Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarat Prabencana Alam

4.1.6.2.2 Sukses Sitepu

S. Sitepu adalah pria yang berusia 29 tahun dan belum berumah tangga. Latar belakang pendidikan informan adalah SLTP dan menganut agama muslim. Informan adalah penduduk asli desa Suka Meriah dan pekerjaan sehari-hari informan adalah keladang. Jika tidak keladang beliau tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari- harinya karena informan menanggung sendiri kebutuhan hidupnya dan juga membantu perekonomian keluarganya yang hidupnya serba kekurangan. Informan menekuni bertani mulai dari putus sekolah SMP dan sangat aktif dalam kegiatan karang taruna dan kegiatan lainya yang dilakukan didesa tersebut. Informan sangat ramah tidak sebanding dengan penampilanya yang sangat seram dengan warna kulit hitam, rambut sedikit di cat warna merah dan merokok. Terjadinya bencana alam berpengaruh besar tehadap perekonomian informan karena saat ini informan merasa sangat sulit untuk mencari uang sehingga lebih sering menjadi kuli ke ladang orang berdasarkan pemaparan informan.

4.2 Interpretasi Data

4.2.1 Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarat Prabencana Alam

Desa Suka Meriah merupakan salah satu desa yang sangat dinamis, banyak terdapat persamaan yang ada pada masyarakat seperti: persamaan pekerjaan, suku, bahasa, dan agama yang mereka anut. Mayoritas masyarakatnya adalah suku karo dan warga yang tinggal di derah ini adalah penduduk asli, hanya beberapa warga yang berasal dari luar daerah dan suku yang berbeda. Semangat kekeluargaan dan Universitas Sumatera Utara kebersamaan masih melekat erat pada masyarakat. Tatanan kehidupan daerah ini sangat kental dengan sikap solidaritas, dimana kegiatan-kegiatan sosial pada masyarakat berjalan dan dipelihara dengan baik. Hal ini terbukti dari banyaknya warga masyarakat yang saling mengunjungi saat sakit, kegiatan warga yang selau aktif dalam melakukan acara pesta tahunan kerja tahun didesa ini, karang taruna yang aktif karena kebersamaan kelompok muda-mudi juga terjalin sangat erat. Muda- mudi di desa ini sering melakukan perkumpulan dan komunikasi yang berjalan dengan baik antar sesama dan orang tua. Selain itu arisan dan perkumpulan- perkumpulan warga yang berbaur agama juga berjalan dengan baik, seperti perwiritan pada agama muslim dan PA pada agama kristen. Selain itu gotong royong yang terjalin antar warga masih terjaga karena semua halaman perkampungan ditata rapi dan bersih lengkap dengan pagar-pagar bambu yang berdiri tegak di pekarangan desa. Sementara hubungan antara pemerintahan daerah Kepala desa dan perangkat- perangkat desa dengan masyarakat terjalin dengan sangat baik, sehingga menjadi salah satu kekuatan internal yang ada pada desa Suka Meriah terutama dalam mengelola pemerintahan dan menggerakkan masyarakat untuk menjadi lebih baik. Sebelum terjadinya bencana alam keberadaan desa ini dapat dilihat dari pendapat yang di kemukakan bapak kepala desa A.Ginting lk, 58 th : “Suka Meriah ini dulu sangat bersih nak, di rias dengan rapi, di buat pagar dan ditanami bunga-bunga, makanya desa ini dulu juara satu selalu desa terbersih di kabupaten karo” Lain halnya dengan yang di utarakan oleh warga ibu Linda Br Ginting Pr, 46 thn: “Mulai dari dulu samapi sekarang saya tinggal di daerah ini belum perah ada terjadi pertengkaran antara warga di desa ini, pokoknya kalo kami disini bersahabat kok semuanya. Apapun peritah dari Universitas Sumatera Utara atasan yang kami terima dengan senang hati semua warga di desa ini menjalankan dengan baik” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa warga desa sangat rajin dan tidak sulit untuk diatur, hal ini terbukti dari kemauan warga untuk bergotong royong menata desa mereka dengan bagus, sehingga bisa menjadi desa percontohan. Hubungan sosial yang terjalin antar warga desa di Suka Meriah masih terjalin dengan baik. Sedangkan pada sektor usaha perekonomian masyarakat, desa Suka Meriah terdiri atas usaha kecil menengah, peternakan, berdagang dan pertanian. Masyarakat desa Suka Meriah adalah masyarakat yang menggantungkan kehidupanya pada sektor pertanian. Mulai pukul 06.00 Wib banyak warga yang telah melakaukan aktifitasnya. Seperti yang diungkapkan oleh informan bernama ibu Ratna Surbakti pr, 42 thn: “Kalau kami disini nak bertaninya semua, kalo enggak apa lagilah kerjaan disini cuman itulah kemapuan masyarakat sini gak adalagi yang kami tau, bagaimanalah pendidikan juga kurang, cuman sebatas keladanglah yang kami tau” Tidak jauh berbeda dengan ibu Linda br ginting mengatakan pr, 46 tahun: “pekerjaan kami sini keladanglah nak, nanam-nanam, hasilnya cukup-cukup makanlah gaknya saya bisa kekeurangan, apa lagi nanti kalo tanaman kita itu kenak harganya kan, adalah duit kita bisalah sering-sering jalan-jalan ke Kabanjahe” Sementara ibu Nirwana Sembiring lk,49 thn: “Saya buka kedai-kedai sampahpun saya disini nak, berapalah dapat itu untungn ya, jadi tetapnya saya keladang bercocok tanam, karena lebih terjamin keladang untuk biaya hidup sehari-harinya”. Dari pemaparan informan tersebut dapat diketahui bahwa dengan bertani warga desa tidak pernah kekurangan semuanya masih bisa dipenuhi dan kehidupan sehari- hari warga desa tidak lepas dari keladang, berangkat pagi dan pulang sore hingga pukul 17.00 WIB. Universitas Sumatera Utara Komoditas tanaman yang ditanam warga di desa ini adalah, kopi, padi, jagung, kacang, cabe, jeruk, bawang merah, buncis, kol dan yang lainya. Dari hasil panen tanaman tersebut masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka setiap harinya tanpa ada kekurangan. Penampilan tidak menjadi prioritas warga, aktifitas yang warga desa lakukan setiap harinya hanya digunakan guna memenuhi kebutuhan perekonomian mereka sehari hari seperti pangan, dimana kebanyakan warga untuk makanan sangat di atur gizinya dengan baik. Keluarga juga menenuhi biaya pendidikan anak-anak mereka sampai pada jenjang pendidikan SMA, sementara untuk jenjang perguruan tinggi masih jarang karena keluarga kurang mampu ditambah kemauan anak yang ada di desa Suka meriah sangat kurang untuk pendidkan ke jenjang yang tinggi. Masyarakat didesa ini lebih banyak mandiri karena modal usaha yang di kelola masyarakat untuk menggerakkan perekonomian mereka seperti bercocok tanam dilakukan masyarakat tanpa ada bantuan dari orang lain dengan modal usaha sendiri.

4.2.2 Kondisi Sosial Ekonomi Pasca Bencana Alam

Dokumen yang terkait

Perkembangan Psikososial Remaja Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

4 89 89

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

17 231 126

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi di Desa Kutarayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

9 83 126

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

3 25 137

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

1 1 11

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 1

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 41

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 6

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 3

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 5