24
BAB II KEDUDUKAN INTERPOL SEBAGAI ORGANISASI INTERNASIONAL
A. Ruang Lingkup Hukum Organisasi Internasional
Berdasarkan suatu publikasi resmi PBB 1950 telah terdapat 200 organisasi internasional dan diantaranya 60 organisasi internasional yang sangat
penting untuk di pelajari. Oleh D.A.Maryan Green pada akhir 1969 terdapat lebih kurang 2400 lembaga internasional dan di antaranya 229 organisasi internasional
dalam arti sempit IGO, sedangkan selebihnya dalam arti luas NGO. G.I.Tunkin menyebut nama lain bagi organisasi internasional dalam arti
sempit IGO dengan istilah ISO Interstate Organization yaitu organisasi antar negara.Penggunaan istilah ini mudah di pahami mengingat negara-negara blok
timur dibawah pimpinan Uni Soviet memiliki sistem pemerintahan yang bercorak demokrasi sendiri, dimana segalagalanya berpusat pada negara dan menjadi
peserta perjanjian . Penggolongan pengertian organisasi internasional merupakan alat untuk
keperluan praktis penyajian dan uraian semata-mata.Penggolongan manapun sudah pasti tidak akan dapat memuaskan semua pihak karena menurut
kenyataannya memang terdapat banyak pendapat yang saling berbeda mengenai pengertian yang dimaksud.
1. Batasan hukum organisasi internasional
Didalam memahami batasan hukum organisasi internasional tidak dapat dipisahkan dari sejarah pembentukan organisasi internasional itu sendiri yang
sudah lama timbul sejarah beberapa negara mengadakan hubungan internasional
Universitas Sumatera Utara
secara umum dan masing-masing negara itu mempunyai kepentingan hubungan internasional secara umum itu melibatkan banyak negara lebih dari 2 negara,
berbeda dengan hubungan antar 2 negara yang telah dirintis sejak abad ke-16 melalui pertukaran utusan masing masing atas dasar persetujuan bersama.
Timbulnya hubungan internasional secara umum tersebut pada hakekatnya merupakan proses perkembangan hubungan antar negara, karena kepentingan dua
negara saja tidak dapat menampung kehendak banyak negara.Dalam membentuk organisasi internasional, negara-negara melalui organiasi itu akan berusaha untuk
mencapai tujuan yang menjadi kepentingan bersama dan kepentingan ini menyangkut bidang kehidupan internasional yang sangat luas. Karena bidang-
bidang tersebut menyangkut kepentingan banyak negara, maka diperlukan peraturan internasional international regulation agar kepentingan masing-
masing negara dapat terjamin. Sejak pertengahan abad ke-17 perkembangan organisasi internasional
tidak saja diwujudkan dalam berbagai konferensi internasional yang kemudian melahirkan persetujuan-persetujuan, tetapi lebih dari itu telah melembaga dalam
berbagai variasi dari komisi commission, serikat union, dewan council, liga league, persekutuan association, perserikatan bangsa-bangsa united nation,
persemakmuran commonwealth, masyarakat community,
kerjasama cooperation dan lain-lain.
Pembahasan hukum organisasi internasional ini hanya menyangkut pada organisasi-organisasi internasional tingkat pemerintah karena lebih melibatkan
pada pemerintahan negara-negara anggotanya sebagai pihak, oleh sebab itu
Universitas Sumatera Utara
organisasi internasional dalam pengertian ini dapat disebut sebagai organiasi internasional publik public international organization.
Organisasi-organisasi internasional yang terbentuk mempunyai banyak kesamaan karena dipengaruhi oleh factor-faktor politik dalam hubungan
internasional yang semuanya ini membawa banyak perkembangan yang sejalan dengan organisasi internasional. Banyak juga organisasi internasional yang satu
sama lain saling berpengaruh, tidak saja dari segi kelembagaan tetapi juga dari segi tata cara, apakah hal itu menyangkut syarat-syarat keanggotaan, sususan
badan-badannya maupun prinsip-prinsip hukum internasional dalam rangka menajalankan tugas dan fungsi organisasi internasional di forum internasional.
Perkembangan kegiatan organisasi internasional itu tidak cukup diwujudkan dalam kegiatan organisasi internasional itu tidak cukup diwujudkan
dalam konferensi-konferensi internasional, melainkan lebih didalam bentuk lembaga-lembaga institutions. Cabang dari hukum internasional yang
memusatkan pada masalah lembaga-lembaga tersebut lebih disukai dengan nama hukum institusi internasional International Institutional Law daripada dengan
nama hukum organisasi internasional The Law of International Organization karena hal itu hanya terbatas pada aspek-aspek kelembagaan saja.Sebaliknya
hukum oranisasi internasional menyangkut lebih banyak prinsip-prinsip hukum yang dirumuskan oleh organisasi internasional.
Ada juga, seperti Brierly, yang tidak menyebut sebagai hukum organisasi internasional atau hukum institusi internasional. Tidak saja karena ia melihat
Universitas Sumatera Utara
bahwa organisasi internasional itu mempunyai fungsi legislative, tetapi juga fungsi eksekutif dan administratif sebagaimana juga terdapat dalam suatu negara.
Legislatif internasional pada hakekatnya merupakan proses perkembangan organisasi internasional yang menyangkut bidang yang sangat luas, misalkan
kemudahan-kemudahan dibidang pengangkutan dan perhubungan, pengawasan penyakit, pengendalian harga dalam bidang komoditif pertanian dan lain-lain.
Fungsi eksekutif dalam suatu sistem organisasi internasional menyangkut masalah pelaksanaan keputusan yang mengikat secara hukum terhadap keputusan
yang dikeluarkan oleh organisasi internasional itu sendiri bukan sebagai badan yang oleh ketentuan-ketentuan yang ada dalam Convenant Liga Bangsa-Bangsa.
Demikian pula pada waktu Convenant itudirumuskan melalui konferensi perdamaian Paris, ketentuan-ketentuan mengenai hal yang sama banyak
dipengaruhi oleh usul-usul pokok yang dicetuskan Wodrow Wilson, Presiden Amerika Serikat pada masa itu. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa
ketentuan mengenai “sistem mandat” yang dianut oleh Liga Bangsa-Bangsa memberikan dorongan serta dukungan berakhirnya sistem penjajahan yang
kemudian merupakan salah satu asas dan tujuan dari piagam PBB seperti yang ada sekarang ini.
Dari uraian-uraian terdahulu tiba pada satu kesimpulan bahwa hukum organisasi internasional merupakan bagian atau cabang dari hukum organisasi
internasional yang dipersatukan oleh badan PBB dan terdiri dari perangkat norma- norma hukum yang berhubungan dengan organisasi internasional tersebut
termasuk badan-badan yang berada dibawah naungannya.
21
21
Hasnil Basri Siregar, Hukum Organisasi Internasional, Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum USU, Medan, 1994, hal 1
Universitas Sumatera Utara
2. Organisasi internasional dan perkembangannya