penekanannya lebih tergantung pada suatu penerapannya pada pengukuran kinerja di jenis organisasi apapun nantinya.
Karena penulis beranggapan bahwa yang paling penting adalah kemauan dan kerja keras dari pihak manajemen organisasi untuk selalu melakukan
perbaikan terus menerus continuous improvement dan selalu meningkatkan kualitas kinerjanya, baik terhadap konsumen maupun hasil-hasil bisnis lainnya.
Namun karena pada penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan konsep
dan prosedur dari The Deming Prize, maka berikut akan diberikan alasan kenapa
dipilih model tersebut beserta perbandinagan the deming prize dengan 2 model kualitas lainnya yaitu Baldrige Award MBNQA dan ISO 9000. Kenapa kedua
model ini ? karena seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, kedua model ini mempunayai data dan informasi yang cukup lengkap untuk
dibandingkan dengan deming prize.
2.9.1 The Deming Prize dan MBNQA
Tabel 2.7 Perbandingan MBNQA dan Deming Prize Pembanding
BALDRIGE AWARD DEMING PRIZE
Tujuan
Fokus Untuk
Waktu Mendorong perusahaan untuk
belajar sharing dalam persaingan secara nasional.
Kepuasan konsumen. Terbatas hanya untuk perusahaan
USA
Siklus 1 tahunan, diperbarui setelah 5 tahun.
Penghargaan diberikan kepada perusahaan yang secara
kontinyu menjalankan pengawasan kualitas.
Metode statistik. Individu, perusahaan dan
bagiannya perusahaan berskala kecil.
2-5 tahun, persiapan bersama JUSE.
Pembanding BALDRIGE AWARD
DEMING PRIZE Sharing
Informasi
Penerima
Penilaian Pemenang diminta untuk sharing
informasi mengenai kualitas dengan perusahaan lain
Max 2 penghargaan perkategori.
Tidak ada kesamaan penilaian, aplikasi ditinjau oleh 5-15 anggota
dewan, kunjungan ke lokasi dilakukan dan bukti usaha
improvement harus disiapkan. Penyebaran informasi sukarela
dan minimal
Siapa saja yang memenuhi kriteria. Bagi yang belum
memenuhi dilakukan perpanjangan 2x dalam masa 3
tahun. Ujian peninjauan dilakukan
oleh para senior yang dipilih anggota JUSE
Sumber : Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, 2001, hal.355
Dari tabel diatas, perbedaan yang paling mencolok adalah pada point tujuan dan fokus. Tujuan dari MBNQA lebih menekankan pada sharing informasi dalam
persaingan skala nasional USA, sedangkan pada Deming Prize memiliki tujuan utama yaitu menjalankan kualitas secara kontinyu, tanpa memperhatikan
perusahaan lain tidak melakukan sharing. Memperhatikan perusahaan lain hanya sebatas benchmarking untuk memperbaiki diri sendiri. Sedangkan pada point
fokus, MBNQA lebih menekankan pada kepuasan konsumen, sedang pada Deming Prize fokusnya adalah menerapkan dasar-dasar metode statistik untuk
meningkatkan kinerja perusahaannya. Dari dua perbedaan tersebut diatas, penulis mencoba mencocokkan dengan
kondisi perusahaan tempat penelitian berlangsung. Perusahaan ini umumnya memasarkan langsung hasil produknya ke pasaran, dan perusahaan sejenis yang
ada di Indonesia relatif banyak. Jika dilihat dari tujuan MBNQA yang lebih mengutamakan sharing, perusahaan justru lebih tertutup dalam menjalankan
proses produksinya. Sebenarnya untuk semua perusahaan yang ada di Indonesia, baik itu manufaktur atau jasa cenderung menutup diri, hal ini bisa dikarenakan
satu alasan yang klasik yakni takut ditiru. Ketakutan tersebut sangat beralasan untuk perusahaan yang ada di negara berkembang Indonesia khususnya, karena
dengan teknologi yang pas-pasan akan sulit bersaing dengan perusahaan yang lebih maju. Untuk itulah maka penulis lebih memilih tujuan Deming Prize yaitu
meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara menjalankan kualitas secara kontinyu.
2.9.2 The Deming Prize dan ISO 9000