pengamatan didimana komunikasi antarwarga terjalin dengan baik. Kondisi fisik rumah ibadah ini masih kokoh dan bagus, sehingga umat yang melakukan ibadah
masih nyaman. Sementara utuk warga desa yang beragama katolik melakukan ibadah kedesa tetangga karena di desa ini belum ada gereja untuk yang beragama katolik.
Tingkat toleransi beragama di daerah ini sangat tinggi, ini terbukti dengan tidak pernah ada konflik antar umat agama yang terjadi di daerah ini yang memicu pada
prilaku anarkis. Masing-masing pemeluk agama melaksanakan ibadah serta perayaan- perayaan hari besar keagamaannya sesuai ajaran di rumah ibadah masing-masing.
4.1.6 Profil informan
4.1.6.1 Informan kunci 4.1.6.1.1
Amin Ginting Kepala Desa
Bapak Amin Ginting merupakan kepala desa Suka Meriah dan penduduk asli desa. Beliau memiliki usia 58 tahun menganut agama islam dan telah 6 kali menikah
dengan 6 orang anak. Saat ini pak A Ginting Tinggal bersama seorang anak laki-laki yang masih berusia 5 tahun dan istiri yang ke 6 dirumah mereka sendiri. Pendidikan
terakhir beliau adalah SLTA . Aktifitas sehari-hari pak A Ginting sebagai kepala desa di Suka Meriah dan meluangkan sedikit waktu juga untuk bertani sementara
pekerjaan istri beliau adalah bertani. Komoditas tanamanan yang ditanam beliau adalah kacang, buncis, jagung sementara untuk tanaman yang modalnya besar seperti
tomat, cabe beliau belum berani menanam karena masih ragu dengan keberadaan Gunung Sinabung.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum menjabat sebagai kepala desa, pekerjaan sehari-hari beliau adalah bertani. Bapak A ginting Dikenal dengan sosok yang sangat baik dan ramah dan
peduli dengan keberadaan desa karena sebelunya ayah beliau juga pernah menjabat sebagai kepala desa yang pertama di Suka Meriah. Semenjak terjadinya bencana
alam Gunung Sinabung bapak A ginting sangat sering pergi ke kantor camat ataupun kekantor bupati mengikuti rapat terkait dengan perkebangan desa dan aktifitas
Sinabung.
4.1.6.1.2 Sudirman Sembiring Meliala
Bapak S.Sembiring yang telah berusia 46 tahun memiliki bandan yang tidak terlalu tinggi dan warna kulit hitam. Informan tinggal didesa Suka Meriah lebih
kurang 22 Tahun dan pekerjaan beliau adalah bertani. S.Sembiring bukan penduduk asli desa Suka Meriah, beliau berasal dari desa Berastepu karena menikah dengan
warga desa tersebut maka beliau tinggal di Suka Meriah. S.Sembiring tinggal dirumah sendiri bersama seorang istri dan 5 orang anak, dimana 4 orang anaknya
sedang mengecap pendidikan dan 1 telah menikah pada usia muda. Keluarga bapak S.Sembiring menganut agama kristen protestan, Informan yang satu ini sangat ramah,
kedatangan saya kerumah informan di sambut baik bapak tersebut bersama dengan istrinya sembari menyajikan minuman dan gula aren yang disebut “gula kerep” alasan
S.Sembiring menyajikan minuman tersebut karena hanya disekitar daerah tersebut yang ada jenis minuman seperti itu. Informan yang satu ini suka bercerita banyak
tentang desa Suka Meriah ataupun keadaan masyarakat desa tersebut karena
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya beliau juga pernah menjabat sebagai kepala desa, sembari peneliti melakukan wawancara bapak S.Sembiring juga sibuk memperhatikan air aren yang
sedang di olahnya didapur. Beliau sangat tekun bekerja karena sudah pukul 22.25 wib masih sibuk melakukan pekerjaanya tersebut.
Setiap harinya S.Sembiring pergi keladang mulai dari pukul 07.00 dengan menggunakan pakaian yang rutin selalu dipakai setip harinya ke ladang basahan
dalam bahasa karo, sementara istrinya menyusul pergi keladang. Keluarga ini setiap harinya pulang dari ladang pukul 17.30 wib. Jenis tanaman yang ditanam keluarga
bapak S.Sembiring saat di ladangnya mulai dari kopi, cabe merah dan cabe rawit dan buncis selain itu beliau juga menekuni usaha penjualan bibit cabe merah bagi warga
yang hendak bercocok tanam cabe. Terjadinya bencana alam Gunung Sinabung berpengaruh besar dalam perekonomian bapak S.Sembiring. Pasca bencana alam
beliau kini semakin tekun bekerja dibantu oleh istrinya yang juga sangat rajin berkerja. Selain itu keluarga S.Sembiring juga sanggat tekun beragama terutama
istrinya yang aktif dalam kepengurusan gereja. Latar belakang pendidikan terakhir informan adalah SLTP dengan alasan beliau dulu sangat malas sekolah, bukan karena
orang tua tidak mampu atau kemapuan otak yang terbatas tetapi karena bapak S.Sembiring mengakui saat mengecap pendidikan beliau sangat bandal. Selain
bercocok tanam bapak S.Sembiring saat ini memiliki pekerjaan tambahan yaitu mengolah air aren menjadi gula merah atau dijual mentah, hal ini beliau lakukan
mengingat ke-4 orang anaknya sedang mengecap pendidikan membutuhkan biaya yang banyak. Alasan peneliti menjadikan bapak S Sembiring menjadi informan
Universitas Sumatera Utara
karena terjadinya bencana alam berpengaruh besar pada perekonomian keluarga mereka dan beliau memiliki anak yang saat ini semua sedang mengecap pendidikan.
4.1.6.1.3 Linda br Ginting
L br ginting merupakan seorang wanita yang berusia 46 tahun. Informan ini tinggal di desa Suka Meriah semenjak lahir dan menganut agama islam. Pekerjaan
sehari-hari informan ini adalah bertani dengan latar belakang pendidikan terakhir SLTP. Informan ini memiliki postur tubuh yang sangat kurus, warna kulit kuning
langsat serta suka memakan sirih sehingga gigi beliau sudah hitam. Ibu L br Ginting tinggal di rumah sendiri tetapi jika ada waktu senggang di malam hari beliau akan
berkujung ke rumah Siwaluh dengan alasan takut tinggal dirumah sendiri melihat keadaan Gunung Sinabung . Saat peneliti menyapa informan, dia begitu ramah dan
ingin tau apa tujuan saya datang, sehingga begitu saya menyampaikan tujuan saya pada informan beliau bersedia untuk memberika pendapat.. Ibu L br Ginting meliliki
3 orang anak, 2 orang sudah selesai sekolahnya dan 1 orang anak paling bungsu saat
ini sedang mengecap pendidikan di tingkat SMA.
Ibu L br Ginting hanya mengandalakan sektor pertanian atau hasil pertanian dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari ataupun guna memenuhi
kebutuhan pendidikan anak yang sekolah. Meletusnya Gunung Sinabung membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan informan, sambil bercerita ibu L br
Ginting mengatakan jika berat badanya telah turun 13 kg pasca bencana alam Gunung Sinabung. Selain bekerja di ladang sendiri L br Ginting sering pergi keladang
Universitas Sumatera Utara
orang mejadi buruh harian lepas aron, dengan alasan jika tidak begitu maka saya tidak akan makan karena hasil pertanian untuk saat ini tidak bisa diharapkan. Dari
kegiatan sehari-harinya peneliti juga melihat informan sangat rajin pergi bekerja karena jam 07.30 pagi informan ini telah pergi keladang, jadi jika siang hari
berkujung ke rumah L br ginting maka kita hanya menemukan pintu yang tertutup.
4.1.6.1.4 Serasi br Sitepu
S br Sitepu merupakan seorang ibu rumah tangga yang berusia 46 tahun dan tinggal di desa Suka Meriah sejak lahir. Latar belakang pendidikan terakhir informan
adalah SMA dan memiliki 1 orang anak laki-laki. Pekerjaan informan saat ini adalah berdagang. Beliau menenuhi kebutuhan sehari-hari dan pendidkan anakanya hanya
sendiri karena suami ibu S br Sitepu memiliki penyakit jiwa dan samapai sekarang masih di tinggal rumah sakit jiwa Medan.
Ibu S br Sitepu menganut agama kristen protestan tetapi jarang beribadah ke gereja, hal ini terjadi karena pernah mendengar cemohan tentang dirinya dari orang
yang satu keyakinan dan rajin pergi beribadah. Ibu S br Sitepu sangat tekun bekerja guna memenuhi kebutuhana anaknya yang sedang duduk di salah satu perguruan
tinggi negeri di Medan. Informan tinggal di rumah siwaluh hanya sendirian. Semangat ibu S br Sitepu begitu luar biasa untuk menyekolahkan anaknya, karena
informan mengaku cuman dialah yang dia perjuangkan untuk hidup dan tidak mau anaknya putus sekolah karena keadaan orang tua, jadi apapun beliau lakukan guna
menyekolahkan anakanya hingga selesai. Kegiatan rutin yang beliau lakukan saat ini
Universitas Sumatera Utara
adalah berdagang kopi dan hasil produski pertanian lainaya dari sekitar desa tersebut ke kota Medan tanpa mengenal lelah.
4.1.6.1.5 Nirwana br Meliala
N br Meliala merupakan wanita yang berusia 49 tahun, informan ini merupakan penduduk asli Suka Meriah yang menikah dengan salah seorang pria suku
Simalungun dari daerah Tongging. Ibu N br Meliala memenuhi kebutuhan anaknya hanya sendiri karena suami informan ini telah meninggal dunia dan memiliki 3 orang
anak dimana ada 2 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Anak pertama dari N br Meliala telah berumah tangga sementara anak nomor 2 dan 3 sudah selesai
sekolahnya tinggal bersama beliau dan kebutuhan sehari-harinya juga masih di tanggung informan. Ibu N br Meliala sangat ramah karena ketika peneliti datang
mengujungi beliau dengan senang hati menyambut kedatangan saya dan menawarkan makan di rumah beliau.
Pekerjaan sehari-hari ibu N br Meliala adalah bertani dan memiliki pekerjaan sampingan dengan mebuka kedai sampah di rumah sendiri. Kedai sampah tersebut
dibuka hanya pada pagi dan malam hari setelah pulang dari ladang. Dilihat dari kondisi bangunan rumah beliau, ibu N br meliala merupakan keluarga yang berada.
Alasan peneliti menjadikan ibu N br meliala Sebagai inforan kunci karena lahan pertanian beliau ada yang terkena lahar dingin saat Gunung Sinabung meletus
sehingga beberapa pohon jeruk mati dan tanahnya tidak bisa digarap lagi karena telah menjadi bebatuan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.6.1.6 Ibu Sulastri
Ibu sulastri yang berusia 33 tahun merupakan suku jawa dan bukan penduduk asli Suka Meriah, beliau berasal dari Pematang Siantar tapi setelah menikah dengan
pria yang berasal dari suku batak karo dan tinggal didesa tersebut karena suami beliau asli penduduk desa tersebut. Setelah menikah dengan warga desa tersebut beliau di
beri beru ginting oleh warga desa. Ibu Sulastri sudah 15 tahun tinggal di desa tersebut dan memiliki 5 orang anak, 4 laki-laki dan 1 perempuan. Anak ibu Sulastri
masih kecil-kecil karena anak yang paling tua masih duduk dibangku SMP, 2 orang tingkat SD dan 2 orang lagi belum sekolah. Pekerjaan sehari-hari ibu Sulastri adalah
keladang sementara suaminya bekerja menjadi tukang anggkat batu yang diambil dari bawah kaki Gunung Sinabung.
Keluarga ibu Sulastri tinggal di rumah peninggalan orang tua suami beliau yang ukuranya sangat kecil karena lebar rumah hanya 4 meter dengan panjang 8 meter
berlantai papan dan kondisi fisik bangunan sudah tua. Dari depan rumah beliau sangat terlihat jelas akitifitas asap yang keluar dari mulut Gunung Sinabung. Ibu Sulastri
sangat ramah berbicara dengan siapa saja dan sudah lancar menggunakan bahasa karo. Pada awalanya setelah tamat SMA informan berniat mencari pekerjaan seperti
yang diutarakan ibu Sulastri Pr, 33 thn sebagai berikut:
“saya bisa sampek di desa ini karena tawaran dari teman saya, dia bilang Kalo disini ada tempat kerja, dulu saya jaga kedai orang disini
dan akhirnya menikah sampe saat ini menetap didesa ini” hasil wawancara, oktober 2011
Keluarga Ibu Sulastri menganut agama kristen protestan dan beliau sangat rajin setiap minggunya pergi kegereja, begitu juga dengan anak-anaknya semetara
Universitas Sumatera Utara
suaminya jarang beribadah, karena sangat sibuk dimana berangkat pagi dan pulang malam. Meletusnya gunung sinabung membawa pengaruh dan perubahan pada
keluarga ini karena suami beliau sebagai tulang punggung keluarga bekerja di bawah kaki Gunung Sinabung.
4.1.6.1.7 Cermin br Ginting
C br Ginting merupakan wanita yang berusia 50 tahun dengan pendidikan terakhir SD. Informan tinggal di Suka Meriah sejak tahun 1979 dan tinggal di rumah
adat karo rumah siwaluh, ibu C br ginting sudah tidak memiliki suami dan memiliki 1 anak yang sedang duduk di salah satu perguruan tinggi swasta di Medan yang saat
ini telah duduk di semester 6. Pekerjaan sehari-hari ibu C br ginting adalah bertani, beliau hanya mengharapkan hasil lahan pertanian guna memenuhi kebutuhan hidup
dan biaya sekolah anaknya, dari penuturan ibu C br Ginting meletusnya Gunung Sinabung membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan sehari-harinya
karena saat ini beliau telah mengalami perubahan pekerjaan dari pedagang menjadi buruh harian lepas, selain itu ibu C br Ginting menuturkan pasca meletusnya Gunung
Sinabung dia mengalami penurunan berat badan sebanyak 10 kg, hal ini terjadi karena merasa begitu sangat capek mencari uang ynag tidak hanya dari ladang
sendiri tetapi saat ini juga telah menjadi aron keladang orang. Ibu C br Ginting menganut agama kristen protestan dan tekun mengikuti
kegiatan gereja karena begitu saya selesai mewawancarai beliau juga bergegas untuk pergi. Beliau memiliki rekan-rekan kerja yang setiap harinya pergi menjadi buruh
harian lepas keladang orang mulai pukul 07.00 wib sampai pukul 17.00 dan mulai
Universitas Sumatera Utara
pukul 17.00-18.30 bekerja diladang sendiri denagn alasan jika tidak begitu maka tidak akan ada yang mengerjakan ladangnya. Hal inilah yang mendasari peneliti
mejadikan beliau menjadi salah satu informan kunci.
4.1.6.1.8 Benta Surbakti
Benta Surbakti merupakan seorang laki-laki yang berusia 39 tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir SMP, informan ini memiliki penampilan yang selalu
rapi, sangat ramah dan suka bercanda. Bapak B. Surbakti menganut agama islam dengan 3 orang anak dan telah 2 kali menikah, beliau merupakan penduduk asli desa
Suka Meriah namun beliau sudah sering merantau keluar Sumatera Utara dan akhirnya kembali lagi ke desa tersebut pada tahun 2001. Keluarga bapak B. Surbakti
tinggal di rumah siwlauh tetapi mereka hanya tidur di situ saja. Pekerjaan sehari-hari bapak Benta Surbakti adalah keladang dengan ke -3 anak
dan istrinya, selain itu beliau juga memiliki pekerjaan sampingan membuka warung kopi dengan menyewa kios milik bapak kepala desa. Setiap pagi pukul 05.00 pagi
beliau bersama istrinya telah bergegas mebuka warung dan tutup pukul 08.00- 09.00wib baru pergi keladang, sepulang dari ladang pukul 17.00 wib, beliau kembali
membuka warungnya hingga pukul 24.00 bahkan bisa sampai pukul 02.00 pagi baru tutup. Sehingga tempat tinggal mereka hanya digunakan sebagai tempat istirahat.
Sebelum terjadinya bencana alam Gunung Sinabung prioritas pekerjaan utama bapak B. Surbakti adalah buka warung kopi setiap harinya, tetapi saat ini sudah tidak
lagi dengan alasan seperti yang di paparkan bapak B. Surbakti lk, 39 tahun “Berkurang sekali pembeli ke warung kita ini nak, itu makanya saya
tutup,bagai mana tidak berkurang sekarang ini orang sudah sibuk semuanya keladang susah kali sekarang ini cari uang”
Universitas Sumatera Utara
hasil wawancara oktober 2011 Walaupun anak bapak B. Surbakti cuman satu yang saat ini sedang mengecap
pendidikan, mereka satu keluarga sangat tekun dan rajin bekerja keladang setiap harinya dan saat ini sudah mulai bercocok tanam seperti menanam padi, cabe, tomat
guna memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
4.1.6.1.9 Markus Sembiring Kembaren
M. Sembiring adalah salah seorang pria berusia 50 tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir SLTP. Informan bukan penduduk asli Suka Meriah beliau berasal
dari Desa Berastepu beragama muslim dan tinggal di desa Suka Meriah baru 2 Tahun. Informan bersama istri dan 3 orang anaknya tinggal di rumaah Siwaluh. 2 orang
anaknya sedang mengecap pendidkan, anak yang nomor 3 duduk di bangku SD dan nomor 2 dibangku SMP, sementara yang nomor 1 tidak sekolah karena malas untuk
sekolah. Pekerjaan sehari-hari bapak M. Sembiring adalah bertani, setiap harinya dia
pergi keladang bersama dengan anaknya yang sulung. beliau sangat rajin bekerja, setiap pagi 07.15 wib sudah pergi keladang dengan mebawa seekor lembunya yang di
buat tidur di bawah kamarnya, beliau juga punya pekerjaan sampingan menganyam keranjang dan mengolah gula aren. Semua pekerjaan bapak M. Sembiring tekuni saat
ini, sementara istri informan tidak ikut membantu perekonomian keluarga yang serba pas-pasan, hal ini disebabkan istri beliau dalam keadaan sakit keras. Penyakit yang di
derita istri informan adalah penyakit yang berbahanya yaitu tumor dan leper.
Universitas Sumatera Utara
Meletusnya Gunung Sinabung membawa pengaruh besar dalam keluarga bapak M. Sembiring, karena saat ini sudah harus bekerja lebih keras dibandingkan
sebelumnya hanya mengandalkan hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan sehari- hari dan biaya berobat istrinya. Sekarang istri bapak M. Sembiring sudah jarang
berobat karena tidak ada uang, hanya mengandalkan obat secukupnya tanpa ada perawatan intensif mengingat kondisi tumor yang ada di perut istri M. Sembiring
yang semakin membesar.
4.1.6.1.10 Ratna br Surbakti
Ibu R. Surbakti memiliki usia 42 tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir SMA. Ibu R br Surbakti memiliki 2 orang anak dan kedua anakanya tinggal
bersama saudaranya di Medan. Anaknya yang sulung telah tamat SMA dan bekerja di medan membantu keluarganya sementara anaknya yang nomor 2 sedang duduk di
bangku SMA, anak ibu R br Surbakti yang duduk di bangku SMA tersebut yang membiayai kebutuhan sekolahnya adalah kelurga hal ini disebabkan informan tidak
mampu mebiayai kebutuhan anaknya tersebut melihat kondisi pekerjaan dari ibu R br Surbakti yang saat ini sehari-harinya adalah menjadi aron buruh harian lepas.
Ibu R br Surbakti merupakan penduduk asli Desa Suka Meriah dan menganut agama kristen protestan, ibu ini memiliki postur tubuh yang sangat kurus dan warna
kulit sauh matang. Informan tinggal di rumah sendiri dan hidup sendiri karena suami informan telah lama meninggal dunia. Ibu R br Surbakti merupakan tulang punggung
keluarga bagi ke 2 anaknya sebelum Gunung Sinabung meletus. Tetapi saat ini sanak saudara beliau sedikit membantu untuk menyekolahkan anak ibu R surbakti melihat
Universitas Sumatera Utara
kondisi beliau yang sangat susah saat ini.beliau mengatakan begitu perekonomian pulih kembali pasca bencana alam maka ibu R br Surbakti akan kembali menafkahi
anaknya yang sekolah. Setiap pagi pukul 07.10 wib ibu R br Surbakti telah pergi keladang bersama rekan-rekanya untuk bekerja keladang orang.
4.1.6.2 Informan biasa
4.1.6.2.1 Jadiate Ginting
J. Ginting adalah pria yang berusia 42 tahun beragama kristen protestan. Latar belakang pendidikan informan adalah SD dan tinggal di desa tersebut semenjak lahir.
Informan tinggal di rumah sendiri dengan 4 orang anak yang semuanya sekolah, 2 orang sedang duduk di bangku SD, 1orang di bangku SMP dan 1 orang lagi di
bangku SMA. Informan begitu ramah dan suka bercanda terhadap siapa saja karena bapak J. Ginting sangat humoris berdasarkan pengamatan peneliti ketika bertanya
pada beliau. Pekerjaan bapak J. Ginting adalah supir angkutan di desa tersebut, beliau
sangat tekun dan ramah dalam mengambil penumpang. Selain menjadi supir bapak J. Ginitng juga memiliki lahan pertanian yang di kelola istrinya dan setiap hari
keladang. Meletusnya Gunung Sinabung membawa pengaruh yang besar terhadap perekonomian keluarga bapak J. Ginting karena bencana alam Gunung Sinabung
tersebut mengakibatkan kerugian yang sangat besar pada beliau mengingat lahan pertanianya yang rusak fatal.
Universitas Sumatera Utara
4.1.6.2.2 Sukses Sitepu
S. Sitepu adalah pria yang berusia 29 tahun dan belum berumah tangga. Latar belakang pendidikan informan adalah SLTP dan menganut agama muslim. Informan
adalah penduduk asli desa Suka Meriah dan pekerjaan sehari-hari informan adalah keladang. Jika tidak keladang beliau tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-
harinya karena informan menanggung sendiri kebutuhan hidupnya dan juga membantu perekonomian keluarganya yang hidupnya serba kekurangan. Informan
menekuni bertani mulai dari putus sekolah SMP dan sangat aktif dalam kegiatan karang taruna dan kegiatan lainya yang dilakukan didesa tersebut.
Informan sangat ramah tidak sebanding dengan penampilanya yang sangat seram dengan warna kulit hitam, rambut sedikit di cat warna merah dan merokok.
Terjadinya bencana alam berpengaruh besar tehadap perekonomian informan karena saat ini informan merasa sangat sulit untuk mencari uang sehingga lebih sering
menjadi kuli ke ladang orang berdasarkan pemaparan informan.
4.2 Interpretasi Data