3. Hasil penelitian tesis ini diharapkan dapat disinergikan dengan konsep
perencanaan dan pengembangan Partai Aceh PA di Kabupaten Aceh Timur, sehingga benar-benar bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten
Aceh Timur dalam memperjuangkan aspirasi rakyat di Kabupaten Aceh Timur.
4. Bagi Jurusan Pemikiran Islam Konsentrasi Sosial Politik Islam pada
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara UIN-SU di Medan, akan melengkapi ragam penelitian tesis yang telah dibuat oleh
mahasiswa dan dapat menambah bahan bacaan dari tesis ini.
F. Penjelasan Istilah
1. Dinamika
Dinamika adalah kelompok gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup
masyarakat yang bersangkutan.
30
Selain itu, dinamika merupakan interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok
yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan.
31
Sedangkan dalam buku Materi Pokok Dinamika Kelompok, Soelaiman
Joesoef, menjelaskan bahwa “Perubahan secara besar maupun secara kecil atau perubahan secara cepat atau lambat itu sesungguhnya adalah suatu dinamika,
artinya suatu kenyataan yang berhubungan dengan perubahan keadaan”.
32
Sedangkan yang peneliti maksudkan dengan dinamika adalah “Sesuatu yang
mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan
”.
30
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Pusat
Bahasa Dep. Pendidikan Nasional, 2008, h. 354
31
Santosa, Slamet, Dinamika Kelompok Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 5
32
Soelaiman Joesoef dan Slamet Iman Santoso, Materi Pokok Dinamika Kelompok
Jakarta: Penerbit Karunika, Universitas Terbuka, 1986, h. 8
2. Partai Politik Lokal
Secara etimologis kata partai dapat ditelusuri jejaknya dari bahasa latin, yaitu
partive, yang bermakna membagi atau memilah atau juga bisa disejajarkan dengan kata benda
part dalam bahasa Inggris bermakna bagian. Apabila part dikembangkan menjadi kata kerja berubah jadi
to participate¸yang berarti turut ambil bagian. Dari penelusuran etimologis tersebut, partai memiliki makna
memilah dan turut ambil bagian. Dengan pengertian tersebut, partai bisa dipahami sebagai bagian dari masyarakat yang turut ambil bagian dalam kegiatan
bertujuan.
33
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik pada Bab I Bagian Umum Pasal 1 Butir 1. Partai politik adalah
organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
34
Menurut Miriam Budiardjo partai politik adalah “Suatu kelompok
terorganisasi yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai serta cita- cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik
dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan programnya
”.
35
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007, partai politik adalah organisasi yang dibentuk oleh sekelompok
warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa
dan negara melalui pemilihan umum.
36
33
Damsar, Pengantar Sosiologi Politik Jakarta: Kencana, 2012, cet. ke-2, h. 245
34
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, h. 1
35
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2008, cet. ke-2, h. 403-404
36
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Partai Politik Lokal di Aceh, h. 01
Kata lokal dalam kaitannya dengan local government dan local autonomy
diartikan sebagai masyarakat setempat. Oleh karena itu, basis politiknya adalah masyarakat setempat dan bukan bangsa ataupun suku.
37
Demikian halnya definisi partai politik lokal di Aceh dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh. Sedangkan partai politik lokal merupakan organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia yang berdomisili di Aceh
secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui
pemilihan anggota DPRADPRK, GebernurWakil Gebernur, bupatiwakil bupati dan walikotawakil walikota.
38
Oleh karenanya, yang peneliti maksudkan dengan partai politik lokal adalah “Suatu organisasi politik yang didirikan atas dasar persamaan cita-cita,
nilai dan orientasi yang sama dalam lingkup kedaerahan, partai politik lokal ini dibentuk sebagai wadah dalam menyerap dan menghimpun aspirasi masyarakat
daerah lokal khususnya Aceh sebagai partisipasi politik ditingkat daerah Aceh”.
3. Partai Aceh