BAB 3 MODIFIKASI DESIGN SILENCER
3.1 Konstruksi Silencer Standart Toyota Kijang 7 K
Gambar 3.1
Tabung silencer standart Toyota Kijang 7 K
Gambar 3.2
Konstruksi dalam tabung silencer standart Toyota Kijang 7 K
Pada gambar 3.1 dan 3.2 dapat diketahui bahwa knalpot standart Toyota Kijang 7K menggunakan bentuk peredam ruang ekspansi ganda dengan penghubung didalam.
Pada perancangan knalpot double saluran ini bentuk , ukuran dan konstruksi dalam tetap dipertahankan perubahan hanya terjadi pada saluran masuk. Pipa saluran masuk
Mild Steel
Universitas Sumatera Utara
silencer standart akan dibuat menjadi double saluran akan diberi selongsong pipa
dengan terlebih dahulu pada pipa saluran masuk akan dilubangi. Bahan dan tebal selimut tabung silencer juga menjadi bagian dari perubahan konstruksi silencer.
3.2 Penentuan Banyak Lubang
Pemberian lubang pada pipa silencer bertujuan untuk mencegah agar frekwensi tinggi dari bunyi yang merugikan tidak keluar dari knalpot dengan kata lain
berfungsi untuk memperkecil frekwensi dari sistem pipa tersebut. Lubang direncanakan diposisikan pada pipa saluran masuk silencer, adapun ukuran pipa
saluran masuk silencer adalah : Panjang Pipa
: 459,14 mm Diameter Pipa
: 1,5 inchi = 38,1 mm Tebal Pipa
: 2 mm Perancangan lubang pada saluran masuk silencer Toyota Kijang 7K direncanakan
memiliki : Diameter : 5 mm
Jadi luas lubang,
2 -4
2 t
0,0050 S
0.19625 10 m 4
π =
= ×
Untuk menentukan banyak lubang digunakan persamaan 2.1 :
{ }
t t
t
K l + 0,8 S n =
S
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk memperoleh nilai K digunakan persamaan 2.2 :
2 2
2 f K =
V c
π
Perbandinagan luas ϕ
2 2
1
9.75 8.5 S
= 24
S 3.81
4 π
ϕ π
= ≈
Dari grafik Lampiran B, gambar b.1 untuk perbandingan luas penampang silencer
sebesar ϕ = 24m, pengurangan transmisi pada peredam suara ruang ekspansi ganda
dengan penghubung dalam , diperoleh : f = 500 cps 500Hz pada pengurangan transmisi 50 db.
Volume tabung silencer V
3
V= 0.0975 m 0.085 m 0.52 m
= 0.01353 m π
×
Kecepatan gelombang suara c
Pada bab II tinjauan pustaka dikatakan : • Temperatur gas buang pada putaran rendah yaitu 300
C - 500 C
• Temperatur gas berada pada putaran tinggi, yaitu 700 C - 1000
C
Universitas Sumatera Utara
Maka dengan mengasumsikan gas buang dari engine adalah CO
2,
dengan mengunakan persamaan 2.10 :
c = R T
γ
Dengan
2
CO
=1.289
γ Lampiran B, tabel b1
2
CO
kJ J
R 0.1889
188.9 kg K
kg K =
= Lampiran B, tabel b1
Dapat diperoleh nilai c
max
dan c
min
. • c
min
pada putaran rendah, T = 300 C = 573 K
Jadi, besar c
min
adalah sebagai berikut : c = 1.289188.9573
m =373.525
s • c
max
pada putaran tinggi, T = 1000 C = 1273 K
Jadi, besar c
max
adalah sebagai berikut : c = 1.289188.91273
m =556.745
s
Sehingga nilai c adalah m
m 373.525 c
556.745 s
s ≤ ≥
Dalam peracangan lubang pada pipa saluran masuk ini digunakan c = 400 ms
Universitas Sumatera Utara
Jadi, konduktivitas lubang :
2 2
2 500 K =
0.1354 400
= 0.84625 m π
Sehingga, banyak lubang menjadi :
{ }
2 -4
t -4
0.84625 0.210 0.8 0.1963510 n =
0.1963510 239 buah lubang
−
+ ≈
3.3 Pipa Double Saluran Masuk