“Partai  Aceh  PA  juga  harus  memperkuat  birokrasi  pemerintahan  dengan penguatan  sistem  penataan  kelembagaan  satuan  kerja  dan  semangat
demokrasi serta penegakan supremasi hukum”.
242
Dari  penjelasan  diatas,  dengan  ini  dapat  disimpulkan  bahwa  Partai  Aceh PA dalam mewujudkan kedaulatan rakyat  yang berdemokrasi, keadilan, hukum
dan  HAM  melalui  pemilihan  umum  merupakan  suatu  lembaga  yang  berfungsi sebagai  sarana  penyampaian  hak-hak  demokrasi  rakyat,  mewujudkan  tegaknya
keadilan  serta  kemakmuran  masyarakat  Aceh  sesuai  dengan  MoU  Helsinki, mewujudkan  kedaulatan  hukum  di  Aceh,  seperti  pada  tanggal  25  Maret  2013,
Pemerintah  Aceh  bersama-sama  dengan  DPR  Aceh  telah  mengesahkan  Qanun Nomor  2  Tahun  2013  tentang  Penetapan  Bendera  dan  Lambang  Aceh,
mewujudkan  implementasi  Undang-Undang  Nomor  11  Tahun  2006  tentang Pemerintahan  Aceh  secara  cepat  dan  akurat,  membangun  transparansi  dan
akuntabilitas  penyelenggaraan  pemerintahan  dan  memperkuat birokrasi
pemerintahan.
V. Partai Aceh PA Sarana Menyahuti Aspirasi Rakyat
Menyahuti  adalah  memberi  jawaban  atau  memberi  balasan.
243
Sedangkan aspirasi  adalah  harapan  dan  tujuan  untuk  keberhasilan  pada  masa  yang  akan
datang.
244
Dan  rakyat  merupakan  segenap  penduduk  suatu  negara  sebagai penyeimbang  pemerintah.
245
Dalam  hal  ini,  peneliti  akan  menjelaskan  tentang bagaimana  Partai  Aceh  di  Kabupaten  Aceh  Timur  dalam  memberikan  jawaban
untuk mencapai tujuan pada masa depan demi kesejahteraan rakyat.
1. Menampung Aspirasi Rakyat Aceh
Dalam hal menampung aspirasi rakyat untuk pembangunan tahap pertama tersebut  masih menyisakan berbagai  persoalan sosial kemasyarakatan  yang perlu
dibenahi. Dengan ini, Irwanda, Ketua Dewan Pimpinan Sagoe Partai Aceh DPS- PA Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur, menjelaskan:
242
Ibid.
243
Tim Penyusun, Kamus Bahasa., h.1243
244
Ibid., h. 99
245
Ibid., h. 1159
“Melalui  Undang-Undang  Nomor  11  Tahun  2006  tentang  Pemerintahan Aceh  sebagai  wujud  kesepakatan  damai  antara  Pemerintah  Republik
Indonesia  dan  Gerakan  Aceh  Merdeka  pada  tanggal  15  Agustus  2005  di Helsinki,  telah  memberi  peluang  yang  sangat  besar  untuk  mewujudkan
kesejahteraan rakyat  Aceh. Undang-Undang Republik  Indonesia Nomor 11 Tahun  2006  tentang  Pemerintahan  Aceh  idealnya  menjadi  pondasi  bagi
pelaksanaan  pembangunan  Aceh  ke  depan.  Untuk  itu,  tahap  pembangunan kedua  ini  akan  diprioritaskan  pada  proses  keberlanjutan  pembangunan
reintegrasi  dan  konsolidasi  hasil  nota  kesepahaman  MoU  Helsinki  dan
Implementasi UUPA yang masih belum terlaksana dengan baik”.
246
Untuk menampung aspirasi  rakyat  dalam hal  kerentanan terhadap konflik dapat  diminimalkan  pada  tahap  pembangunan,  namun  masih  banyak  hal  yang
telah  dituangkan  dalam  Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor  11  Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh belum terlaksana secara optimal. Irwanda, Ketua
Dewan  Pimpinan  Sagoe  Partai  Aceh  DPS-PA  Kecamatan  Sungai  Raya Kabupaten Aceh Timur, mengatakan:
“Dalam  hal  ini,  Partai  Aceh  PA  akan  sepenuhnya  terwujud  rekatan ekonomi,  sosial  dan  politik  dalam  masyarakat  Aceh.  Misalnya,  masih
adanya  tumpang  tindih  pembangunan  antar  sektor  dan  antar  daerah. Sementara  itu,  kesejahteraan  rakyat  masih  belum  merata  meskipun  sumber
daya pembangunan telah dihabiskan secara  aktif, baik  yang bersumber dari Dana  Alokasi  Umum,  Dana  Alokasi  Khusus,  maupun  Dana  Otonomi
Khusus serta Dana  Bagi Hasil Migas.  Belum lagi  bila dijumlahkan dengan besaran  dana  perbantuan  dan  dana  dekonsentrasi  dari  Pemerintah  Pusat
maupun Lembaga International yang bersifat
non-budgeter ”.
247
Pelaksanaan  Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor  11  Tahun  2006 tentang  Pemerintahan  Aceh  sebagai  perwujudan  Mou  Helsinki  merupakan
paradigma baru tatanan sosial kemasyarakatan di Aceh. Junaidi, Pengurus Dewan Pimpinan  Wilayah  Sagoe  Partai  Aceh  DPS-PA  Kecamatan  Bireum  Bayeun
Kabupaten Aceh Timur juga mengatakan: “Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor  11  Tahun  2006  tentang
Pemerintahan  Aceh  sebagai  produk  perundang-undangan  yang  menjadi pedoman
bagi penyelenggaraan
pemerintahan di
Aceh pasca
penandatanganan  MoU  Helsinki.  Undang-Undang  Republik  Indonesia
246
Wawancara Irwanda, Ketua Dewan Pimpinan Sagoe Partai Aceh DPS-PA Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur, Pukul 09.00 sd 10.00, Tanggal 01 Juni 2014 yang bertempat
di Sungai Raya
247
Ibid.
Nomor  11  Tahun  2006  tentang  Pemerintah  Aceh  dapat  menumbuhkan masyarakat  Aceh  baru  yang  mampu  mewujudkan  perdamaian  menyuluruh
dan  berkelanjutan  guna  menciptakan  kesejahteraan  masyarakat  Aceh. Dengan  ini,  Partai  Aceh  PA  akan  mewujudkan  peraturan  pelaksanaan
yang  merupakan  turunan  dari  Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh  yang belum dituntaskan sehingga
dapat menghambat keberlanjutan perdamaian dan pencapaian pembangunan
di Aceh”.
248
Menurut  Syarifuddin,  Saksi  Pemilu  2009  dan  Pemilu  2014  Dewan Pimpinan  Wilayah  Partai  Aceh  DPW-PA  Kabupaten  Aceh  Timur,  Partai  Aceh
dalam rangka menampung aspirasi rakyat Aceh melakukan hal-hal: “Partai  Aceh  PA  mewujudkan  penyelenggaraan  pemerintahan  yang
bermartabat,  baik,  bersih  dan  amanah  serta  bebas  dari  kolusi,  korupsi  dan nepotisme,  dengan  mengedapankan  kualitas  kerja  dan  profesionalisme.  Ini
merupakan  cita-cita  Partai  Aceh  PA  dalam  menampung  semua  aspirasi
rakyat Aceh dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat Aceh”.
249
Dalam  menampung  aspirasi  masyarakat  Aceh,  Partai  Aceh  PA melaksanakan  program-program  yang  bersentuh  langsung  dalam  masyarakat.
Dalam hal ini, Muhammad Ketua Dewan Pimpinan Mukim  Partai  Aceh  DPM- PA Kemukiman Alue-Lhok Kecamatan Peureulak Timur, menjelaskan:
“Partai  Aceh  PA  bagaimana  bisa  mewujudkan  peningkatan  nilai  tambah produksi  masyarakat  dan  optimalisasi  pemanfaatan  Sumber  Daya  Alam
demi  terwujudnya  masyarakat  Aceh  yang  mampu  memanfaatkan  potensi- potensi  sumber  daya  alam  yang  berdaya  guna  dan  berhasil  guna  secara
optimal  dengan  mendorong  masyarakat  yang  lebih  produktif,  kreatif  dan inovati
f”.
250
Muhammad  Ketua  Dewan  Pimpinan  Mukim  Partai  Aceh  DPM-PA Kemukiman Alue-Lhok Kecamatan Peureulak Timur, juga menambahkan:
“Partai  Aceh  PA  juga  akan  mewujudkan  birokrasi  yang  kuat  melalui mengoptimalkan  pelayanan  publik,  menjaga  kelangsungan  pembangunan
yang  berkelanjutan  melalui  terciptanya  supremasi  hukum  dan  penegakan hak  asasi  manusia.  Tersedianya  ruang  dialog  publik  yang  bebas  dan
248
Wawancara  Junaidi,  Pengurus  Dewan  Pimpinan  Sagoe  Partai  Aceh  DPS-PA Kecamatan  Bireum  Bayen  Kabupaten  Aceh  Timur,  Pukul  20.00  sd 21.00 Tanggal  01  Juni  2014
yang bertempat di Langsa
249
Wawancara dengan Syarifuddin, Pada Tanggal 29 Mei 2014
250
Wawancara  dengan  Muhammad,  Ketua  Dewan  Pimpinan  Mukim  Partai  Aceh  DPM- PA Kemukiman Alue-Lhok Kecamatan Peureulak Timur, Pukul 10.15 sd 11.00, Tanggal 06 Juni
2014 bertempat di rumahnya
bertanggung jawab serta peningkatan peran serta dan partisipasi masyarakat sipil dalam kehidupan politik dan kegiatan pembangunan”.
251
Dalam  menampungkan  aspirasi  rakyat  Aceh,  banyak  hal  permasalahan yang  harus  dikembangkan  dalam  masyarakat  dalam  mewujudkan  kesejahteraan
masyarakat  Aceh.  Hal  ini,  Muhammad  Ali,  Pengurus  Dewan  Pimpinan  Wilayah Partai Aceh DPW-PA Kabupaten Aceh Timur, menjelaskan:
“Untuk itu, Partai Aceh PA harus menciptakan pembangunan terintegrasi dengan berbagai sektor pembangunan secara berkelanjutan melalui berbagai
komitmen terhadap pemanfaatan tata ruang dan dokumen perencanaan yang telah ditetapkan dan juga mewujudkan keselarasan dan keserasian program
pembangunan”.
252
Muhammad Ali, Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Partai  Aceh DPW- PA Kabupaten Aceh Timur, juga menambahkan:
“Partai  Aceh  PA  harus  mewujudkan  pembangunan  infrastruktur  daerah yang  seimbang  merata  dan  proporsional  sesuai  dengan  kebutuhan  dan
kemanfaatan  masyarakat  dengan  tetap  memperhatikan  perlindungan  dan pemeliharaan  lingkungan  dalam  mengantisipasi  dampak  resiko  bencana
secara seimbang”.
253
Dari  penjelasan  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  Partai  Aceh  PA  dalam menampung  aspirasi  rakyat  Aceh  melalui  Undang-Undang  Republik  Indonesia
Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh idealnya menjadi pondasi bagi pelaksanaan  pembangunan  Aceh  ke  depan,  pengembangan  rekatan  ekonomi,
sosial  dan  politik  dalam  masyarakat  Aceh,  mewujudkan  peraturan  pelaksanaan yang  merupakan  turunan  dari  Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor  11
Tahun  2006  tentang  Pemerintahan  Aceh,  mewujudkan  penyelenggaraan pemerintahan  yang  bermartabat,  baik,  bersih  dan  amanah,  mewujudkan
peningkatan  nilai  tambah  produksi  masyarakat  dan  optimalisasi  pemanfaatan sumber  daya  alam,  mewujudkan  birokrasi  yang  kuat  melalui  mengoptimalkan
pelayanan publik, menciptakan pembangunan terintegrasi dengan berbagai sektor
251
Ibid.
252
Wawancara dengan Muhammad Ali, Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh DPW-PA Kabupaten Aceh Timur, Pukul 09.30 sd 10.15, Tanggal 09 Juni 2014 yang bertempat
di rumahnya
253
Ibid.
pembangunan dan mewujudkan pembangunan infrastruktur daerah yang seimbang merata dan proporsional.
2. Melaksanakan Program-Program Kerakyatan