54
e. Memungkinkan peserta didik mengubah tingkah laku yang
mempunyai akibat negatif. f.
Memungkinkan peserta didik berfungsi dengan nyaman dan beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya misalnya, di
rumah dan di sekolah. g.
Memaksimalkan kesempatan bagi peserta didik tersebut untuk mengejar tonggak perkembangannya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa subyek atau sasaran layanan bimbingan dan konseling adalah peserta didik atau
siswa. Sebelum memberikan layanan bimbingan dan konseling terlebih dahulu konselor perlu melakukan pemahaman individu untuk
mengungkap permasalahan yang sedang dihadapi peserta didik. Hal ini dikarenakan komponen utama dalam layanan BK adalah konseli atau
peserta didik itu sendiri. Konseli merupakan penerima layanan bimbingan dan konseling di satuan pendidikan. Tanpa adanya konseli
maka layanan bimbingan konseling tidak bisa berjalan. Adanya layanan bimbingan konseling dapat membantu peserta didik dalam mencapai
kemandirian, mengembangkan
potensi, dan
membantu tugas
perkembangannya.
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Setiap proses kegiatan pasti memiliki suatu kebermaknaan atau fungsi. Tidak terkecuali kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan dan konseling di lembaga formal atau sekolah
55
memiliki beberapa fungsi. Menurut Nasution dalam Jamal Ma’mur
Asmani, 2010: 64, pelayanan bimbingan dan konseling memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi pencegahan
Layanan yang memberikan usaha pencegahan terhadap timbulnya
masalah yang
dapat menghambat
perkembangannya. Hal tersebut dapat ditempuh melalui program bimbingan yang sistematis, sehingga hal-hal yang
dapat menghambat, seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah sosial, dan sebagainya dapat dihindari.
Beberapa kegiatan bimbingan yang dapat berfungsi sebagai pencegahan, sebagai berikut :
1. Program orientasi yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk lebih mengenal sekolah sebagai lingkungannya yang baru.
2. Program bimbingan karier yang membantu para siswa
untuk memperoleh pemahaman diri dan lingkungan yang lebih baik serta mengembangkannya ke arah
pencapaian karier yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan kemampuan.
b. Fungsi penyaluran
Melalui fungsi penyaluran dapat mengenali masing- masing siswa secara perorangan. Kemudian dapat membantu
siswa ke arah kegiatan atas program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal.
c. Fungsi penyesuaian
Fungsi penyesuaian mempunyai dua arah. Arah pertama
adalah bantuan
kepada para
siswa agar
menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah. Arah kedua adalah bantuan dalam mengembangkan program pendidikan
yang sesuai dengan keadaan siswa.
Dari fungsi bimbingan dan konseling tersebut menurut penulis, terdapat pengertian yang tumpang tindih. Pada fungsi pencegahan yaitu
program orientasi memiliki makna yang sama dengan fungsi penyesuaian. Keduanya menekankan pada proses adaptasi di lingkungan
sekolah baru. Terlepas dari itu, ketiga fungsi tersebut saling melengkapi.
56
Jika ketiga fungsi tersebut tidak berjalan maksimal maka proses bimbingan dan konseling tidak berjalan maksimal.
Pendapat lain menambahkan dari pendapat sebelumnya. Fungsi layanan Bimbingan dan Konseling menurut Sutirna 2013: 21-23 adalah
meliputi: fungsi pemahaman, fungsi fasilitasi, fungsi penyesuaian, fungsi penyaluran, fungsi adaptasi, fungsi pencegahan preventif, fungsi
perbaikan, fungsi
penyembuhan, fungsi
pemeliharaan, fungsi
pengembangan. Menarik pendapat tersebut, fungsi layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 10 fungsi utama. Kesemuanya akan membantu
konseli menghadapi tugas perkembangannya. Melengkapi dari fungsi yang telah dipaparkan sebelumnya,
Permendikbud No.111 tahun 2014 menjelaskan fungsi layanan bimbingan dan konseling terdiri dari: pemahaman,
fasilitasi, penyesuaian, penyaluran, adaptasi, pencegahan, perbaikan dan
penyembuhan, pemeliharaan, pengembangan, dan advokasi. Dari paparan fungsi layanan bimbingan dan konseling tersebut
dapat dicermati bahwa semuanya bermanfaat untuk kesejahteraan konseli atau peserta didik. Kesepuluh fungsi dari layanan BK tersebut dianggap
mampu memberikan gambaran kebermanfaatan layanan BK. Ketika fungsi tersebut sudah terpenuhi maka bimbingan dan konseling mampu
membantu peserta didik secara menyeluruh.
57
Jadi kesimpulan dari fungsi layanan bimbingan konseling di atas, peneliti merujuk dari pendapat Permendikbud No 111 tahun 2014 bahwa
fungsi layanan BK meliputi fungsi: a.
Pemahaman yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman
yang lebih
baik terhadap
dirinya dan
lingkungannya b.
Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,
serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek pribadinya. c.
Penyesuaian yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri sendiri dan dengan lingkungannya secara
dinamis dan konstruktif. d.
Penyaluran yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan, pekerjaan dan karier masa depan, termasuk juga memilih
program peminatan, yang sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadiannya.
e. Adaptasi yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk
kepala satuan pendidikan, staf administrasi,dan guru mata pelajaran atau guru kelas untuk menyesuaikan program dan
aktivitas pendidikan dengan latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik atau konseli.
f. Pencegahan yaitu membantu peserta didik atau konseli dalam
mengantisipasi berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan
58
berupaya untuk mencegahnya, supaya peserta didik atau konseli tidak mengalami masalah dalam kehidupannya.
g. Perbaikan dan Penyembuhan yaitu membantu peserta didik
atau konseli yang bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan berfikir, berperasaan, berkehendak, dan bertindak.
Konselor atau guru bimbingan dan konseling melakukan memberikan perlakuan terhadap konseli supaya memiliki pola
fikir yang rasional dan memiliki perasaan yang tepat, sehingga konseli berkehendak merencanakan dan melaksanakan
tindakan yang produktif dan normatif. h.
Pemeliharaan yaitu membantu peserta didik atau konseli supaya dapat menjaga kondisi pribadi yang sehat-normal dan
mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
i. Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi perkembangan peserta didik atau konseli
melalui pembangunan
jejaring yang
bersifat kolaboratif.
j. Advokasi yaitu membantu peserta didik atau konseli berupa
pembelaan terhadap hak-hak konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.
59
4. Tujuan Bimbingan dan Konseling