rasa aman yang diperlukan setiap anggota keluarga Gunarsa, 2004 : 34.
b. Peran Ayah Dalam Keluarga
Dijelaskan dalam Lestari 2012 : 10 dalam konsep perkawinan yang tradisional berlaku pembagian tugas dan peran
suami istri. Konsep ini lebih mudah dilakukan karena segala urusan rumah tangga dan pengasuhan menjadi tanggung jawab istri,
sedangkan suami bertugas mencari nafkah. Dijelaskan oleh Dagun 2013 : 2 bahwa sosok ayah seperti
telah terkondisi bukan sebagai pengasuh anak, dan lebih sibuk sebagai pencari nafkah. Ia memiliki citra keperkasaan dan
kekokohan, namun jauh dari anak – anaknya dan seakan melepas
tanggung jawab membina kehidupan anak secara langsung. Namun ayah memiliki beberapa peranan dalam perkembangan anak
diantaranya ayah mengatur serta mengarahkan aktivitas anak. misalnya
menyadarkan anak
bagaimana menghadapi
lingkungannya dan situasi diluar rumah. Ia memberi dorongan, membiarkan anak mengenal lebih banyak, melangkah lebih jauh,
menyediakan perlengkapan permainan yang menarik, mengajar mereka membaca, mengajak anak untuk memperhatikan kejdian
– kejadian dan hal
– hal yang menarik diluar rumah dan mengajak anak untuk berdiskusi.
Kemudian dijelaskan oleh Gunarsa 2004 : 35 bahwa peran ayah dalam keluarga dibatasi berkaitan dengan lingkungan luar
keluarga. Sang ayah hanya dianggap sebagai sumber materi dan yang hampir menjadi orang asing, karena seolah
– olah hanya berurusan dengan dunia di luar keluarga. Dari berbagai contoh
terlihat bahwa ayah yang kurang menyadari fungsinya di rumah akhirnya kehilangan tempat dalam perkembangan anak. Anak
membutuhkan ayah bukan hanya sebagai sumber materi, akan tertapi juga sebagai pengarah perkembangannya, terutama
perannya di kemudian hari. Ayah sebagai otak dalam keluarga mempunyai beberapa tugas pokok yaitu : ayah sebagai pencari
nafkah. Ayah sebagai suami yang penuh pengertian akan memberi rasa aman. Ayah sebagai pelindung. Bagi anak laki
– laki ayah menjadi model dan teladan untuk perannya kelak sebagai seorang
laki – laki. Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas,
bijaksana dan mengasihi keluarga. Peran ayah untuk perkembangan peran jenis pada anak
perempuan juga penting. Dijelaskan oleh Setiono 2011 : 98 menyatakan bahwa ketakhadiran seorang ayah pada anak
perempuan kurang berpengaruh, tetapi penelitian lain menunjukkan bahwa figure ayah penting bagi anak perempuan di awal masa
remaja dalam mempelajari lawan jenisnya. Anak perempuan dengan ibu janda akan memperlihatkan sikap malu dan perasaan
tidak enak bisa berada di sekitar anak laki – laki berbeda dengan
anak perempuan yang hidup bersama ayah – ibunya, akan lebih
tegas terhadap anak laki – laki umumnya, malah akan memberikan
respon, kepada kaum pria. Jika seorang anak perempuan diasuh oleh ibu saja, tampaknya akan memperoleh konsekuensi yang
disebabkan perubahan perilaku ibu, yang menyebabkan anak perempuannya kurang bergaul dengan pria, mereka cenderung
berinteraksi dengan sesama wanita.
c. Peran Ganda pada Ibu Single Parent