B. Pola Asuh
1. Pengertian Pola Asuh
Pola asuh orangtua dalam keluarga berarti kebiasaan orangtua, ayah dan atau ibu dalam memimpin, mengasuh dan membimbing anak
dalam keluarga. Mengasuh dalam arti menjaga dengan cara merawat dan mendidiknya. Membimbing dengan cara membantu, melatih dan
sebagainya. Pola asuh orangtua adalah upaya orangtua yang konsisten dan persisten dalam menjaga dan membimbing anak dari sejak dilahirkan
hingga remaja. Pola asuh orangtua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak yang bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola
perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dan dapat memberi efek negatif maupun positif Djamarah, 2014 : 51.
2. Macam – Macam Pola Asuh
a. Pola Asuh Otoritarian
Pola Asuh otoritarian sangat menekankan kekuasaan tanpa kompromi sehingga seringkali menimbulkan korban yang tidak lain
adalah anak. Orangtua menerapkan sikap penerimaan pada anak rendah namun kontrol terhadap anak tinggi, suka menghukum anak
secara fisik, bersikap mengomando sering mengharuskan atau memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi,
bersikap kaku kepada anak, cenderung emosional dan bersikap menolak.
Orangtua menggunakan kekuasaan penuh yang menuntut ketaatan yang mutlak, sehingga kerap menghambat munculnya
komunikasi terbuka antara orangtua dan anak. Komunikasi yang dilakukan disini lebih bersifat satu arah dan lebih sering berupa
perintah, sang anak sebagai obyek kurang didengar dan biasanya cenderung menutup diri. Mereka melakukan sesuatu karena
memang sudah diatur sedemikian rupa, dan tidak berani berinisiatif melakukan sesuatu daripada disalahkan atau dimarahi. Selain itu
mereka juga selalu menekan anak untuk patuh terhadap ketetapan yang berlaku dalam keluarga dan menghukum anak dengan keras
bila anak berperilaku tidak sesuai standar yang ditentukan oleh orangtuanya. Dikutip dari Papalia 1993 dalam Wahyuning : 2003
menyebutkan bahwa orangtua yang menerapkan pola pengasuhan otoriter ini sangat kuat dalam mengontrol perilaku anak. anak
– anak diawasi cukup ketat, tidak boleh ini tidak boleh itu. Biasanya
sikap orangtua cenderung menjaga jarak dengan anak – anak dan
kurang hangat serta tidak responsif pada kebutuhan anak. hal ini membuat anak tidak memiliki pilihan dalam berperilaku, karena
anak terlalu khawatir dengan apa yang diperintahkan orangtua dan biasanya takut membuat kesalahan, Wahyuning, 2003 : 129.
Orangtua menganggap bahwa anak merupakan tanggung jawabnya, sehingga segala yang dikehendaki orangtua yang
diyakini demi kebaikan anak merupakan kebenaran. Anak – anak
kurang mendapat penjelasan yang rasional dan memadai atas segala aturan, kurang dihargai pendapatnya, dan orangtua kurang sensitif
terhadap kebutuhan dan persepsi anak Lestari, 2014 : 49 Beberapa sikap orangtua yang menerapkan pola asuh
otoritarian yaitu : penekanan peraturan cenderung kaku dan memaksa, menghukum perilaku anak yang buruk, tidak mendengar
pendapat dan keinginan anak, bersikap kurang hangat terhadap anak. Sementara itu akibat yang akan timbul pada anak karena pola
asuh otoritarian orangtua yaitu : mudah tersinggung, penakut, pemurung tidak bahagia, mudah terpengaruh, mudah stress, tidak
mempunyai arah masa depan yang jelas, tidak bersahabat Yusuf, 2009 : 51.
b. Pola Asuh Permisif