Jenis-jenis Ruang Terbuka Hijau Tujuan, Peranan, dan Manfaat Ruang Terbuka Hijau

6 Ruang terbuka hijau memiliki bentuk dan fungsi yang beragam serta dapat terbentuk dimana saja antara lain, di area kampus atau sekolah, rumah sakit, permukiman, perkantoran, dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Di area kampus sekolah ruang terbuka hijau dimanfaatkan sebagai tempat istirahat, santai, belajar dan berolah raga. Di rumah sakit ruang terbuka hijau dimanfaatkan sebagai area komunikasi, istirahat dan menghirup udara segar. Di area permukiman ruang terbuka hijau dimanfaatkan sebagai area olahraga, bermain, rekreasi, istirahat, berinteraksi dan kegiatan sosial. Di sekitar area perkantoran ruang terbuka hijau banyak dimanfaatkan sebagai tempat istirahat terutama pada jam-jam istirahat sambil menikmati suasana segar disekelilingnya Cooper Marcus, 1997.

2.1.2 Jenis-jenis Ruang Terbuka Hijau

Menurut Irwan 2007. Terdapat beberapa kualifikasi ruang terbuka hijau RTH berdasarkan fungsi dari ruang terbuka yaitu : a. Pertanian perkotaan, dengan fungsi untuk hasil yang dapat digunakan untuk konsumsi yang disebut juga dengan hasil pertanian kota. Contoh hasil holtikultura. b. Taman kota, dengan fungsi utama sebagai tempat interaksi sosila dan keindahan. c. Hutan kota, mempunyai fungsi utama dengan tujuan peningkatan kualitas lingkungan Universitas Sumatera Utara 7 Sedangkan menurut Undang-Undang Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan pada Pasal 6 jenis RTHKP meliputi : a. Taman kota b. Taman wisata alam c. Taman rekreasi d. Taman lingkungan perumahan dan permukiman e. Taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial f. Taman hutan raya g. Hutan kota h. Hutan lindung i. Bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah j. Cagar alam k. Kebun raya l. Kebun binatang m. Pemakaman umum n. Lapangan olah raga o. Lapangan upacara p. Parkir terbuka q. Lahan pertanian perkotaan r. Jalur dibawah tegangan tinggi sutt dan sutet s. Sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa t. Jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian Universitas Sumatera Utara 8

2.1.3 Tujuan, Peranan, dan Manfaat Ruang Terbuka Hijau

Menurut Hakim dan Utomo 2004. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang penataan ruang terbuka hijau diwilayah kota dengan tujuan sebagai berikut: a Meningkatkan lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, indah, segar, bersih sebagai pengaman lingkungan perkotaan b Memberikan lingkungan yang serasi dan lingkungan binaan yang bermanfaat untuk masyarakat. Menurut Hakim dan Utomo 2004. Peran ruang terbuka hijau bagi pengembangan kota yaitu: a Alat pengukur amplitude klimatologis. Penghijauan dapat member dampak variasi yaitu kondisi udara yang panas ke kondisi udara yang sejuk. b Menyaring udara kotor protektif. Penghijauan juga dapat mencegah untuk terjadinya pencemaran udara yang dihaslkan oleh kendaraan bermotor, serta asap yang ditimbulkan dari buangan pabrik industri. c Tempat hidup satwa seperti burung, unggas. Pohon juga dapat menjadi peneduh ditepi jalan. d Penunjang nilai keindahan estetika. e Menambah kualitas ruang kehidupan lingkungan. Penghijauan juga dapat mempersatukan elemen bangunan yang ada disekelilingnya. Sehingga terjadi lingkungan kompak dan serasi. Universitas Sumatera Utara 9 Menurut Hakim dan Utomo 2004. Manfaat ruang terbuka hijau adalah sebagai berikut : a Memberi kesegaran, kenyamanan, dan keindahan lingkungan. b Menjadikan lingkungan yang sehat dan bersih c Memberikan berupa hasil produksi seperti kayu, daun, bunga dan buah. d Tempat hidup satwa e Sebagai resapan air sehingga menjaga keseimbangan air dalam tanah. Dan menjaga agar tanah terjaga kesuburannya. f Sebagai sirkulasi udara g Tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi Universitas Sumatera Utara 10 Tabel 2.1 Jenis, Fungsi dan Tujuan Pembangunan RTH Jenis, fungsi, dan tujuan pembangunan RTH menurut menurut Direktorat Jendral Penataan Ruang Depatemen Pekerjaan Umum, 2006: Universitas Sumatera Utara 11 Arahan penyediaan ruang terbuka hijau pada bangunanperumahan meliputi arahan penyediaan ruang terbuka hijau pekarangan, Ruang terbuka hijau halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha serta ruang terbuka hijau dalam bentuk taman atap bangunan Roof Garden. Pekarangan adalah lahan diluar bangunan, yang berfungsi untuk berbagai aktivitas. Luas pekarangan disesuaikan dengan ketentuan koefisien dasar bangunan KDB di kawasan perkotaan, seperti tertuang didalam peraturan daerah mengenai rencana tata ruang wilayah di masing-masing kota. Untuk memudahkan di dalam pengklasifikasian pekarangan maka ditentukan kategori pekarangan pada tabel 2.2 sebagai berikut: Pekarangan Bangunan Besar Pekarangan Bangunan Sedang Pekarangan Bangunan Kecil Luas Lahan Luas lahan di atas 500 m 2 Luas lahan antara 200 m 2 sampai dengan 500 m 2 Luas lahan dibawah 200 m 2 Ruang Terbuka Hijau Minimum Yang Diharuskan Luas lahan m 2 dikurangi luas dasar bangunan m 2 sesuai peraturan daerah setempat Luas lahan m 2 dikurangi luas dasar bangunan m 2 sesuai peraturan daerah setempat Luas lahan m 2 dikurangi luas dasar bangunan m 2 sesuai peraturan daerah setempat Jumlah Pohon Pelindung Yang Harus Disediakan Minimal 3 tiga pohon pelindung ditambah dengan perdu dan semak serta penutup tanah dan atau rumput. Minimal 2 dua pohon pelindung ditambah dengan tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput. Minimal 1 satu pohon pelindung ditambah tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau rumput Sumber : Permen PU, 2008 Tabel 2.2 Ketentuan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Pekarangan Bangunan Menurut Ukuran Universitas Sumatera Utara 12

2.1.4 Tujuan, Fungsi Dan Aktivitas di Ruang Terbuka Hijau