8
2.3.5. Hipersensitivitas viseral
Hipersensitivitas viseral merupakan suatu distensi mekanik akibat gastrointestinal hipersensitif terhadap rangsangan, merupakan salah satu hipotesis penyakit
gastrointestinal fungsional. Fenomena ini berdasarkan mekanisme perubahan perifer. Sensasi viseral ditransmisikan dari gastrointestinal ke otak, dimana sensasi
nyeri dirasakan. Peningkatan persepsi nyeri sentral berhubungan dengan peningkatan sinyal dari usus.
6,11
Peningkatan perangsangan pada dinding perut menunjukkan disfungsi pada aktivitas aferen. Secara umum terganggunya aktivitas serabut aferen lambung
mungkin menyebabkan timbulnya gejala dispepsia. Dispepsia fungsional juga ditandai oleh respon motilitas yang cepat setelah rangsangan kemoreseptor usus.
Hal ini mengakibatkan rasa mual dan penurunan motilitas duodenum.
11
Mekanisme hipersensitivitas viseral ini juga terkait dengan mekanisme sentral. Penelitian pada nyeri viseral dan somatik menunjukkan bagian otak yang
terlibat dalam afektif, kognitif dan aspek emosional terhadap rasa sakit yang berhubungan dengan pusat sistem saraf otonom. Kemungkinan bahwa perubahan
periperal pada gastrointestinal dimodulasi oleh mekanisme sentral. Bagian kortikolimbikpontin otak adalah bagian pusat terpenting dalam persepsi stimuli
periperal.
6,11
9
2.4. Manifestasi Klinis
Klasifikasi klinis praktis membagi dispepsia berdasarkan atas keluhan gejala yang dominan menjadi tiga tipe yakni:
17
1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus ulcus-like dyspepsia a. Nyeri epigastrium terlokalisasi
b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida c. Nyeri saat lapar
d. Nyeri episodik 2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas dysmotility-like dyspepsia
a. Mudah kenyang b. Perut cepat terasa penuh saat makan
c. Mual d. Muntah
e. Upper abdominal bloating bengkak perut bagian atas f. Rasa tak nyaman bertambah saat makan
3. Dispepsia non spesifik tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat
akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakit. Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan. Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut
atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras borborigmi. Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri,
sedangkan pada penderita lainnya, makan bisa mengurangi nyeri. Gejala lain meliputi nafsu makan menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi perut