata Jumlah Kelenjar buah Endometrium Uterus Tikus Putih sesudah Pemberian Ekstrak Daun Tanaman Kenari Kontrol P1 P2 P3 Rata-rata 53 48,25 79,75 47,25 Stdev 9,01850 11,58663 16,07016 14,0543 Berdasarkan data di atas kelompok kontrol memiliki rata-rata sebesar 53, lalu terjadi penurunan pada kelompok P1 menjadi sebesar 48.25. Pada P2 mengalami peningkatan jumlah kelenjar endometrium yang tinggi sebesar 79.75. Kemudian kembali terjadi penurunan pada P3 yaitu sebesar 47.25. 40 Pengaruh perlakuan terhadap jumlah kelenjar endometrium dapat diketahui dengan menggunakan analisis uji Nonparametrik Kruskal Wallis karena data tersebut berupa data cacah yang didapatkan dari perhitungan jumlah. Hasil dari uji Kruskal Wallis dapat dilihat pada tabel 2, sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Uji Kruskal Wallis Pengaruh Ektrak Daun Kenari Terhadap Jumlah Kelenjar buah Endometrium Uterus Tikus Putih sesudah Pemberian ekstrak Daun Tanaman Kenari. Jumlah Chi-Square 7.497 Df 2 Asymp. Sig. .024 Berdasarkan hasil uji Krukal Wallis, di dapatkan hasil bahwa nilai Chi-quare jumlah kelenjar uterus adalah 7.497 serta nilai derajat kebebasan adalah 3, sedangkan nilai signifikaninya adalah 0.024. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa nilai signifikaninya lebih kecil dari taraf signifikani 0.05 P0.05.Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun kenari berpengaruh nyata terhadap jumlah kelenjar endometrium.

2. Pengaruh pemberian ekstrak daun tanaman kenari terhadap

ketebalan lapisan endometrium tikus putih Pengukuran ketebalan lapisan endometrium ini menggunakan alat bantu mikroskop yaitu dengan mikrometer okuler. Pengukuran dimulai

Dokumen yang terkait

PENGARUH EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya, L.) TERHADAP JUMLAH KELENJAR ENDOMETRIUM, JUMLAH ERITROSIT DAN LEKOSIT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) BETINA.

0 0 96

PENGARUH EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya, L.) TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM DAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

0 2 77

PENGARUH EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya, L.)TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM DAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

0 2 94

PENGARUH EKSTRAK KACANG KEDELAI HITAM (Glycine soja)TERHADAP JUMLAH KELENJAR DAN KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

1 5 90

PENGARUH EKSTRAK DAUN KENARI (Canarium indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus, L.).

14 82 104

PENGARUH EKSTRAK KACANG PANJANG (Vigna sinensis, L.) TERHADAP JUMLAH KELENJAR DAN KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus, L.).

0 1 4

PENGARUH EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP JUMLAH KELENJAR DAN KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI METE (Anacardium occidentale, L.) TERHADAP JUMLAH KELENJAR DAN KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus, L.).

0 0 2

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI WIJEN PUTIH (Sesamum indicum, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.).

1 2 1

PENGARUH MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) TERHADAP JUMLAH KELENJAR DAN KETEBALAN LAPISAN ENDOMETRIUM UTERUS TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus, L.).

0 0 1