2. Organisasi internasional dan perkembangannya
Dalam hukum internasional positif, tidak ada satu pasalpun yang memberikan batasan tentang apa yang dimaksud dengan organisasi internasional
itu. Pada umumnya, bagaimanapun juga organisasi internasional adalah organisasi permanen, yang didirikan atas dasar perjanjian internasional, yang kebanyakan
merupakan perjanjian multilateral daripada perjanjian bilateral dan dengan tujuan tertentu.
Selanjutnya Starke dalam bukunya An Introduction to International Law, yang membahas secara terpisah. Ia hanya membandingkan fungsi, hak dan
kewajiban serta wewenang berbagai organ lembaga internasional dengan negara modern, bahwa lembaga internasional mempunyai beberapa persamaan dengan
negara modern, meskipun tidak selalu mengikuti garis yang sama dengan konstitusi negara modern.
22
“Organisasi internasional mempunyai arti dan ciri khusus, berbagai hubungan internasional dilakukan melalui badan permanen yang diserahi
tanggung jawab dan wewenang tertentu. Melalui badan ini, setiap pemerintah Ada beberapa analogi, misalnya adanya beberapa organ dengan fungsi
legislative, eksekutif, dan yudkatif, dimana organ lemabga internasional ini didirikan berdasarkan perjanjian internasional yang diadakan oleh negara yang
bersekutu didalamnya. Sarjana lain bernama Leonard, secara tidak langsung memberikan definisi dengan hanya mengungkapkan ciri-ciri khusus organsasi
internasional, sebagai berikut:
22
.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, 1992, ha 3
Universitas Sumatera Utara
negara anggota dapat menjalankan berbagai kebijaksanaannya dan maksudnya untuk kepentingan nasionalnya. Lebih lanjut dikatakan, bahwa definisi ini
memberikan tekanan kepada organisasi-organisasi internasional sebagai alat negara nasional dan mengakui batas-batas organisasi tersebut. Dengan alat ini
para ahli kenegaraan dapat memikirkan dan mengatasi semua persoalan yang kompleks hubungan internasional”.
Bila ditinjau dari sudut pertumbuhannya, organisasi internasional itu tumbuh berkembang untuk pertama kalinya disebabkan oleh dua hal yang penting.
Pertama, karena pesatnya perkembangan teknologi dan komunikasi, sehingga timbul pula keinginan mengatur kegunaannya secara kolektif. Kedua, karena
meluasnya hubungan internasional diseluruh permukaan planet bumi, sehingga menimbulkan berbagai kesulitan dari kekomplekan hubungan tersebut.
Tidak mungkin lagi pengaturannya diselesaikan dengan hanya melalui perjanjian bilateral atau melalui saluran diplomatik yang tradisional saja. Maka
timbullah pikiran para ahli untuk mendirikan organisasi internasional dan disamping itu disadari pula betapa pentingnya pemngaturan organisasi
internasional tersebut. Untuk mencapai cita-cita perdamaian dunia yang mengandung keadilan dan kesejahteraan seluruh umat mnusia caranya ialah
dengan jalan persatuan negara-negara guna memelihara perdamaian. Titik perkembangan organisasi internasional dapat dianggap tumbuh sejak
kongres Wina 1815 The Congress of Vienna and the concero of Europe System yang berhasil mengadakan suatu deklarasi yang antara lain berbunyinya:
“It was considered by it’s leading participant as the forerunner of a series of regular consultions among the great power which would serve as board
meeting for the Europeans Community of Nations”.
Universitas Sumatera Utara
Dari deklarasi tersebut, jelas di ketahui bahwa negara-negara sekutu yang menang perang, sepakat mengadakan pertemuan teratur yang diadakan dalam
waktu dekat yang akan datang. Sebagai realisasinya antara tahun 1818-1822 telah diadakan 4 kali kongres “Aix-la-Chapple” di Troppau dan Laibach tahun 1820-
1821 dan di Verona tahun 1822. Ide mengadakan pertemuan internasional ini telah membuktikan bahwa negara-negara telah menyadari akan perlunya lembaga
permanen untuk menyelenggarakan persetujuan multilateral. Walaupun Aliansi Suci telah bubar, tetapi Congress Concero of Europe ini diadakan sampai timbul
Perang Dunia I Beberapa kesulitan dari sistem konferensi ad-hoc semacam ini ialah;
Pertama, konferensi ini harus selalu diadakan setiap timbul persoalan baru. Umumnya inisiatif ini diprakasai oleh salah satu negara bersangkutan. Setiap kali
konferensi yang selalu harus diadakan ini selalu menimbulkan pula berbagai kesulitan baru dan akibatnya memperlambat kerjasama internasional dalam
masalah tersebut. Kedua, para anggota delegasi dari negara bersangkutan dalam membicarakan beberapa persoalannya tidak sebagaimana yang kita kenal dalam
Liga Bangsa-Bangsa ataupun PBB, mereka lebih banyak mengemukakan pernyataan kebijaksanaan negaranya masing-masing. Hal ini mengakibatkan
konferensi tersebut kaku. Hal ini tampak pula dalam beberapa majelis permanen dalam Liga Bangsa-Bangsa ataupun PBB.
Ketiga, konferensi ini diadakan oleh negara yang mengundang, sehingga disini tidak ada prinsip keanggotaan tertentu yang secara otomatis memeberi hak
perwakilan. Keempat, konferensi berpegang teguh secara kaku pada aturan persamaan kedaulatan negara-negara anggota dengan konsekuensinya yaitu semua
Universitas Sumatera Utara
negara mempunyai hak suara yang sama dan semua keputusan ditetapkan berdasarkan prinsip unanimity kesepakatan bulat. Sebagaimana diketahui, ada
beberapa persoalan yang seharusnya memeperhatikan suara minoritas apabila kemajuan ini dicapai.
Konferensi semacam ini sering tidak dapat memecahkan persoalan hukum yang diajukan. Banyak persoalan hukum yang bersifat politis, menyangkut segi
hak dan kewajiban negara menurut hukum internasional. Karena tidak mungkin suatu masalah akan demikian saja dikesampingkan hanya dikarenakan persoalan
tersebut mengandung segi hukum. Pada hakekatnya organisasi internasional dapat dikatakan berkembang
dengan pesat mulai abad ke-19. Hal ini terutama ditandai dengan adanya kebutuhan akan lembaga permanen yang fungsi menyelesaikan berbagai persoalan
yang timbul dari berbagai hubungan internasional yang bersifat politis, hukum, maupun ekonomi dan sosial. Organisasi yang pertama sekali berdiri sebagai
realisasi akan kebutuhan baik secara individu maupun kolektif, ialah organisasi swasta internasional Privat International Union, misalnya”The World Anti
Slavery Convention” tahun 1840 Organisasi swasta internasional yang terkenal diantara lainnya ialah
International of Red Cross 1863, International Paliamentary Union 1873, International Dental Federation 1900, International Literary and Artistic
Association 1878 dan International Chamber of Commerce 1919. Pertumbuhan yang padat ini diawali pada tahun 1910 dengan terbentuknya Union
of International Association. Organisasi ini terutama bertugas mengkoordinasi
Universitas Sumatera Utara
berbagai aktivitas dan menetapkan kondisi para anggotanya. Kondisi ini tidak aka nada, tanpa kepentingan dna pengaturan sebagai berikut:
i. Mempunya organ permanen
ii. Objeknya harus untuk kepentingan semua orangnegara, bukan untuk
mencari keuntungan iii.
Keanggotaannya terbuka untuk setiap individu atau kelompok dari setiap negara
Dari organisasi yang bersifat ini ada juga yang kemudian berkembang menjadi organisasi yang bersifat publik, walaupun tidak secara keseluruhannya,
yang akibatnya mendorong pemerintah mengambil tindakan, misalnya mengadakan traktat. Sebagai contoh ialah International of Red Cross yang
mensponsori Konvensi Jenewa tahun 1864, 1906, 1929 dan 1947 yang akibatnya dewasa ini dikenal sebagai Konvensi Perlindungan Korban Perang atau dapat pula
disebut sebagai Konvensi Palang Merah Internasional. Kemudian International Maritime Comitee mensponsori Konvensi Keamanan di Laut tahun 1914, 1929.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa suksesnya organisasi yang sebelumnya masih bersifat privat internasional, kemudian menjurus kepada
organisasi public internasional dalam bidang yang sama.
23
3. Klasifikasi organisasi internasional