8. 2 Analisis Aktivitas Peserta Didik

3.8.4.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara peserta didik yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan peserta didik yang tidakkurangbelum menguasai materi yang ditanyakan Depdiknas, 2008: 11. Untuk menganalisis daya pembeda soal bentuk pilihan jamak menggunakan rumus berikut ini. N BB BA DP 2 1   atau N BB BA DP 2   DP = daya pembeda soal, BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas, BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah, N = jumlah peserta didik yang mengerjakan tes. Adapun klasifikasinya adalah seperti berikut ini: 0,40 − 1,00 soal diterima baik 0,30 − 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki 0,20 − 0,29 soal diperbaiki 0,19 − 0,00 soal tidak dipakaidibuang Crocker dan Algina, 1986: 315 dalam Depdiknas, 2008: 12.

3. 8. 5 Analisis Keterampilan Proses Sains

Data Keterampilan Proses Sains diperoleh dari lembar observasi KPS. Setiap peserta didik diamati keterampilan prosesnya dengan memberikan tanda √ pada lembar observasi jika KPS dilakukan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Untuk melihat persentase peserta didik yang memiliki KPS digunakan rumus. KPSi = ∑ 100 Keterangan : KPSi : Persentase peserta didik yang memiliki KPS ke-i ∑ KPSi : Jumlah peserta didik yang memiliki KPS ke – i N : Jumlah seluruh peserta didik Interpretasi Nilai KPS peserta didik dalam pembelajaran sebagai berikut : a nilai 81 – 100 = Sangat Baik b nilai 61 – 80 = Baik c nilai 41 - 60 = Sedang d nilai 21 - 40 = Kurang Baik e nilai 0 -20 = Sangat Kurang 3. 8. 6 Analisis Prestasi Belajar Peserta Didik Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal sekolah, maka peserta didik dikategorikan tuntas apabila memperoleh nilai tes kompetensi siklus ≥ 70. Untuk menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus : Ni = Keterangan : Ni : Persentase peserta didik tuntas belajar � Ni : Banyak peserta didik yang tuntas belajar � n : Jumlah seluruh peserta didik Analisis ini dilakukan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pelaksanaan penelitian dapat disimpulkan bahwa keaktifan peserta didik dalam pembelajaran serta aktivitas peneliti dalam membelajarkan, keterampilan proses sains peserta didik serta perstasi belajar materi asam basa dapat ditingkatkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini didasarkan pada temuan berikut ini: 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat, didesain menggunakan desain pembelajaran model ASSURE. Hasil analisis yang dilakukan terhadap peserta didik, menunjukkan bahwa peserta didik membutuhkan pembelajaran kooperatif STAD hal ini dikarenakan pembelajaran klasikal yang biasanya digunakan guru tidak dapat mengaktifkan peserta didik secara maksimal dalam proses pembelajaran. Penggunaan pembelajaran kooperatif STAD ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas dan keterampilan proses sains peserta didik melaui konsep-kosep kimia asam basa. Penggunaan metode diskusi dan praktikum serta penggunaan media animasi gambar, sumber belajar berupa buku dan lingkungan sekitar dapat memacu aktivitas peserta didik dalam mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan dan meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik dalam menafsirkan pengamatan, merumuskan hipotesis dan menerapkan konsep melalui partisipasi peserta didik dalam kegiatan berdiskusi, mengerjakan LKS dan praktikum. Dan setelah dievaluasi, desain pembelajaran kooperatif STAD sesuai dan tepat untuk pembelajaran kimia materi asam basa kelas XI IPA di SMAN 1 Kalirejo karena dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dan keterampilan proses sains peserta didik. 2. Pelaksanaan pembelajaran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik dan guru pada saat pembelajaran materi asam basa berlangsung. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran materi asam basa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD meliputi mengemukakan pendapat, aktif dalam diskusi, mengerjakan LKP dan mengajukan pertanyaan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya dan telah mencapai indikator keberhasilan pada siklus III. Aktivitas guru meliputi mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola interaksi kelas, bersikap terbuka dan luwes dan pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar, aktivitsa guru mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, dan telah mencapai indikator keberhasilan pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari kegiatan membentuk kelompok, menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, menyajikan informasi, membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, memberi kuis, dan memberikan penghargaan, mampu meningkatkan aktivitas peserta didik dan juga guru dalam proses pembelajaran. 3. Sistem evaluasi merupakan hasil analisis soal tes kompetensi materi asam basa tentang validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan program anates. Soal tes kompetensi materi asam basa yang digunakan adalah bentuk pilahan jamak dan uraian pada siklus I dan soal urain pada siklus II dan III. Hasil analisis terhadap soal tes menunjukakn peningkatan pada setiap siklusnya dan validitas akhir pada siklu III mencapai 0,630 dengan kategori tinggi, reliabilitas mencapai 0,71 dengan kategori tinggi, daya beda soal dengan kategori baik dan tingkat kesukaran soal sedang. Sehingga sistem evaluasi sudah memenuhi persyaratan tes yang baik, valid, reliabel dan dapat dipercaya dan mencapai indikator keberhasilan. 4. Keterampilan proses sains peserta didik yang diamati meliputi aspek mengamati, menafsirkan pengamatan, meramalkan, berkomunikasi, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan dan menerapkan konsep. Pada kelas XI IPA 2 terjadi peningkatan nilai keterampilan proses sains peserta didik sebesar 9,53 pada siklus II dan meningkat kembali sebesar 7,51 pada siklus III sedangkan untuk kelas XI IPA 3 meningkat 10,16 pada siklus II, dan meningkat kembali sebesar 7,76 pada siklus III. Persentase keterampilan proses sains peserta didik telah mencapai indikator keberhasilan pada siklus III dimana kelas XI IPA 2 persentase rata-rata KPS yang dimiliki peserta didik sebesar 80,37. Sedangkan pada kelas XI IPA 3 pesrentase rata-rata KPS yang dimiliki peserta didik sebesar 80,72. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik.

Dokumen yang terkait

DAMPAK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DISERTAI METODE EKSPERIMEN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI KALISAT

0 4 60

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS BERBASIS EKSPERIMEN

0 3 175

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Perbandingan antara prestasi belajar fisika, keterlibatan dan respon siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

0 0 157