Uji Autokorelasi Pengujian Asumsi Klasik

Tabel 4.4 Perbaikan Heteroskedastisitas Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.572 1.030 1.527 .135 Lndanajangkapanjang -.013 .085 -.029 -.159 .874 Lnhutanaglanacar -.060 .081 -.134 -.738 .465 a. Dependent Variable: absut Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kedua variabel independen memiliki nilai signifikan yang lebih besar dari tingkat kepercayaan 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami heteroskedastisitas. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka terdapat indikasi terjadi heteroskedastisitas. Oleh sebab itu, setelah dilakukan tindakan perbaikan heteroskedastisitas dengan cara trasformasi logaritma natural menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut.

4.4.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu pada periode sebelumnya. Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson DW. Kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi ditunjukkan pada Tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak Du d 4 – du Sumber : Situmorang et al 2012 : 126 Tabel 4.6 Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .934 a .873 .867 1.10883E5 1.276 a. Predictors: Constant, Danajangkapanjang, Hutanglancar b. Dependent Variable: Labausaha Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah Pada hasil output SPSS yang digambarkan dalam Tabel 4.5 terlihat nilai DW sebesar 1,276 dengan jumlah pengamatan sebanyak 50 dan kasus = 5, maka nilai du = 1,7214 dan nilai dl = 1,377. Melalui data tersebut diperoleh hasil bahwa 0 DW dl 0 1,276 1,377. Maka disimpulkan terjadi autokorelasi positif pada model regresi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lainnya. Masalah ini muncul karena kesalahan pengganggu dari satu observasi tidak bebas ke observasi lainnya. Universitas Sumatera Utara Deteksi terhadap autokorelasi dapat juga dilakukan dengan metode The Runs Test seperti dalam Tabel 4.6 berikut: Tabel 4.7 Autokorelasi ‒ The Runs Test Runs Test Unstandardized Residual Test Value a 3280.33022 Cases Test Value 25 Cases = Test Value 25 Total Cases 50 Number of Runs 15 Z -3.144 Asymp. Sig. 2-tailed .002 a. Median Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data diolah Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai test adalah 3280.33022 dengan probabilitas 0,02. Nilai signifikansi berada di bawah 0,05 yang berarti tidak menerima hipotesis nol H . Sehingga dapat disimpulkan bahwa residual bersifat tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual.

4.4.4. Uji Multikolinearitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Modal Kerja terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur meliputi Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 78 83

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 114 120

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 41

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 262 31

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Pendanaan Modal Kerja Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9