tinggi. Kelembaban udara yang rendah yaitu 20 dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir membran. Sedangkan kelembaban tinggi dapat meningkatkan
pertumbuhan mikroorganisme dan pelepasan formaldehid dari material bangunan Suma’mur, 1995. Sesuai dengan standar Depkes RI melalui Kepmenkes
No.1405MenkesSKXI2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan industri dan perkantoran menjelaskan bahwa Nilai Ambang Batas kelembaban udara yang berlaku
untuk lingkungan kerja industri yang memenuhi syarat kesehatan adalah 60.
5.2. Pengaruh Karakteristik Pekerja terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja
5.2.1. Pengaruh Umur Pekerja terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja
Hasil uji chi square menunjukkan tidak terdapat pengaruh umur pekerja terhadap kapasitas vital paru pekerja p=0,958, artinya nilai p0,05, dan secara
proporsi pekerja dengan kapasitas vital paru kategori berat 31,9 terdapat pada pekerja dengan usia 35 tahun dan 34,8 pada pekerja dengan usia 35 tahun.
Berdasarkan penelitian Purnomo 2007, bahwa terdapat hubungan signifikan antara umur pekerja dengan gangguan vital paru pekerja. Kelompok umur dewasa
lebih berisiko terhadap terjadinya gangguan vital paru seperti Asma, bronchitis, pneumonia kronik. Hal ini sesuai dengan penelitian Douwes 2006, bahwa umur
mempengaruhi hubungan pemajanan PM
10
Beberapa studi menjelaskan bahwa kelompok umur dewasa mempunyai penyakit pada sistem pernapasan kaitannya dengan agen penyakit seperti influenza,
sehingga meningkatkan kerentanannya terhadap efek buruk partikel debu. dengan terjadinya gejala asma.
Universitas Sumatera Utara
Usia berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur. Semakin tua usia seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi paru
Joko Suyono, 2001. Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun setelah usia 40 tahun berkurangnya kebutuhan tenaga tersebut dikarenakan
telah menurunnya kekuatan fisik. Dalam keadaan normal, usia juga mempengaruhi frekuensi pernapasan dan
kapasitas paru. Frekuensi pernapasan pada orang dewasa antara 16-18 kali permenit, pada anak-anak sekitar 24 kali permenit sedangkan pada bayi sekitar 30 kali
permenit. Walaupun pada orang dewasa frekuensi pernapasan lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak dan bayi, akan tetapi KVP pada orang dewasa lebih
besar dibanding anak-anak dan bayi. Dalam kondisi tertentu hal tersebut akan berubah misalnya akibat dari suatu penyakit, pernapasan bisa bertambah cepat dan
sebaliknya Syaifudin, 1997.
5.2.2. Pengaruh Pendidikan Pekerja terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja
Pendidikan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh responden dan memperoleh ijazah yang sah. Hasil penelitian menunjukkan
37,7 pekerja berpendidikan SLTP dan SLTA, dan secara statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan pekerja terhadap kapasitas vital paru pekerja
p=0,009. Artinya tinggi rendahnya pendidikan pekerja berdampak terhadap upaya- upaya untuk menjaga kesehatan diri ketika bekerja termasuk menjaga agar tidak
terjadi gangguan paru.
Universitas Sumatera Utara
Secara proporsi pekerja menunjukkan bahwa pekerja dengan kapasitas vital paru kategori berat 41,3 terdapat pada pekerja dengan pendidikan kategori rendah.
5.2.3. Pengaruh Masa Kerja Pekerja terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja