10 kembung. Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak
memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan.
19,20
Gejala klinis dispepsia fungsional harus dapat kita bedakan dengan sakit perut berulang yang disebabkan oleh kelainan organik yang mempunyai tanda peringatan
alarm symptoms seperti pada tabel berikut.
21
Tabel 2.1.Alarm symptoms sakit perut berulang karena kelainan organik.
21
Nyeri terlokalisir, jauh dari umbilikus Nyeri menjalar punggung, bahu, ekstremitas bawah
Nyeri sampai membangunkan anak pada malam hari Nyeri timbul tiba-tiba
Disertai muntah berulang terutama muntah kehijauan Disertai gangguan motilitas diare, obstipasi, inkontinensia
Disertai perdarahan saluran cerna Terdapat disuria
Berhubungan dengan menstruasi Terdapat gangguan tumbuh kembang
Terdapat gangguan sistemik: demam, nafsu makan turun Terjadi pada usia 4 tahun
Terdapat organomegali Terdapat pembengkakan, kemerahan dan hangat pada sendi
Kelainan perirektal: fisura, ulserasi
11
2.5. Pemeriksaan
Pemeriksaan untuk dispepsia terbagi pada beberapa bagian:
10,22
1. Pemeriksaan laboratorium, biasanya meliputi hitung jenis sel darah lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja, dan urin. Jika ditemukan leukositosis
berarti ada tanda-tanda infeksi. Jika tampak cair berlendir atau banyak mengandung lemak pada pemeriksaan tinja kemungkinan menderita
malabsorpsi. Seseorang yang diduga menderita dispepsia ulkus sebaiknya diperiksa derajat keasaman lambung. Jika diduga suatu keganasan, dapat
diperiksa tumor marker seperti CEA dugaan karsinoma kolon, dan CA 19-9 dugaan karsinoma pancreas.
2. Barium enema untuk memeriksa saluran cerna pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami
nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan. 3. Endoskopi biasanya digunakan untuk mendapatkan contoh jaringan dari
lapisan lambung melalui tindakan biopsi. Pemeriksaan nantinya di bawah mikroskop untuk mengetahui apakah lambung terinfeksi Hp. Endoskopi
merupakan pemeriksaan baku emas, selain sebagai diagnostik sekaligus terapeutik.
4. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti foto polos abdomen, serologi Hp, urea breath test, dan lain-lain dilakukan atas dasar indikasi.
12
2.6. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk dispepsia fungsional masih belum jelas. Beberapa pengobatan yang telah didukung oleh bukti ilmiah adalah : pemberantasan Hp, Itoprid, PPI, dan
terapi psikologi. Pengobatan yang belum didukung bukti adalah antasida, antispasmodik, bismuth, terapi diet, terapi herbal, reseptor AH2, misoprostol,
golongan prokinetik, selective serotonin-reuptake inhibitor, sukralfat, dan antidepresan.
6,23
Penanganan dispepsia fungsional dapat dilakukan dengan non farmakologi dan farmakologi.
2.6.1. Non farmakologi
Beberapa studi mengenai penanganan dispepsia fungsional diantaranya dengan cognitive-behavioural therapy, pengaturan diet, dan terapi farmakologi.
Gejala dapat dikurangi dengan menghindari makanan yang mengganggu, diet tinggi lemak, kopi,
alkohol, dan merokok. Selain itu, makanan kecil rendah lemak dapat membantu mengurangi intensitas gejala. Direkomendasikan juga untuk menghindari makan
yang terlalu banyak terutama di malam hari dan membagi asupan makanan sehari- hari menjadi beberapa makanan kecil. Alternatif pengobatan yang lain termasuk
hipnoterapi, terapi relaksasi dan terapi perilaku.
22,24
2.6.2. Farmakologis
Pengobatan dispepsia fungsional mengenal beberapa obat, yaitu :
6,7,25,26
a. Antasida b. Antikolinergik