Aspek Minat Ciri-ciri minat

Minat adalah perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan Effendy, 2003. Sedangkan menurut Poerwadaminta 1998 minat adalah kesukaan dari kecenderungan-kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting. Hurlock 1996 menyatakan minat sebagai sesuatu dengan apa seseorang mengidentifikasikan keberadaan pribadinya. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, maka mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan, dan bila kepuasan berkurang maka minatpun berkurang. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa minat ialah kecenderungan yang terarah secara intensif, keinginan yang besar pada suatu obyek yang menyenangkan, yang berpengaruh pada kesadaran dirinya untuk berusaha melakukan sesuatu yang diinginkannya sehingga bisa memberi kepuasan pada diri individu tersebut.

3.1. Aspek Minat

Hurlock 1999 menyatakan bahwa semua minat memiliki dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif ini meliputi perhatian seseorang terhadap hal-hal yang berhubungan dengan minatnya, selain itu aspek kognitif didasarkan pada konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Individu akan menganggap bidang tersebut sebagai suatu hal yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu mereka dan akan merasa yakin bahwa waktu dan usaha yang dihabiskannya dengan kegiatan yang berkaitan dengan minatnya akan memberi kepuasan dan keuntungan pribadi. Dan bila Universitas Sumatera Utara terbukti bahwa ada keuntungan dan kepuasan, maka minat mereka tidak saja menetap, melainkan lebih kuat. Konsep yang membangun aspek kognitif minat didasarkan atas pengalaman pribadi, dan apa yang dipelajari dirumah, sekolah, masyarakat, dan dari berbagai jenis media massa. Dari sumber tersebut, individu belajar apa saja yang akan memuaskan kebutuhan mereka dan yang tidak. Aspek afektif atau bobot emosional konsep yang membangun aspek kognitif minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Seperti halnya aspek kognitif, aspek afektif berkembang dari pengalaman pribadi dan sikap orang yang penting, seperti : orang tua, guru, dan teman sebaya, terhadap hal-hal yang berkaitan dengan minat tersebut, serta dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu. Walaupun kedua aspek, baik kognitif maupun afektif penting peranannya dalam menentukan apa yang akan dan yang tidak dikerjakan oleh individu, dan jenis penyesuaian pribadi dan sosial mereka, aspek afektif lebih penting karena dua alasan. Pertama, aspek afektif mempunyai peran yang lebih besar dalam memotivasi tindakan daripada aspek kognitif. Suatu bobot emosional positif dari minat akan memperkuat minat itu dalam tindakan, Selain itu, aspek afektif bila terbentuk cenderung bertahan lebih lama terhadap perubahan.

3.2. Ciri-ciri minat

Adapun ciri-ciri minat menurut Widjaja 2000 ialah: a. Minat tidak dibawa sejak lahir. Minat timbul dari perasaan senang terhadap suatu objek. Slameto dalam Djamarah, 2002 menyatakan bahwa minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada diri seorang anak didik. Caranya ialah Universitas Sumatera Utara dengan jalan memberikan informasi pada anak didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran b. Minat dapat berubah-ubah. Untuk seorang anak yang sangat muda, lamanya minat dalam kegiatan tertentu sangat pendek. karena minat yang terdapat dalam kegiatan untuk kepentingan diri sendiri lebih daripada untuk mencapai sesuatu hasil tertentu, sehingga ia mudah dikacaukan dan mudah tertarik pada kegiatan lain. Tidak demikian halnya terhadap orang yang lebih tua, mereka lebih lama dapat mempertahankan minatnya terhadap sesuatu daripada berpindah-pindah pada hal lain. c. Minat tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek. d. Objek minat itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan-kumpulan dari hal tersebut.

3.3. Faktor yang mempengaruhi minat masyarakat menggunakan pelayanan kesehatan di puskesmas