6 Sebanyak 10 guru dengan rata-rata ketercapaian 100 sudah
melaksanakan penilaian pengetahuan dengan melakukan test berupa test tertulis dan wawancara.
7 Sebanyak 10 guru dengan rata-rata ketercapaian 100 sudah
melaksanakan penilaian keterampilan. 8
Sebanyak 10 guru dengan rata-rata ketercapaian 100 sudah melaksanakan penggunaan penilaian autentik.
9 Sebanyak 10 guru dengan rata-rata ketercapaian 100 sudah
melaksanakan penggunaan penilaian diri. 10
Sebanyak 8 guru dengan rata-rata ketercapaian 80 sudah melaksanakan penggunaan penilaian sejawat dan 2 guru dengan
rata-rata ketercapaian 20 tidak melakukannya. 11
Sebanyak 10 guru dengan rata-rata ketercapaian 100 sudah melaporkan pencapaian hasil belajar dengan penilaian laporan dan
raport. Berdasarkan uraian diatas maka diperoleh persentase sebesar 98,18,
dari hasil tersebut maka sub indikator ini menempati kategori Sangat Baik A karena masuk dalam rentang 86-100.
c. Pelaksanaan remedial dan pengayaan Rata-rata persentase yang diperoleh dalam pelaksanaan remedial dan
pengayaan sebesar 95, dari hasil yang diperoleh menyatakan bahwa: 1 Sebanyak 10 guru dengan rata-rata ketercapaian 100 sudah
melaksanakan kegiatan remidial.
2 Sebanyak 9
guru dengan rata-rata ketercapaian
90 sudah
melaksanakan kegiatan pengayaan dan 1 guru dengan rata-rata ketercapaian 10 tidak melakukannya, karena siswa yang nilainya
kurang langsung mengikuti remidi. Berdasarkan uraian diatas maka diperoleh persentase sebesar 95, dari
hasil tersebut maka sub indikator ini menempati kategori Sangat Baik A karena masuk dalam rentang 86-100.
5. Kendala Yang Dihadapi Guru
Pada penelitian kendala yang dihadapi oleh guru teknik otomotif SMK Negeri 2 Klaten menggunakan angket terbuka yang mencakup
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran. Angket terbuka diberikan pada guru teknik otomotif sebanyak 10 responden untuk diisi
sesuai dengan kenyataan dilapangan. a. Perencanaan Pembelajaran
Kendala yang dihadapi oleh guru dalam perencanaan pembelajaran adalah keterbatasan sarana dan prasarana. Guru yang mengalami kendala
hanya 1 orang guru. b. Pelaksanaan Pembelajaran
Kendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah keterbatasan media pembelajaran yaitu tidak tersedianya media
pembelajaran motor bensin injeksi tipe GDI, media pembelajaran sistem kemudi EPS, dan media pembelajaran transmisi CVT. Guru yang
mengalami kendala terdapat 3 orang guru. Dalam pelaksanaannya guru hanya sekedar menyampaikan teori.
c. Penilaian Hasil Belajar Kendala yang dihadapi oleh guru dalam penilaian pembelajaran adalah
keterbatasan media pembelajaran yaitu tidak
tersedianya media
pembelajaran motor bensin injeksi tipe GDI, media pembelajaran sistem kemudi EPS, dan media pembelajaran transmisi CVT sehingga dalam
penilaiannya hanya menggunakan test tertulis. Guru yang mengalami kendala terdapat 3 orang guru.
127
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan tentang Kesiapan Guru Teknik Otomotif Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pada
Pembelajaran Praktik di SMK Negeri 2 Klaten, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemahaman tentang kurikulum 2013 oleh guru teknik otomotif SMK Negeri 2 Klaten masuk dalam kategori Sangat Baik A karena hasil yang
diperoleh sebesar 100 dan hasil ini berada pada ketercapaian antara 86-100. Pencapaian tersebut diperoleh dari tiga indikator yaitu
pemahaman kurikulum 2013, sosialisasi pelatihan, dan penyusunan perangkat pembelajaran, dimana hasil yang diperoleh dari ketiga indikator
tersebut mencapai skor maksimal. 2. Kesiapan guru ditinjau dari perencanaan proses pembelajaran diperoleh
hasil sebesar 97,73 dan masuk dalam kategori Sangat Baik A karena memiliki ketercapaian antara 86-100. Hasil tersebut diperoleh dari dua
indikator, yaitu silabus dan pembuatan RPP. Pada indikator silabus diperoleh hasil sebesar 100 sehingga masuk dalam kategori Sangat Baik
A karena memiliki ketercapaian antara 86-100, sedangkan untuk indikator pembuatan RPP diperoleh hasil sebesar 97,5 sehingga masuk
dalam kategori Sangat Baik A karena memiliki ketercapaian antara 86- 100.
3. Kesiapan guru ditinjau dari pelaksanaan proses pembelajaran diperoleh hasil sebesar 91,67 dan masuk dalam kategori Sangat Baik A karena
memiliki ketercapaian antara 86-100. Hasil tersebut diperoleh dari dua indikator, yaitu langkah-langkah pembelajaran dan metode pembelajaran.
Pada indikator langkah-langkah pembelajaran diperoleh hasil sebesar 90 sehingga masuk dalam kategori Sangat Baik A karena memiliki
ketercapaian antara 86-100, sedangkan untuk indikator metode pembelajaran diperoleh hasil sebesar 95 sehingga masuk dalam kategori
Sangat Baik A karena memiliki ketercapaian antara 86-100. 4. Kesiapan guru ditinjau dari penilaian hasil pembelajaran diperoleh hasil
sebesar 97,89 dan masuk dalam kategori Sangat Baik A karena memiliki ketercapaian antara 86-100. Hasil tersebut diperoleh dari tiga
indikator, yaitu perencanaan penilaian, pelaksanaan penilaian, dan pelaksanaan remedial pengayaan. Pada indikator perencanaan penilaian
pembelajaran diperoleh hasil sebesar 98,33 sehingga masuk dalam kategori Sangat Baik A karena memiliki ketercapaian antara 86-100,
untuk indikator pelaksanaan penilaian diperoleh hasil sebesar 98,18 sehingga masuk dalam kategori Sangat Baik A karena memiliki
ketercapaian antara 86-100, sedangkan untuk indikator pelaksanaan remedial pengayaan diperoleh hasil sebesar 95 sehingga masuk dalam
kategori Sangat Baik A karena memiliki ketercapaian antara 86-100.