mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas
– tugasnya dan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya, Syaffaruddin, 2012 : 147.
Yusuf menjelaskan bahwa kemandirian adalah individu memiliki sikap mandiri dalam cara berfikir dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku di lingkungannya, Yusuf, 2009 :
130. Fadillah dan Khorida, 2013 : 195 menjelaskan bahwa mandiri
adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas
– tugas. Mandiri bagi anak sangat penting, dengan mempunyai sifat mandiri anak tidak akan mudah bergantung.
2. Pengertian Anak
Menurut Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 mengenai
Perkawinan pada pasal 42 disebutkan bahwa anak yang sah merupakan anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah.
Disebutkan lebih lanjut, jika seorang anak dilahirkan diluar perkawinan anak tersebut hanya memiliki hubungan perdata dengan ibunya atau
keluarga ibunya. Pengertian anak menurut Undang
– Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, anak adalah seseorang yang belum
mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Batas 21 tahun ditetapkan
karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia tersebut.
Anak adalah potensi serta penerus bangsa yang dasar – dasarnya telah
diletakkan oleh generasi sebelumnya. Menurut Hurlock 1980 : 108 masa kanak
– kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh dengan ketergantungan, yakni kira
– kira usia 2 tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira – kira 13 tahun wanita dan 14 tahun untuk pria. Masa kanak
– kanak kemudian dibagi lagi menjadi dua periode. Periode awal berlangsung dari umur dua
sampai enam tahun dan periode akhir dari enam sampai tiba saatnya anak matang secara seksual. Setelah matang secara seksual maka anak akan
mengalami perkembangan tahap menjadi seorang remaja. Lebih lanjut dijelaskan oleh Piaget yang dikutip oleh Hurlock
1980 : 206 mengatakan bahwa secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana
anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang – orang yang lebih tua
melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang – kurangnya
dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber termasuk juga
perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam
hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.
Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara
hukum. Anak di Indonesia akan menjadi dewasa ketika mencapai usia 21 tahun atau belum mencapai usia 21 tahun namun telah menikah, hal ini
sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam hukum positif di Indonesia.
3. Kemandirian Pada Anak