Pembudayaan Nilai Religius Keadaan Sumber Daya yang Dimiliki

80 pengamatan di lapangan yang telah peneliti lakukan selama mencari data penelitian. Dari data observasi dan juga wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap Kepala Sekolah, Guru, Siswa, serta pengamatan melalui observasi dan dokumentasi maka tergambar bahwa pembudayaan nilai kedisiplinan di SMA Negeri 8 Yogyakarta sudah baik. Walaupun dalam pelaksanaanya masih ada pelanggaran-pelanggaran kecil, namun demikian hal itu tidak mengurangi eksistensi budaya disiplin di SMA 8 Yogyakarta.

2. Pembudayaan Nilai Religius

Agama yang dianut oleh warga SMA Negeri 8 Yogyakarta sangatlah beragam. Adapun agama yang ada di SMA 8 Yogyakarta adalah Islam, Kristen, Katholik, dan Hindu. Keberagaman tersebut lantas tidak membuat nilai religi di SMA 8 Yogyakarta justru menurun. Namun demikian pihak sekolah sedang gencar melakukan pembangunan dalam nilai religi di SMA 8 Yogyakarta. Ada beberapa program yang telah SMA 8 Yogyakarta jalankan untuk mendukung terwujudnya daripada misi SMA 8 pada poin a yaitu : “Mewujudkan kompetensi peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.” Adapun program tersebut adalah tadarus yang dilakukan setiap pagi dan juga kajian agama di setiap hari Jumat. Sebelum jam pelajaran sekolah dimulai. Hal itu dipertegas oleh keterangan PD selaku waka bidang Kurikulum yang menyebutkan bahwa : “Jadi di SMA 8 ini memang untuk sekarang ini nilai yang dikembangkan adalah nilai keagamaan atau religius, kita bidik anak- anak supaya anak-anak memiliki nilai religiusitas yang kuat dengan 81 kegiatan tadi yaitu tadarus dan pengembangan agama. Hal ini juga dilakukan setiap agama.”PD, 4 Mei 2016 Hal itu kemudian diperkuat oleh pendapat FT selaku guru BK yang juga mengatakan bahwa : “untuk religi yang saya tahu itu kita setiap pagi kita pasti ada tadarusan. Itu dilakukan pasti setiap hari. Setiap hari itu dilakukan sampai jam 07.10, nanti kemudian bel terus kemudian guru masuk, siswa masuk dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kalau hari jumat kita tadarus dilebihkan 5 menit. Dan untuk agama lain juga ada pembinaan khusus. Jadi kalau jumat waktunya ditambah gitu.”FT, 11 Mei 2016 Dari Kepala sekolah, MJ juga menyebutkan bahwa beliau sedang memprogramkan agar bagaimana siswa dididik untuk memiliki jiwa religius yang tinggi. Sehingga pada hari Jumat tersebut diadaan kajian yang memberikan gambaran mengenai kehidupan beragama. Kepala sekolah juga beranggapan bahwa dengan terwujudnya kondisi budaya religi yang baik, maka budaya-budaya yang lain akan otomatis mengikuti. Hal itu beliau ungkapkan pada saat wawancara, dan berikut merupakan kutipan hasil wawancara : “Yang paling dominan itu jujur yaitu budaya religius dan juga budaya bersih ya. Jadi saya berfikir begini bahwa dimana-mana itu yang terpenting adalah dari dalam diri kita terlebih dahulu yaitu diperbaiki dengan cara apa? Cara agama, nah sehingga agama merupakan sarana Gambar 23. Keadaan Ruang Guru saat Tadarus Pagi Gambar 24. Salah satu siswa saat memimpin Tadarus 82 yang tepat jika diperdalam untuk memperbaiki karakter setiap individu. Dan nanti yang lain akan mengikuti kok, seperti sopan santun sudah jelas, kemudian penghargaan atas waktu, dan juga hal- hal lainnya.”MJ, 24 Mei 2016 Dari pemaparan beliau sudah jelas bahwa memang kebijakan yang beliau ambil merupakan sebuah keputusan untuk memperbaiki mutu SMA 8 Yogyakarta. Dan kegiatan keagamaan semacam itu akan sangat dijunjung tinggi. Bukan hanya MJ sebagai Kepala Sekolah yang menuturkan demikian, kesaksian siswa juga menjelaskan bahwa memang program mengenai keagamaan dijunjung tinggi di SMA 8 dan menjadi program yang dominan di SMA 8 untuk saat ini. Nilai religius pula tercermin dari tempat ibadah yang ada di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Di mana bukan hanya Islam memperoleh tempat ibadah, namun sekolah ini juga sudah memikirkan agama lain. Selain itu pada saat peneliti melakukan observasi tempat ibadah, khususnya mushola tidak kosong. Artinya mushola itu digunakan dengan baik. Hal itu dapat dilihat pada lembar catatan lapangan per tanggal 19 Mei 2016, dimana peneliti melakukan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh SMA 8 Yogyakarta. Dari data observasi dan juga wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap Kepala Sekolah, Guru, Siswa, serta pengamatan melalui Gambar 25. Siswa bersiap sholat dhuha 83 observasi dan dokumentasi maka tergambar bahwa pembudayaan nilai religius di SMA Negeri 8 Yogyakarta sudah baik.

3. Pembudayaan Nilai Kebersihan