Variabel Penelitian Definisi Operasional

3.3.2 Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru-guru SD. Sampel sekolah diambil secara stratifikasi – klaster 2 tingkat.Tingkat pertama adalah strata klasifikasi daerah yaitu berdasarkan pembagian kecamatan Kota Medan. Secara administratif kota Medan terdiri atas 21 kecamatan yang digolongkan lagi menjadi 2 golongan yaitu lingkar luar dan lingkar dalam. Lingkar luar terdiri atas 11 kecamatan yaitu: Kecamatan Medan Tuntungan, Selayang, Sunggal, Johor, Denai, Perjuangan, Amplas, Tembung, Marelan, Labuhan dan Belawan. Lingkar dalam terdiri atas 10 kecamatan yaitu: Kecamatan Medan Baru, Petisah, Barat, Helvetia, Polonia, Medan Area, Medan Kota, Maimun, Medan Timur dan Medan Deli.Penentuan kecamatan dilakukan secara simple random sampling. Tingkat kedua adalah klasifikasi SD, sekolah yang berada di lingkar dalam terdiri atas 390 SD Negeri dan SD Swasta sedangkan sekolah yang berada di lingkar luar terdiri atas 284 SD Negeri dan SD Swasta. Jumlah sekolah di lingkar luar lebih banyak dibandingkan dengan lingkar dalam, oleh karena keterbatasan waktu dan tenaga serta biaya dari peneliti, maka dipilih secara random 2 SD dari golongan lingkar dalam dan 2 SD dari golongan lingkar luar, yaitu ada 2 SD Negeri dan 2 SD Swasta. Pemilihan sekolah SD dan sampel guru-guru dilakukan dengan cara probability samplingdengan teknik pengambilansampel acak sederhana simple random sampling yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar individu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. 36 Kecamatan yang dipilih adalah Kecamatan Medan Sunggal bagi lingkar luar dan Kecamatan Medan Baru bagi lingkar dalam. Jumlah sampel adalah 80 orang guru SD, setiap SD diambil 20 orang guru secara random untuk menjadi sampel. Kriteria Inklusi a. Guru yang menandatangani Informed Consent b. Guru SD yang sehat rohani dan jasmani Kriteria Eksklusi a. Guru yang menolak untuk dilakukan survei

3.4 Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas adalah pengetahuan gurumengenai manajemen emerjensi trauma gigi pada anak di sekolah. 2. Variabel Eksperimental adalah penyuluhan yang diberikan. 3. Variabel Non-eksperimental I. Variabel Tak Terkendali a. Umur guru sekolah b. Jenis kelamin c. Pendidikan II. Variabel Terkendali a. Guru Sekolah SD

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel Definisi Operasional Hasil ukur Skala Ukur Jenis kelamin guru - Laki-laki - Perempuan Kuesioner Nominal Umur Dihitung dari tahun lahir sampai ulang tahun terakhir saat dilakukan penelitian. Kuesioner Nominal Penyuluhan Suatu kegiatan mendidik sesuatu kepada masyarakat, memberi pengetahuan, informasi- informasi dan kemampuan-kemampuan agar dapat membentuk sikap dan perilaku hidup menurut apa yang seharusnya. Kuesioner Nominal Guru SD Guru yang mengajar anak di sekolah SD Kuesioner Nominal Pendidikan Tingkat pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh guru-guru sekolah. Kuesioner Nominal Manajemen emerjensi trauma gigi pada anak Penatalaksanaan bantuan kesehatan kepada anak yang mengalami trauma gigi oleh guru sekolah. Kuesioner Nominal Pengetahuan Pemahaman guru-guru sekolah tentang manejemen awaldarurat trauma gigi pada anak di sekolah. Kuesioner Nominal Tabel 4. Definisi Operasional Kuesioner Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Nilai Bobot Skala Ukur Perilaku guru terhadap gigi anak yang retak Manajemen emerjensi yang dilakukan oleh guru terhadap gigi anak yang retak setelah terjadi trauma 1. Biarkan saja dan menelpon orang tua langsung 0 2. Biarkan saja dan menunggu tamat sekolah 0 3. Pergi ke dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan 1 4. Mengoleskan pasta gigi pada gigi yang retak 0 5. Tidak tahu 0 Ordinal Perilaku guru terhadap gigi depan anak yang berubah posisi Manajemen emerjensi yang dilakukan oleh guru terhadap gigi anak yang berubah posisi setelah terjadi trauma 1. Jangan sentuh, biarkan tetap dalam posisi baru dan langsung membawa anak ke dokter gigi 1 2. Jangan sentuh, biarkan tetap dalam posisi baru dan menunggu tamat sekolah dan baru ke dokter gigi 0 3. Mencoba menempatkan kembali ke posisi baru dan menelpon orang tua 0 4. Jika tidak ada keluhan, tidak di bawa ke dokter gigi 0 5. Tidak tahu 0 Ordinal Perilaku guru terhadap gigi anak yang patah Manajemen emerjensi yang dilakukan oleh guru terhadap gigi anak yang patah setelah terjadi trauma 1.Dibiarkan saja dan menelpon orang tua anak 0 2. Mencoba untuk mencari sisa mahkota yang patah dan langsung ke dokter gigi 1 3. Pergi ke dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan tanpa mencari gigi yang tersisa 0 4. Mencoba untuk mencari sisa mahkota yang patah dan menunggu sampai bubaran sekolah baru ke dokter gigimenelpon orang tua 0 5. Tidak tahu 0 Ordinal Jika anak perlu dirawat Perlu perawatan oleh seseorang anak setelah trauma 1. Ya 1 2. Tidak 0 Ordinal Perilaku guru terhadap gigi depan anak yang terlepas dari gusinya Manajemen emerjensi yang dilakukan oleh guru terhadap gigi anak yang terlepas dari gusinya setelah terjadi trauma 1. Mencari gigi yang hilang dan segera masukkan gigi langsung ke bekas tempat gigi yang lepas. 0 2. Mencari gigi yang hilang dan dibersihkan dengan mengalirkan air pada gigi dahulu, baru memasukkan gigi ke bekas tempat gigi yang lepas. 1 3. Bawa anak ke dokter gigi dan tanpa mempedulikan tentang gigi yang hilang 0 Ordinal 4. Mencoba untuk menghentikan pendarahan dengan tekanan menggunakan kain bersih dan tidak mempedulikan tentang gigi hilang 0 5. Menelpon orang tua atau penjaga 0 Wadah untuk gigi anak yang terlepas dari gusinya Tempat letaknya atau untuk transportasikan gigi yang terlepas supaya vitalitas gigi masih terjaga 1. Di dalam air 0 2. Bungkus dalam tisu lembab 3. Di dalam susu 1 4. Di dalam larutan saline dalam saliva 0 Ordinal Perilaku guru bila anak pingsan setelah terjadi trauma Manajemen emerjensi yang dilakukan oleh guru terhadap anak pingsan setelah terjadi trauma 1. Menelpon orang tua dan memberikan pertolongan pertama 1 2. Segera membawa anak ke rumah sakit 0 3. Tidak tahu 0 Ordinal Perilaku guru bila anak muntah setelah terjadi trauma Manajemen emerjensi yang dilakukan oleh guru terhadap anak muntah setelah terjadi trauma 1. Membersihkan anak dan menelpon orang tua 1 2. Segera membawa anak ke rumah sakit 0 3. Tidak tahu 0 Ordinal Perilaku guru bila anak berdarah setelah terjadi Manajemen emerjensi yang dilakukan oleh guru terhadap anak berdarah setelah terjadi trauma 1. Membersihkan luka anak dengan kain steril dan menelpon orang tua 1 2. Segera membawa anak ke rumah sakit 0 Ordinal trauma 3. Tidak tahu 0 Kapan waktu untuk membawa anak ke dokter gigi Masa atau waktu untuk membawa anak berobat ke dokter gigi 1. Segera setelah terjadi trauma 1 2. Setelah pulang dari sekolah 3. Setelah orang tua selesai kerja 0 4. Tidak tahu 0 Ordinal Nilai Maksimal 10 100 Setiap soal kemudian dihitung rerata pengetahuan jawaban yang benar dibagi dengan jumlah soal. Jawaban benar diberikan bobot 1 dan jawaban yang salah diberikan bobot 0. Rerata pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan bagi jawaban benar dan salah ditabelkan secara setiap soal yang dijawab oleh 80 guru. Setelah rerata diperoleh baik pretest dan posttest, kemudian dibandingkan apakah ada perbaikan atau tidak. Kriteria penilaian pengetahuan guru : a. Baik : 8 – 10 80 - 100 b. Sedang : 4 – 7 40 - 79 c. Buruk : 0 – 3 0 - 39

3.6 Cara Pengumpulan Data