Partai  Politik  Lokal  ini,  yaitu;  1.  Mewujudkan  cita-cita  rakyat  Aceh  demi menegakkan marwah dan martabat Bangsa, Agama dan Negara; 2. Mewujudkan
cita-cita  MoU  Helsinki  yang  ditandatangani  oleh  GAM  dan  RI  pada  tanggal  15 Agustus  2005  di  Helsinki  Finlandia;  3.  Mewujudkan  kesejahteraan  yang  adil,
makmur  dan  merata  materiil  dan  spiritual  bagi  seluruh  rakyat  Aceh;  dan  4. Mewujudkan  kedaulatan  rakyat  dalam  rangka  mengembangkan  kehidupan
berdemokrasi,  yang  menjunjung  tinggi  dan  menghormati  kebenaran,  keadilan, hukum dan Hak Asasi Manusia.
215
Berikut  ini,  peneliti  akan  menguraikan  perjuangan  Partai  Aceh  dalam mewujudkan  tujuan  Partai  Aceh  PA  yang  bersumber  dari  hasil  wawancara
Interview dengan beberapa stake holder di Kabupaten Aceh Timur yang menjadi
sumber  data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Partai  Aceh  PA  Berusaha  Mewujudkan  Cita-Cita  Rakyat  Aceh Yang
Bermarwah dan Bermartabat
Peneliti  menjelaskan  dengan  berkomitmen  Undang-Undang  Republik Indonesia  Nomor  11  Tahun  2006  tentang  Pemerintah  Aceh,  sebagai  dasar
peraturan  untuk  mewujudkan  harkat  dan  martabat  dalam  kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Aceh. Dalam hal ini Tengku Mansur,
Sekretaris  Dewan  Pimpinan  Sagoe  Partai  Aceh  DPS-PA  Kecamatan  Peureulak Timur, menjelaskan:
“Segala kewenangan dan kekhususan Aceh, kecuali 6 enam kewenangan pusat,  sesuai  dengan  point  1.1.2  sub  a  MoU  Helsinki,  yang  dimiliki  oleh
Aceh,  tidak  dapat  diotak-atik  oleh  siapa  pun  tanpa  mekanisme  yang melibatkan  rakyat  Aceh  dengan  DPRA  sebagaimana  Pasal  269  ayat  3
dalam Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh, serta para pihak antara GAM dan Pemerintah RI
”.
216
Selanjutnya, bentuk kewenangan dan kekhususan yang dimiliki oleh Aceh adalah  marwah  dan  martabat  rakyat  Aceh  sebagai  solusi  terhadap  konflik  antara
GAM dan Pemerintah RI selama 30 tahun. Oleh karena itu, Syarkawi Sekretaris
215
Muzakir  Manaf  dan  Muhammad  Yahya, Anggaran  Dasar  dan  Anggaran  Rumah
Tangga Partai Aceh Banda Aceh: 7 Juni 2007, h. 3-4
216
Wawancara  dengan  Tengku  Mansur,  Sekretaris  Dewan  Pimpinan  Sagoe  Partai  Aceh DPS-PA Kecamatan Peureulak Timur, Pukul 20.00 sd 20.55, hari Rabu tanggal 19 Maret 2014
bertempat kediamannya
Dewan  Pimpinan  Wilayah  Komite  Pemuda  Mahasiswa  Aceh  DPW-KMPA Kabupaten Aceh Timur, mengatakan:
“Seluruh rakyat Aceh, bersama-sama mempertahankan marwah, harkat dan martabat rakyat Aceh sebagaimana yang tercantum dalam point-point MoU
Helsinki  dan  implementasinya  dalam  Undang-Undang  Nomor  11  Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh sebagai hukum positif yang patut dihormati
oleh  semua  pihak  agar  kekhususan  pemerintahan  rakyat  Aceh  dapat diwujudkan  untuk  tercapainya  proses  demokrasi  dan  adil  dalam  bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia
”.
217
Sementara itu, Iskandar Usman Al-Farlaky, S.HI, Ketua Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia DPD-KNPI Kabupaten Aceh Timur
juga mengatakan: “Salah  satu  bentuk  marwah  dan  martabat  rakyat  Aceh  dengan  adanya
lambang  khas  bagi  Provinsi  Aceh,  sebagaimana  pasal  247  ayat  1. Pemerintah Aceh dapat  menetapkan lambang sebagai  simbol  keistimewaan
dan  kekhususannya.  Ayat  2.  Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  lambang sebagai  simbol  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1.  Diatur  dalam  Qanun
Aceh.  Dalam  landasan  institusi  ini,  lambang  sebagai  simbol  keistimewaan Aceh itu sudah disahkan parlemen Aceh berwujud burak, namun pemerintah
Republik  Indonesia  belum  menyetujuinya.  Dengan  fakta  ini,  bahwa lambang  Aceh  yang  sudah  disahkan  itu  adalah  kehendak  seluruh  Rakyat
Aceh
”.
218
Hal  senada  juga  dikatakan  oleh  Fathurrahman,  Kader  Partai  Aceh  PA Kabupaten Aceh Timur:
“Rakyat Aceh hidup dengan bermartabat melalui semua aturan-aturan hasil dari turunan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan
Aceh  UU-PA  dan  perundangan  lainnya,  pelaksanaan  tata  kelola pemerintahan  yang  baik  dan  bersih,  bebas  dari  praktek  korupsi,  kolusi  dan
nepotisme,  serta  penegakan  supremasi  hukum  dan  hak  asasi  manusia HAM,  mengangkat  kembali  budaya  Aceh  yang  Islami  dan  pelaksanaan
nilai-nilai Din
ul Islam dalam tatanan kehidupan masyarakat Aceh”.
219
217
Wawancara  dengan  Syarkawi,  Sekretaris  Dewan  Pimpinan  Wilayah  Komite Mahasiswa Pemuda Aceh DPW-KMPA Kabupaten Aceh Timur, Pukul 13.00 sd 16.15.00, hari
Jumat tanggal 21 Maret 2014 bertempat di Peureulak
218
Wawancara dengan Iskandar Usman Al-Farlaky, S.HI, Ketua Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia DPD-KNPI Kabupaten Aceh Timur, Pukul 11.00 sd 12.25,
Hari Senin, Tanggal 24 Maret 2014 bertempat dikediamannya
219
Wawancara  dengan  Fathurrahman,  Kader  Partai  Aceh,  Desa  Bantayan  Kecamatan Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur, Pukul 19.30 sd 20.15, Hari Minggu, Tanggal 25 Mei 2014
Proses  MoU  Helsinki,  suatu  kenyataan  bahwa  masyarakat  harus  hidup dengan  bermarwah  dan  bermartabat.  Dalam  hal  ini,  Muhammad,  Wartawan
Harian Waspada di Kabupaten Aceh Timur, juga mengatakan: “Partai  Aceh  PA  yang  berlandaskan  pada  Undang-Undang  Nomor  11
Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh UUPA sebagai implementasi dari MoU Helsinki merupakan pelaksanaan Pemerintahan Aceh yang efektif dan
efisien sebagaimana yang ditelah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 11  Tahun  2006  tentang  Pemerintahan  Aceh  UUPA  guna  mewujudkan
masyarakat  Aceh  yang  mandiri,  makmur  dan  sejahtera  dalam  bingkai Negara Kesatuan Republ
ik Indonesia”.
220
Muhammad Wartawan Harian Waspada di Kabupaten Aceh Timur, juga menambahkan:
“Salah  satu  yang  harus  diperjuangkan  oleh  Partai  Aceh  PA  dalam mewujudkan  harkat  dan  martabat  masyarakat  Aceh  adalah  dengan
mewujudkan  kesejahteraan  masyarakat  Aceh  melalui  pembangunan ekonomi  berazaskan  pada  potensi  unggulan  lokal  dan  berdaya  saing,
pengoptimalisasi  pemanfaatan  sumber  daya  alam  dan  geopolitik  Aceh, peningkatan
indeks pembangunan
manusia dan
mengembangkan kemampuan menguasai kemajuan pengetahuan
dan teknologi”.
221
Cita-cita  masyarakat  Aceh  dalam  kehidupan  bermarwah  dan  bermartabat, Partai  Aceh  PA  harus  melakukan  hal-hal  yang  bisa  meningkatkan  harkat  dan
martabat  masyarakat  Aceh.  Dengan  ini,  Faisal,  S.Pd,  Kader  Partai  Aceh  PA Dewan Pimpinan Sagoe Partai Aceh DPS-PA Kecamatan Julok Kabupaten Aceh
Timur, mengatakan bahwa: “Partai  Aceh  PA  harus  mewujudkan  pendidikan  yang  berkualitas  pada
pendidikan  dasar,  pendidikan  menengah,  pendidikan  dayah,  pendidikan vokasional  dan  pendidikan  tinggi  dalam  menjawab  tantangan  global  dan
kebutuhan ketenagakerjaan”.
222
Faisal, S.Pd, Kader Partai Aceh PA Dewan Pimpinan Sagoe Partai Aceh DPS-PA Kecamatan Julok Kabupaten Aceh Timur, juga menambahkan:
220
Wawancara  dengan  Muhammad,  Wartawan  Harian  Waspada  Kabupaten  Aceh  Timur, Pukul 15.13 sd 16.00, Tanggal 02 Juni 2014 yang bertempat di Kecamatan Idi
221
Ibid.
222
Wawancara dengan Faisal, S.Pd, Kader Dewan Pimpinan Sagoe Partai Aceh DPS-PA Kecamatan  Julok,  Kabupaten  Aceh  Timur,  Pukul  15.15  sd  16.00,  Tanggal  07  Juni  2014  yang
bertempat di Kuta Binjai
“Untuk  mewujudkan  harkat  dan  martabat  masyarakat  Aceh,  Partai  Aceh PA  harus  memperjuangkan  kejayaan  masa  lalu  Aceh  dalam  bentuk
budaya,  agama  dan  perkenomian.  Ini  menjadi  cita-cita  masyarakat  Aceh seluruhnya,  untuk  mewujudkan  kembali  harkat  dan  martabat  masyarakat
Aceh”.
223
Dari  penjelasan  diatas,  dengan  ini  peneliti  dapat  menyimpulkan  bahwa Partai  Aceh  PA  dalam  mewujudkan  masyarakat  Aceh  yang  bermarwah  dan
bermartabat  melalui  segala  kewenangan  dan  kekhususan  Aceh,  kecuali  6  enam kewenangan  pusat,  sesuai  dengan  pont  1.1.2  sub  a  MoU  Helsinki,  yang  dimiliki
oleh  Aceh,  seluruh  rakyat  Aceh  bersama-sama  mempertahankan  marwah,  harkat dan martabat rakyat Aceh sesuai dengan MoU Helsinki, salah satu bentuk marwah
dan  martabat  rakyat  Aceh  dengan  adanya  lambang  khas  bagi  Provinsi  Aceh, semua  aturan-aturan  hasil  dari  turunan  Undang-Undang  Nomor  11  Tahun  2006
tentang  Pemerintahan  Aceh  UU-PA  dan  perundangan  lainnya,  MoU  Helsinki merupakan  pelaksanaan  Pemerintahan  Aceh  yang  efektif  dan  efisien,
mewujudkan  kesejahteraan  masyarakat  Aceh  melalui  pembangunan  ekonomi, mewujudkan  pendidikan  yang  berkualitas  dan  memperjuangkan  kejayaan  masa
lalu Aceh dalam bentuk budaya, agama dan perkenomian.
2. Partai Aceh PA Alat Untuk Mewujudkan Cita-Cita MoU Helsinki