berbagai aktivitas dan menetapkan kondisi para anggotanya. Kondisi ini tidak aka nada, tanpa kepentingan dna pengaturan sebagai berikut:
i. Mempunya organ permanen
ii. Objeknya harus untuk kepentingan semua orangnegara, bukan untuk
mencari keuntungan iii.
Keanggotaannya terbuka untuk setiap individu atau kelompok dari setiap negara
Dari organisasi yang bersifat ini ada juga yang kemudian berkembang menjadi organisasi yang bersifat publik, walaupun tidak secara keseluruhannya,
yang akibatnya mendorong pemerintah mengambil tindakan, misalnya mengadakan traktat. Sebagai contoh ialah International of Red Cross yang
mensponsori Konvensi Jenewa tahun 1864, 1906, 1929 dan 1947 yang akibatnya dewasa ini dikenal sebagai Konvensi Perlindungan Korban Perang atau dapat pula
disebut sebagai Konvensi Palang Merah Internasional. Kemudian International Maritime Comitee mensponsori Konvensi Keamanan di Laut tahun 1914, 1929.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa suksesnya organisasi yang sebelumnya masih bersifat privat internasional, kemudian menjurus kepada
organisasi public internasional dalam bidang yang sama.
23
3. Klasifikasi organisasi internasional
Penggolongan organisasi internasional dimaksudkan untuk mengetahui fungsi dan tujuan serta ruang lingkup aktivitas lembaga tersebut. Penggolongan
ini perlu dikaji meskipun pada hakekatnya sukar dilakukan, terutama disebabkan karena dalam perkembangannya dewasa ini berbentuk rangkap atau mengandung
23
Ibid. hal 67
Universitas Sumatera Utara
wewenang teramat luas. Disamping itu antara organisasi internasional yang satu dengan yang lain mempunyai fungsi dan tujuan rangkap, bahkan ada kalanya
fungsinya saling tumpang tindih overlapping. Dilihat dari tiga kategri besar yaitu fungsi politis, fungsi administratif dan fungsi yudisial. Dalam hal ini Starke
menambahkan fungsi lain yaitu fungsi ekonomi, sosial serta fungsi legislatif. Suatu bukti bahwa penggolongan itu tidak mudah dilaksanakan jelas
terdapat dalam organisasi internasional PBB yang pada kenyataannya bersifat politis, selain Trusteeship Council berfungsi administratif dan Court of Justice
berfungsi yudisial serta ditemui Economic and Social Council, dilengkapi dengan organ bawahan lainnya Specialized Agencies yang memiliki perbedaan fungsi.
Selanjutnya penggolongan berdasarkan ruang lingkup dapat dibedakan dalam organisasi global atau universal dan organisasi regional.
Bowett mengklasifikasikan organisasi internasional berdasarkan pada kompetensinya, yaitu organization of limited competence dan organization of
general competence. Baik organisasi global maupun regional dibagi atas kompetensinya.
Schwarzenberger menyatakan bahwa berdasarkan fungsinya, organisasi internasional dibagi dalam lima klasifikasi, yaitu sesuai dengan:
24
1. Lamanya yang diharapkan, ad hoc, provisional dan lembaga yang
permanen. 2.
Sifat kekuasaannya: Judicial, conciliatory, governmental, administrative, co-opertaive dan lemabaga legislatif. Jika lembaga memberikan bantuan
secara menyeluruh atau sebagian dari kekuasaannya, maka lembaga
24
Ibid
Universitas Sumatera Utara
tersebut adalah comprehensive, sebaliknya apabila tidak disebut non- comprehensive.
3. Sifat homogen atau heterogen sasarannya, yakni lembaga memiliki satu
atau beberapa maksud dan tujuan sejalan dengan sifat sesungguhnya, juga tujuannya adalah politis dan fungsional yang disebutkan dalam ekonomi,
sosial serta kemanusiaan dan kelembagaan. 4.
Bidang Yuridiksinya: a.
Personal Scope ratione persone menyangkut universal, universalist dan sectional. Terhadap lembaga yang bertujuan hidup bersama-sama,
tetapi tidak cukup mencapai objeknya, keadaan negara ini bersama- sama, tetapi tidak cukup mencapai objeknya, keadaan negara ini
diistilahkan dengan universalist. Sedangkan apabila negara-negara anggota termasuk diuji kebenaran lembaga-lembaga terbatas tersebut
saling berlawanan jajarannya, maka mereka adalah sectional group. b.
Geographical Scope ratione loci berupa: global, regional dan lokal. c.
Substantive Scope ratione materie, berbentuk general dan limited. d.
Temporal Scope ratione temporis, dimana yuridiksi lembaga pengadilan internasional fungsinya terbatas pada perselisihan yang
timbul setelah diadakan perjanjian tertentu. 5.
Tingkat integrasi: yang mliputi lembaga internasional dan lembaga supra- nasional.
Penggolongan yang patut pula dikemukakan disini ialah organsasi internasional yang memiliki dan atau yang tidak memiliki kekuasaan supra-
Universitas Sumatera Utara
nasional. Organisasi Internasional yang memiliki kekuasaan supra-nasional, mampu mengeluarkan keputusan maupun peraturan yang langsung mengikat baik
individu, perusahaan negara maupun pemerintah.
25
4. Organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional