49
menekankan bahwa motivasi seseorang dapat diamati observasi melalui tingkah laku terhadap obyek yang diikutinya.
Pengukuran motivasi kerja dapat diketahui dengan melakukan survei dalam bidang masalah tertentu menggunakan kuesioner Fitriana
Purnamasari, 2013: 10. Motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu dapat diukur melalui kuesioner.
Berdasarkan paparan ahli di atas, cara mengukur motivasi dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling dapat melalui tes
tindakan, kuesioner dan inventori, skala sikap, pengamatan observasi, dan angket motivasi memanfaatkan layanan BK. Secara umum, cara
mengukur kekuatan motivasi dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling dapat melalui teknis tes dan teknis non tes.
C. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling
Definisi bimbingan menurut American School Counselor Association Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, 2010: 8
menegemukakan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian
kesempatan dari konselor kepada konseli, dan konselor menggunakan pengetahuan dan ketrampilannya untuk membantu konseli mengatasi
masalah-masalahnya. Pengertian bimbingan dan konseling menurut Suyadi 2009: 120,
adalah upaya membantu klien dalam hal ini adalah peserta didik dalam
50
rangka menghindari kegagalan studi atau mengatasi kesulitan-kesulitan belajar, sehingga peserta didik dapat meraih keberhasilan dalam
pendidikan. Pengertian di atas merujuk kepada tujuan-tujuan konseling dalam pendidikan yang agenda utamanya adalah mengatasi minimal lima
persoalan yaitu menurunnya motivasi belajar, kondisi keluarga yang tidak harmonis, ketidakmampuan dalam memanfaatkan waktu luang,
pergaulan yang menyimpang dan gejolak emosionalnya. Menurut ADART ABKIN Asosiasi Bimbingan dan Konseling
Indonesia 2009: 1 menjelaskan layanan bimbingan dan konseling adalah layanan yang diberikan oleh tenaga profesional bimbingan dan
konseling kepada peserta didik dan anggota masyarakat lainnya agar mereka mampu memperkembangkan potensi yang dimiliki, mengenali
dirinya sendiri, serta mengatasi permasalahannya sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya cara bertanggungjawab tanpa
bergantung kepada orang lain. Sunaryo Kartadinata 2011: 23 mendefinisikan bimbingan dan
konseling ialah upaya pedagogis untuk memfasilitasi perkekmbangan individu dari kondisi apa adanya kepada kondisi bagaimana seharusnya
sesuai dengan potensi yang dimilikinya; bimbingan dan konseling adalah sebuah upaya normatif.
Permendikbud No 111 tahun 2014 menjelaskan bahwa bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari pendidikan adalah upaya
memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya
51
perkembangan yang utuh dan optimal. Selanjutnya, layanan bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik atau konseli
untuk mencapai kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan diri
secara bertanggung jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling merupakan upaya atau proses bantuan
yang memfasilitasi diberikan oleh konselor atau guru BK secara sistematis dan berkelanjutan dalam rangka membantu proses tugas
perkembangan dan mengembangkan potensi peserta didik dalam memecahkan masalahnya secara mandiri untuk mencapai kebahagiaan
dan kesejahteraan dalam hidupnya.
2. Subyek Layanan Bimbingan dan Konseling