Jenis Kelamin gender Agama

DBD dan ancaman keracunan makanan akibat dari kebiasaannya makan makanan diluar Sudarma, 2008. Pada masa remaja membutuhkan pembinaan kesehatan. Diantaranya melalui pembekalan pengetahuan tentang pertumbuhn fisik, kejiwaan dan kematanagan remaja, pendidikan kesehatan reproduksi serta kewajibannya, pergaualan yang sehat di kalangan remaja, pendidikan tentang persiapan pranikah serta pendidikan mengenai kehamilan dan persalinan serta cara pencegahannya. Untuk masa dewasa dikategorikan sebagai tahap kematangan maturity, dewasa dlam arti pengembangan diri maupun dalam konteks sosial.Sudarma, 2008.

2.2.2. Jenis Kelamin gender

Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang dimiliki oleh mahluk hidup, dalam hal ini manusia. Jenis kelamin sering dibagi ke dalam dua kategori, dengan menggunakan istilah masing-masing; laki-laki dan perempuan atau pria dan wanita. Dalam studi epidemiologi, jenis kelamin juga menjadi salah satu bagian dari karakteristik yang memiliki pengaruh terhadap kejadian kesakitan. Sebagai contoh, penyakit kanker serviks hanya dijumpai pada wanita, sedangkan kanker prostat hanya dijumpai pada pria Notoatmodjo, 2005. Tingkat kerentanan manusia yang bersumber dari jenis kelamin tersebut menjadikan tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan juga berbeda pada masing masing jenis kelamin. Perempuan cenderung lebih rentan terhadap penyakit- penyakit infeksi. Hal ini disebabkan oleh tahap-tahap kehidupan yang dilaluinya, mulai dari remaja haid, dewasa mengandung dan melahirkan sampai masa tua Universitas Sumatera Utara menopause. Secara umum, kaum perempuan lebih peduli dengan keadaan kesehatannya sehingga lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatannya Notoatmodjo, 2005.

2.2.3. Agama

Menurut Zamawi 2004 agama berasal dari bahasa Sanskrit, satu pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata yaitu, “a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti pergikacau jadi arti agama tidak pergi dan tidak kacau, tetap di tempat, diwarisi turun temurun. Agama memang mempunyai sifat yang demikian, selanjutnya dikatakan lagi agama berarti tuntunan. Agama memang mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntutan hidup bagi penganutnya. Menurut Jalaludin Rahmat di dalam M. Mukshin Jamil mengatakan bahwa agama adalah kenyataan terdekat dan sekaligus misteri terjauh . Berdasarkan fenomena kehidupan keagamaan sevara umum, dapat dikatakan bahwa agama adalah segala aktivitas hidup manusia dalam usahanya untuk mewujudkan rasa bakti dan mempresentasikan keterhubungan manusia dengan suatu kuasa yang diyakini bersifat supranatural dan mengatasi dirinya transenden. Agama sebagai aktivitas hidup manusia membutuhkan bentuk- bentuk konkret dalam sikap hidup dan tindakan. Dengan demikian, beragama tidak sekedar meyakini sesuatu, tetapi bertindak sesuai dengan apa yang diyakininya. Aktivitas tersebut dilakukan dalam rangka usaha merealisasikan rasa bakti dan keterhubungan manusia dengan kuasa yang disembah, sebagai ibadah rasa bakti kepada kuasa yang disembah, agama melibatkan seluruh segi kehidupan manusia yang disimbolisasikan dalam bentuk ritus-ritus, tata cara Universitas Sumatera Utara peribadahan dan pranata-pranata tertentu, juga terwujud dalam sikap dan tindakan terhadap sesama manusia dan lingkungannya. Salah satu unsur yang menjadi dasar bagi seluruh bangunan keagamaan adalah keyakinan, dengan dasar tersebut hidup keagamaan akan mengandung subjektivitas. Keyakinan subjektif yang menjadi landasan kehidupan agama menjadi sesuatu yang betul-betul pribadi dan tidak mungkin diganggu gugat atau dipaksakan oleh orang lain, termasuk oleh Negara Bambang, 2003.

2.2.4. Status Sosial Ekonomi