Keadaan Ventilasi Keadaan Suhu Udara Keadaan kelembaban udara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Keadaan Lingkungan Ventilasi, Suhu Udara dan Kelembaban Udara

5.1.1. Keadaan Ventilasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan keadaan ventilasi industri kecil meubel di Kota Banda Aceh sudah memenuhi syarat kesehatan yaitu sudah lebih dari 16 dari luas lantai. Menurut Suma’mur 1995, memungkinkan pergantian udara secara lancar diperlukan ventilasi atau penghawaan minimal 10 dari luas lantai. Dalam lingkungan industri, sistem ventilasi atau penghawaan dibangun berdasarkan kepentingan ruang yaitu sebagai ruang produksi atau administrasi. Sebagai ruang produksi, sistem ventilasi umumnya terbuka atau setengah terbuka, dan banyak dilengkapi dengan exhauster yang berfungsi sebagai penyedot udara sehingga pergantian udara menjadi lebih lancar. Hasil pengamatan penelitian keadaan sirkulasi udara di dalam ruangan industri meubel terjaga dengan baik, karena sistem sirkulasinya mengandalkan udara bebas, dan ruanganya terbuka dengan lebar.’

5.1.2. Keadaan Suhu Udara

Suhu udara dalam penelitian ini adalah keadaan suhu udara ruangan proses produksi yang diukur dengan menggunakan thermometer dan dinyatakan dalam derajat celsius. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian diperoleh empat industri kecil meubel yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu industri kecil meubel 1, industri kecil meubel 4, industri kecil meubel 8, dan industri kecil meubel 10 dimana suhu tempat kerja tersebut masing- masing melebihi dari 30 Menurut Depkes RI 2002, keadaan suhu yang nyaman di tempat kerja adalah suhu yang tidak dingin dan tidak menimbulkan kepanasan bagi tenaga kerja yaitu berkisar antara 24 C. C sampai 26 C. Menurut Suma’mur, 1995, suhu udara di tempat kerja tidak dapat dilepaskan dari keadaan iklim kerja. Iklim kerja merupakan keadaan udara di tempat kerja yang merupakan intraksi dari suhu udara, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi.

5.1.3. Keadaan kelembaban udara

Kelembaban udara dalam penelitian ini adalah keadaan kelembaban udara dalam ruangan proses produksi industri kecil meubel yang diukur dengan menggunakan hygrometer dan dinyatakan dalam persen. Hasil penelitian menunjukkan keadaan kelembaban udara hanya dua industri kecil meubel yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu industri kecil meubel 1 dan 5, yaitu masing 58,0 dan 68,0 yaitu berada kurang dari 65 dan lebih dari 95. Menurut Suma’mur 1995, kelembaban sangat erat kaitannya dengan suhu dan keduanya merupakan pemicu pertumbuhan jamur dan bakteri. Pada umumnya konsidi optimal perkembangbiakan mikroorganisme adalah pada kondisi kelembaban Universitas Sumatera Utara tinggi. Kelembaban udara yang rendah yaitu 20 dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir membran. Sedangkan kelembaban tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan pelepasan formaldehid dari material bangunan Suma’mur, 1995. Sesuai dengan standar Depkes RI melalui Kepmenkes No.1405MenkesSKXI2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan industri dan perkantoran menjelaskan bahwa Nilai Ambang Batas kelembaban udara yang berlaku untuk lingkungan kerja industri yang memenuhi syarat kesehatan adalah 60.

5.2. Pengaruh Karakteristik Pekerja terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Paparan Debu serta Kondisi Fisik Lingkungan Kerja terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja di PTP Nusantara III (Persero) PKS Rambutan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

7 67 168

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Konsentrasi Debu terhadap Gangguan Faal Paru pada Pekerja Industri Pakan Ternak Medan Tahun 2010

1 34 83

Hubungan Kadar Debu Dan Karakteristik Pekerja Dengan Gangguan Paru Pekerja Pada Unit Produksi Tablet Industri Farmasi X Tahun 2002

0 22 89

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor – faktor yang berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada pekerja di industri percetakan Mega Mall Ciputat tahun 2013

4 23 154

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VITAL (KV) PARU PADA LAKI-LAKI ANTARA PEKERJA PABRIK KAYU DAN PEKERJA KANTORAN DI Perbedaan Nilai Kapasitas Vital (Kv) Paru Pada Laki-Laki Antara Pekerja Pabrik Kayu Dan Pekerja Kantoran Di Sukoharjo.

0 2 16

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VITAL (KV) PARU PADA LAKI-LAKI ANTARA PEKERJA PABRIK KAYU DAN PEKERJA KANTORAN DI Perbedaan Nilai Kapasitas Vital (Kv) Paru Pada Laki-Laki Antara Pekerja Pabrik Kayu Dan Pekerja Kantoran Di Sukoharjo.

0 2 12

Pengaruh Karakteristik Dan Kadar Debu Ambien Terhadap Kapasitas Vital Paru Pada Penyapu Jalan Di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan Tahun 2015

0 0 17

PAJANAN DEBU KAYU (PM10) TERHADAP GEJALA PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN PADA PEKERJA MEUBEL SEKTOR INFORMAL

0 1 7

Hubungan Kadar Debu Lingkungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Di PT. Wijaya Karya Beton Boyolali - UNS Institutional Repository

0 0 12