Organisasi Kemasyarakatan Sebagai Sumber Kader Organisasi Kemasyarakatan Sebagai Aspirasi Partai Aceh PA

menjadi tercapainya tujuan Nasional. 206 Hubungan dengan organisasi kemasyarakatan sering disebut sebagai salah satu aspek yang penting dalam tugas seorang legislator, namun penting karena banyak alasan dan dapat memberikan manfaat bagi organisasi kemasyarakatan, legislator dan partai politik lokal dan masyarakat secara keseluruhannya, yaitu: a. Lagislator secara aktif melibatkan organisasi kemasyarakatan untuk membantu menciptakan hubungan antar warga negara dengan pemerintah. Dengan terlibat masalah-masalah lokal, legislator dapat menunjukkan kemampuan pemerintah untuk menangani masalah-masalah nyata dalam kehidupan rakyat dan memberikan manfaat yang dapat dilihat kepada masyarakat mereka wakili; b. Keterlibatan yang aktif di organisasi kemasyarakatan seseorang memberi sebuah wajah yang lebih jelas kepada sang legislator, lembaga legislatif dan partai politiknya. Kendati seorang wakil rakyat terpilih tidak bisa memecahkan semua masalah organisasi kemasyarakatan, membantu atau setidaknya mencoba membantu bisa membangun kepercayaan publik kepada legislator dan lembaga legislatif. Kontak langsung antara legislator dan warga negara dapat membangun kepercayaan publik kepada legislator dan lembaga legislatif; dan c. Kerja hubungan dengan lembaga kemasyarakatan yang efektif dapat membantu memobilisasi partisipasi warga dalam urusan-urusan publik. Ketika seorang legislator bekerja dengan aparat setempat, LSM dan warga negara biasa untuk memecahkan masalah di daerah, memberdayakan mereka untuk memperbaiki kehidupan mereka dan masyarakat mereka. 207

2. Organisasi Kemasyarakatan Sebagai Sumber Kader

Undang-Undang Partai Aceh Nomor: 008DPAPAIV2008, tentang Pemerintahan Partai Aceh, Pasal 27 menjelaskan tugas dan fungsi bidang pendidikan dan kaderisasi, adalah: 1. Merencanakan draft bluer print pendidikan 206 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan, h. 1 207 Kenneth D. Wollack, Hubungan Dengan Konstituen Washington: USAID, 2007, h. 7-8 Aceh; 2. Menyusun silabus pendidikan partai; 3. Mengkoordinasikan pelaksanaan pendidikan partai dengan Wakil Ketua Umum Bidang Koordinasi Hukum, Pendidikan dan Dewan Pakar; 4. Kerja sama dengan lembaga pendidikan di luar partai dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia SDM; 5. Membangun sistem dan mekanisme rekrutmen tenaga pendidikan sesuai dengan tingkat kebutuhan pendidikan di Aceh; dan 6. Mengawasi dan mengkoordinasi pelaksanaan pendidikan luar sekolah dalam rangka peningkatan lapangan kerja pendidikan di Aceh. 208 Dari situlah, salah satu sumber kader adalah ciri penting dalam organisasi kemasyarakatan adalah kesuka-relaan dalam pembentukan dan keanggotaannya. Anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia bebas untuk membentuk, memilih dan bergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan yang dikehendaki dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan berneragara atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi kemasyarakat dapat mempunyai satu atau lebih dari satu sifat kekhususan yaitu kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha esa. Organisasi atau perhimpunan yang dibentuk secara sukarela oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia yang keanggotaannya terdiri dari Warga Negara Republik Indonesia dan Warga Negara Asing. 209

3. Organisasi Kemasyarakatan Sebagai Aspirasi Partai Aceh PA

Peranan organisasi kemasyarakatan, sehingga pengaturan dan pembinaannya perlu diarahkan kepada pencapaian 2 dua sasaran pokok, yaitu; Pertama, Terwujudnya organisasi kemasyarakatan yang mampu memberikan pendidikan kepada masyarakat Warga Negara Republik Indonesia ke arah: 1. Makin mantapnya kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; 2. Tumbuhnya gairah dan dorongan yang kuat pada manusia dan masyarakat Indonesia untuk ikut serta secara aktif dalam pembangunan Nasional; dan Kedua, Terwujudnya organisasi 208 UU Partai Aceh ., h. 36-37 209 UU RI No. 8 Tahun 1985, h. 7 kemasyarakatan yang mandiri dan mampu berperan secara berdaya guna sebagai sarana untuk berserikat atau berorganisasi bagi masyarakat Warga Negara Republik Indonesia guna menyalurkan aspirasinya dalam pembangunan Nasional, yang sekaligus merupakan penjabaran Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945. 210 Dalam mewujudkan aspirasi masyarakat, setidaknya partai politik harus melakukan 2 dua strategi untuk mengurangi gejala delegitimasi, yaitu: a. Menciptakan kultur akuntabilitas partai politik. Sebagai sebuah organisasi modern, partai politik dituntut untuk mengembangkan etika politik yang berdiri di atas nilai-nilai akuntabilitas. Posisi partai politik adalah wakil-wakil yang dipilih rakyat dalam rangka mewakili aspirasinya, sehingga kongruensi antara apa yang dilakukan partai politik seharusya sejalan dengan keinginan rakyat yang memilihnya. Realisasi antara janji dan tindakan yang dilakukan partai politik itulah yang dimaksud dengan “Demokrasi”. 211 Tuntutan akuntabilitas itu setidaknya akan mengurangi kebobrokan yang sekarang marak terjadi di lembaga perwakilan, baik pusat maupun daerah. Pelanggaran etika yang dilakukan wakil-wakil dapat diminimalisir jika partai- partai politik dapat memenuhi tuntutan akunbilitas yang diinginkan rakyat untuk melahirkan wakil-wakil rakyat yang lebih berkualitas dan profesional. Menguaknya pengawasan rakyat terhadap wakil-wakilnya di parlemen setidaknya akan memberikan political pressure agar mereka benar-benar konsisten menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat. 212 b. Menciptakan sistem feedback antara partai politik dan konstituen untuk mempermudah tuntutan akuntabilitas publik, sehingga akan melahirkan kemudahan komunikasi dan partisipasi konstituen terhadap kebijakan partai politik tersebut. Untuk itu diperlukan pranata dan sarana yang permanen agar masyarakat secara bebas menilai kinerja sebuah partai politik. Jika hal itu dilakukan 210 UU RI No. 8 Tahun 1985, h. 6 211 Darma Wijaya “Partai Politik dan Krisis Kepercayaan Pemilih” dalam Suara Merdeka, Perekat Komunitas Jawa Tengah 1 Agustus 2013. 212 Ibid. setidaknya akan melahirkan dua keuntungan, yakni; Pertama, Terjadi relasi dukungan yang kuat antara partai dengan pemilih. Kedua, Menyehatkan kinerja performance partai politik untuk lebih meningkatkan dan program kerja, sehingga benar-benar memahami dan mampu menjadi katalisator aspirasi pemilihnya. 213

T. Kelemahan-Kelemahan Partai Aceh PA

Dokumen yang terkait

Partai Politik Lokal Aceh (Studi Etnografi Antropologi Politik Tentang Kekalahan Partai Aceh Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012)

0 28 137

Komunikasi Nonverbal Partai Aceh Untuk Menarik Simpati Masyarakat Pada Pemilu 2014 Di Kabupaten Aceh Selatan - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 1

Komunikasi Nonverbal Partai Aceh Untuk Menarik Simpati Masyarakat Pada Pemilu 2014 Di Kabupaten Aceh Selatan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 3

Komunikasi Nonverbal Partai Aceh Untuk Menarik Simpati Masyarakat Pada Pemilu 2014 Di Kabupaten Aceh Selatan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 3

Komunikasi Nonverbal Partai Aceh Untuk Menarik Simpati Masyarakat Pada Pemilu 2014 Di Kabupaten Aceh Selatan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 11

Komunikasi Nonverbal Partai Aceh Untuk Menarik Simpati Masyarakat Pada Pemilu 2014 Di Kabupaten Aceh Selatan - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 39

Komunikasi Nonverbal Partai Aceh Untuk Menarik Simpati Masyarakat Pada Pemilu 2014 Di Kabupaten Aceh Selatan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 9

Komunikasi Nonverbal Partai Aceh Untuk Menarik Simpati Masyarakat Pada Pemilu 2014 Di Kabupaten Aceh Selatan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 32

Komunikasi Nonverbal Partai Aceh Untuk Menarik Simpati Masyarakat Pada Pemilu 2014 Di Kabupaten Aceh Selatan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 2

Komunikasi Nonverbal Partai Aceh Untuk Menarik Simpati Masyarakat Pada Pemilu 2014 Di Kabupaten Aceh Selatan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 3