4.1.4.4 Komposisi penduduk berdasarkan agama
No Agama
Jumlah Persentase
1 Islam
151 orang 36,22
2 Kristen protestan
262 orang 62,82
3 Katolik
4 orang 0,95
Jumlah 417 orang
100 Sumber: Kantor Kepala Desa, 2010
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa agama kristen protestan merupakan agama yang mendominasi masyarakat dan di susul oleh agama muslim, sementara
yang menganut agama katolik hanya 4 orang karena sarana ibadah untuk agama katolik tidak ada di desa tersebut.
4.1.5 Sarana dan Prasarana Umum
Untuk mencapai tujuan pembangunan pada masyarakat, khususnya di pedesaan diperlukan sarana dan prasarana yang memadai agar tercapai tujuan
pembangunan yang pada akhirnya dapat memperlancar segala kegiatan yang ada di masyarakat. Sarana dan prasarana yang berada di desa Suka Meriah dikatakan belum
begitu lengkap, karena alat trasportasi yang ada di desa ini juga masih kurang tetapi sedikit membantu warga untuk keperluan-keperluan yang penting. Sementara untuk
sarana pendidikan di desa ini belum ada, jadi warga desa harus keluar untuk melanjutkan pendidikan mulai dari SD-SMA. Untuk anak SD dan SMP mereka pergi
kesekolah di Gurukinayan desa tetangga yang berjarak hanya 600-700 Meter dari
Universitas Sumatera Utara
desa tersebut dengan berjalan kaki. Lain halnya dengan anak SMA yang harus menempuh jarak 3-4 km dari desa tersebut.
Didesa Suka Meriah ini masih terdapat rumah adat karo yang di bangun oleh kakek nenek mereka, ada 5 buah rumah adat besar yang dalam bahasa karo disebut
rumah siwaluh dimana didalam 1 rumah terdapat 8 kepala keluarga. Didalam rumah tersebut hanya di sediakan 1 kamar untuk satu keluarga sementara perabotan rumah
tangga dan dapurnya ada di tengah-tenggah rumah, sehingga setiap aktifitas warga yang ada di dalam rumah tersebut saling melihat. Warga yang di perbolehkan tinggal
di rumah siwaluh ini adalah penduduk asli Suka Meriah, dimana warga menempati rumah tersebut karena belum mampu membuat rumah sendiri karena harga sewa
rumah ini relatif murah tiap tahunya. Keberadaan air bersih di desa ini cukup terpenuhi walaupun air bersih yang
ada di desa ini belum di salurkan kerumah warga. Masyarakat masih menggunakan fasilitas kamar mandi umum untuk setiap harinya mulai dari menyuci mandi dan yang
lainya, hanya 7 keluarga yang telah mampu menyalurkan air bersih kerumah dengan menggunakan mesin pompa air.
Alat trasportasi di desa Suka Meriah ada 4 buah mobil kecil yang setiap harinya mengantar penumpang ke ibu kota kabupaten. Waktu keberangkatan mobil
ini juga tidak menentu karena mobil yang berangkat tergantung jumlah penumpang, angkutan umum ada mulai pukul 06.00 wib sampai dengan pukul 14.30 wib.
Keterbatasan jumlah angkutan umum mengakibatkan warga jarang untuk melakukan aktifitas ke luar daerah mereka.
Universitas Sumatera Utara
4.1.5.1 Sarana Kesehatan
Didesa ini sarana kesehatan sangat minim sekali karena hanya terdapat 1 orang bidan desa dan terdapat satu bangunan gedung kecil pembantu puskesmas yang saat
ini tidak di manfaatkan lagi karena keluarga bidan desa kuatir tinggal di tempat tersebut melihat lokasi bangunan yang pertama sekali berhadapan dengan lahar
Gunung Sinabung. Peralatan medis yang diguanakan untuk fasilitas kesehatan sangat minim dan pengunjungnya juga sedikit. Keberadaan perekonomian warga
yang sangat minim mengakibatkan hanya bebepara warga desa saja yang pergi berobat kerumah bidan desa keluarga mampu dan penyakit yang sudah parah sekali,
sementara warga yang tidak terlalu kuatir dengan penyakit lebih banyak mengkonsumsi obat dari warung selain itu masih banyak warga desa yang
menggunakan obat-obat tradisional dalam bahasa karo: tambar kuta-kuta. Apabila ada anggota keluarga yang menderita penyakit serius pada umumnya tidak dapat
langsung diatasi dengan baik karena keterbatasan kemapuan bidan desa yang tamat Diploma. Kondisi desa yang seperti ini dapat digambarkan bahwa sarana kesehatan
didesa ini belum berfungsi sebaik-baiknya.
4.1.5.2 Sarana Keagamaan
Sarana ibadah yang ada di desa Suka Meriah ada 2 buah yaitu 1 buah mesjid hadjah sarafiah dan 1 buah gereja GBKP. Sehingga kerukunan antara umat beragama
sangat terjalin dengan baik karena kekeluragaan masih terjalin erat dan warga yang tinggal di desa ini memiliki tali persaudaraan yang erat antara satu warga dengan
warga lainya. Hal ini dapat peneliti lihat ketika melakukan wawancara dan
Universitas Sumatera Utara
pengamatan didimana komunikasi antarwarga terjalin dengan baik. Kondisi fisik rumah ibadah ini masih kokoh dan bagus, sehingga umat yang melakukan ibadah
masih nyaman. Sementara utuk warga desa yang beragama katolik melakukan ibadah kedesa tetangga karena di desa ini belum ada gereja untuk yang beragama katolik.
Tingkat toleransi beragama di daerah ini sangat tinggi, ini terbukti dengan tidak pernah ada konflik antar umat agama yang terjadi di daerah ini yang memicu pada
prilaku anarkis. Masing-masing pemeluk agama melaksanakan ibadah serta perayaan- perayaan hari besar keagamaannya sesuai ajaran di rumah ibadah masing-masing.
4.1.6 Profil informan