Variabel Penelitian Definisi Operasional

3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.6.1. Variabel Penelitian

Variabel yang menjadi perhatian di dalam penelitian ini yaitu :  Variabel bebas adalah badan-badan kecil berbentuk oval berwarna gelap di dalam kelompokan beberapa makrofag, bercak-bercak gelap dengan massa amorf eosinofilik, radang kronik non spesifik dan abses.  Variabel terikat adalah limfadenitis tuberkulosis.

3.6.2. Definisi Operasional

 Limfadenitis suspek TB berupa gambaran badan-badan kecil berbentuk oval berwarna gelap di dalam kelompokan makrofag dan bercak-bercak gelap dengan massa amorf bergranula halus eosinofilik merupakan dua struktur yang dijumpai pada sediaan aspirat kelenjar getah bening yang tidak spesifik sebagai tuberkulosis akan tetapi respons terhadap pengobatan anti tuberkulosis. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2. Badan-badan kecil berbentuk oval berwarna gelap di dalam kelompokan beberapa makrofag MGG, 400x Gambar 3.3. Aspirat dengan bercak-bercak gelap dengan massa amorf bergranula halus eosinofilik pada latar belakangnya MGG,400x Universitas Sumatera Utara  Limfadenitis non spesifik berupa radang kronik non spesifik dan abses.  Radang kronik non spesifik dengan gambaran morfologi sitologi terdiri dari sel-sel radang limfosit, fibroblast dengan atau tanpa adanya nekrotik, tidak spesifik untuk tuberkulosis dan respons terhadap antibiotika biasa.  Abses dengan gambaran morfologi sitologi terdiri dari sel-sel radang PMN, tidak spesifik untuk tuberkulosis dan respons terhadap antibiotika biasa. Gambar 3.4. Aspirat tanpa bercak-bercak gelap MGG, 400x  Tuberkulosis dengan gambaran morfologi sitologi terdiri dari: histiosit- histiosit epiteloid pada latar belakang limfosit, multinucleated giant cells dari tipe foreign body atau Langhans type giant cells dan dapat atau tidak menunjukkan adanya nekrosis. Universitas Sumatera Utara  Pemeriksaan imunositokomia merupakan suatu teknik pemeriksaan untuk mengidentifikasi selular atau jaringan yang mengandung antigen dengan melihat interaksi antigen-antibodi, pengikatan antibodi yang diidentifikasi dengan pemberian antibodi secara langsung dengan atau tanpa menggunakan antibodi sekunder.  Mycobacterium tuberculosis antibody ab905 adalah heat-shock protein yang merupakan sekelompok protein dimana ekspresinya meningkat bila sel-sel terpapar dengan temperatur tinggi.  Hasil pulasan imunositokimia ab905 adalah tampilan antigen kumpulan basil M. tuberculosis warna coklat pada kelompokan makrofag dan pada bercak-bercak gelap dengan massa nekrotik eosinofilik.  Diagnosis ex juvantibus adalah proses membuat kesimpulan tentang penyebab penyakit berdasarkan respons penyakit tersebut terhadap pengobatan.  Hasil positif + apabila terdapat tampilan pulasan warna coklat pada kelompokan makrofag dan massa nekrotik eosinofilik.  Hasil negatif - apabila tidak berhasil menampilkan warna coklat pada kelompokan makrofag dan massa nekrotik eosinofilik, dimana pada saat yang sama kontrol + menampilkan warna coklat dengan pewarnaan kromogen DAB. Universitas Sumatera Utara

3.7. Prosedur Penelitian