Berkomunikasi Merumuskan hipotesis KAJIAN PUSTAKA
                                                                                Implikasi teori Pigaet dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut. a.
Memusatkan perhatian kepada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasil tetapi juga prosesnya.
b. Mengutamakan peran peserta didik dalam berinisiatif sendiri, keterlibatan aktif
dalam pembelajaraan, penyajian pengetahuan menjadi tidak mendapat tekanan. c.
Memaklumi  perbedaan  individual,  maka  kegiatan  pembelajaran  diatur  dalam bentuk kelompok kecil.
d. Mempersiapkan  lingkungan  yang  memungkinkan  peserta  didik  memperoleh
pengalaman luas. e.
Membelajarkan peserta didik dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak.
f. Menyediakan bahan ajar yang dirasakan baru tapi tidak asing.
g. Memberi  peluang  bagi  peserta  didik  untuk  saling  berbicara  dan  berdiskusi
dengan teman-temannya di kelas. Berdasarkan  uraian  di  atas,  teori  Piaget  sangat  mendukung  pada  pembelajaran
kooperatif  tipe  STAD.  Teori  Piaget  memandang  penting  dibentuknya  kelompok belajar  sehingga  setiap  anak  memiliki  rasa  tanggung  jawab  dan  merasa  adanya
saling  ketergantungan  secara  positif  karena  setiap  anggota  memiliki  peran  serta dalam mencapai keberhasilan kelompoknya.
2. Teori Belajar Vygotsky Pandangan  yang  mampu  mengakomodasi  sociocultural-revolution  dalam  teori
belajar dan pembelajaran dikemukakan oleh Lev Vygotsky. Ia mengatakan bahwa
jalan  pikiran  seseorang  harus  dimengerti  dari  latar  sosio-budaya  dan  sejarahnya. Artinya  untuk  memahami  pikiran  seseorang  bukan  dengan  cara  menelusuri  apa
yang  di  balik  otaknya  dan  pada  kedalaman  jiwanya,  melainkan  dari  asal-usul tindakan sadarnya, dari interaksi sosial  yang dilatari oleh sejaran hidupnya Moll
Greenberg, 1990 dalam Budiningsih, 2005:121. Menurut  Vygotsky  Herpratiwi,  2009:80  Interaksi  sosial  memegang  peranan
terpenting dalam perkembangan kognitif anak. Anak belajar melalui dua tahapan, pertama  melalui  interaksi  dengan  orang  lain,  baik  keluarga,  teman  sebaya,
maupun  gurunya;  kemudia  dilanjutkan  secara  individual  yaitu  dengan  cara mengintegrasikan  apa  yang  ia  pelajari  dari  orang  lain  ke  dalam  struktur
mentalnya. Pentingnya interaksi sosial dalam proses belajar juga dikemukakan oleh Vygotsky
dalam  Slavin,  2006:65  ia  berpendapat  bahwa  belajar  adalah  proses  sosial konstruksi  yang  dihubungkan  oleh  bahasa  dan  interaksi  sosial.  Perspektif  ini
memandang  bahwa  membahasakan  sains  dalam  kehidupan  sehari-hari  dan sebaliknya menginterpretasikan kehidupan sehari-hari dalam sains adalah sesuatu
yang  penting.  Berdsarkan  hal  tersebut,  banyak  penganut  paham  ini  yang menyerukan  untuk  meningkatkan  penggunaan  aktivitas  kooperatif  di  sekolah.
Mereka  beralasan  bahwa  interaksi  di  antara  peserta  didik  dalam  tugas-tugas pembelajaran  akan  terjadi  dengan  sendirinya  untuk  mengembangkan  pencapaian
prestasi  belajar  peserta  didik.  Oleh  karena  itu,  strategi  pembelajaran  kooperatif
                                            
                