3.12. Masalah Etika
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan persetujuan penelitian kepada Komite Etik Penelitian Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan 100 sampel yang memenuhi kriteria inklusi untuk dimasukkan sebagai sampel penelitian dengan keluhan pembesaran
KGB di lokasi manapun pada tubuh. Adapun perincian terhadap sampel-sampel yang digunakan berdasarkan diagnosis mikroskopisnya dapat dilihat pada tabel
4.1.
Tabel 4.1. Persentase diagnosis sitologi
Diagnosis Sitologi Jumlah Persentase
Badan-badan kecil berbentuk oval gelap di dalam kelompokan makrofag
18 18
Limfadenitis suspek TB
Bercak-bercak gelap dengan massa amorf eosinofilik
25 25
Radang kronik
26 26
Limfadenitis non spesifik
Abses
31 31
Jumlah
100 100
Pada pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus dengan pewarnaan MGG diperoleh diagnosis: limfadenitis suspek TB berupa badan-badan kecil berbentuk
oval gelap di dalam kelompokan makrofag 18 kasus 18, limfadenitis suspek
Universitas Sumatera Utara
TB berupa bercak bercak gelap dengan massa amorf eosinofilik 25 kasus 25, limfadenitis non spesifik berupa radang kronik 26 kasus 26 dan limfadenitis
non spesifik berupa abses 31 kasus 31. Dari analisa data memiliki nilai yang bermakna.
Dilakukan pewarnaan imunositokimia ab905 untuk dapat menilai tampilan masing-masing sampel. Penilaian diagnosis: limfadenitis suspek TB berupa
badan-badan kecil berbentuk oval gelap di dalam kelompokan makrofag dijumpai 14 kasus positif 77,8 dan 4 kasus negatif 22,2, limfadenitis
suspek TB berupa bercak bercak gelap dengan massa amorf eosinofilik 21 kasus positif 84 dan 4 kasus negatif 16, limfadenitis non spesifik berupa radang
kronik 1 kasus positif 3,8 dan 25 kasus negatif 96,2 serta limfadenitis non spesifik berupa abses 7 kasus positif 22,6 dan 24 kasus negatif 77,4.
Lihat tabel 4.2. Dari analisa data juga memiliki nilai yang bermakna.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Tampilan imunositokimia ab905 pada sitologi limfadenopati
Limfadenitis suspek TB Limfadenitis
non spesifik Jumlah
Persentase Badan-
badan kecil berbentuk
oval berwarna
gelap di dalam
kelompokan beberapa
makrofag Bercak-
bercak gelap
dengan massa
amorf
eosinofilik Radang
kronik Abses
n n n n Positif
14 77,8 21 84,0 1 3,8 7 22,6 43 43
Imunositokimia ab905
Negatif 4 22,2 4 16,0 25 96,2 24 77,4
57 57
Jumlah 18 100 25 100 26 100 31 100
100 100
Diagnosis ab905 berdasarkan crosstabulation menggunakan uji chi square dengan nilai p=0,001, df=1, diperoleh data untuk diagnosis badan-badan kecil
berbentuk oval gelap di dalam kelompokan makrofag sebanyak 18 slide dan radang kronik non spesifik sebanyak 26 slide dari 100 slide yang diperiksa,
dengan perincian sebagai berikut, tampilan imunositokimia ab905 positif untuk diagnosis badan-badan kecil berbentuk oval gelap di dalam kelompokan
makrofag dijumpai 14 kasus 93,3 dan negatif dijumpai 4 kasus 13,8. Penilaian tampilan imunositokimia ab905 positif pada diagnosis radang kronik
non spesifik dijumpai 1 kasus 6,7 dan negatif dijumpai 25 kasus 86,2. Lihat tabel 4.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Tampilan imunositokimia ab905 crosstabulation pada lesi dengan badan-badan kecil berbentuk oval berwarna gelap di dalam
kelompokan beberapa makrofag dan radang kronik non spesifik
Imunositokimia p
Positif Negatif
n n
Jumlah Persentase
Badan-badan kecil berbentuk oval
gelap di dalam
kelompokan makrofag
14 93,3 4 13,8 18 40,9
0,001
Diagnosis Sitologi
Radang kronik non spesifik
1 6,7 25 86,2 26
59,1
Jumlah 15 100 29 100 44 100
tes chi square
Diagnosis ab905 berdasarkan crosstabulation menggunakan uji chi square dengan nilai p=0,001, df=1 diperoleh data untuk diagnosis bercak-bercak gelap
dengan massa amorf eosinofilik sebanyak 25 slide dan abses sebanyak 31 slide dari 100 slide yang diperiksa, dengan perincian sebagai berikut, tampilan
imunositokimia ab905 positif untuk diagnosis bercak-bercak gelap dengan massa amorf eosinofilik dijumpai 21 kasus 75,0 dan negatif dijumpai 4 kasus
14,3. Penilaian tampilan imunositokimia ab905 positif pada diagnosis abses dijumpai 7 kasus 25,0 dan negatif dijumpai 24 kasus 85,7. Lihat tabel
4.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Tampilan imunositokimia ab905 crosstabulation pada lesi dengan bercak-bercak gelap dengan massa amorf eosinofilik dan abses
Imunositokimia p
Positif Negatif
n n
Jumlah Persentase
Bercak-bercak gelap dengan
massa amorf eosinofilik
21 75,0 4 14,3 25 44,6
0,001 Diagnosis
Sitologi Abses
7 25,0 24 85,7 31 55,4
Jumlah 28 100 28 100 56 100
tes chi square
Uji diagnostik dilakukan pada penelitian dengan uji chi square terhadap pemeriksaan diagnostik imunositokimia ab905 pada lesi dengan badan-badan
kecil berbentuk oval gelap di dalam kelompokan makrofag dan bercak-bercak gelap dengan massa amorf eosinofilik dibandingkan dengan gold standard
berupa respons terapi anti tuberkulosis berdasarkan ex juvantibus diagnosis. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Proporsi jumlah tampilan ab905 dan respons terapi anti tuberkulosis pada lesi badan-badan kecil berbentuk oval berwarna gelap di
dalam kelompokan makrofag
Respons terapi anti tuberkulosis
Positif Negatif
Jumlah Positif
12 2 14
Imunositokimia ab905
Negatif 2 2
4
Jumlah 14 4
18
Tabel 4.6. Proporsi jumlah tampilan ab905 dan respons terapi anti tuberkulosis pada lesi bercak-bercak gelap dengan massa amorf bergranula
halus eosinofilik pada latar belakangnya
Respons terapi anti tuberkulosis
Positif Negatif
Jumlah Positif
20 1 21
Imunositokimia ab905
Negatif
1 3 4
Jumlah
21 4 25
Dari tabel 4.5 dan 4.6 di atas didapatkan hasil, untuk lesi dengan gambaran mikroskopik berupa badan-badan kecil berbentuk oval gelap di dalam
kelompokan makrofag, sensitifitas 86, spesifisitas 50, nilai duga positif 86, nilai duga negatif 50, rasio kemungkinan positif 1,71, rasio kemungkinan
negatif 0,29 dan prevalensi 78.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk lesi dengan gambaran mikroskopik berupa bercak-bercak gelap dengan massa amorf eosinofilik pada latar belakangnya, sensitifitas
didapatkan sebesar 95, spesifisitas 75, nilai duga positif 95, nilai duga negatif 75, rasio kemungkinan positif 3,81, rasio kemungkinan negatif
0,06 dan prevalensi 84.
4.2. Pembahasan